"Bidik bulan. Bahkan jika kamu meleset, kamu akan mendarat di antara bintang-bintang" - Norman Vincent Peale
Barisan kalimat motivasi yang populer disampaikan oleh seorang penulis buku fenomenal "The Power of Positive Thinking", Norman Vincent Peale ini benar-benar menjadikan kita khususnya saya untuk terus mempunyai harapan besar dan mimpi yang tinggi.
Untuk mencapai hal itu bukan hal mudah karena perlu keberanian dan keteguhan hati yang besar pula. Bagi saya pribadi, saya berusaha untuk terus bermimpi, meletakkan batu-batu loncatan untuk mencapai keberhasilan itu.
Hal ini tentunya dapat juga berlaku bagi Kota Malang yang mulai berkembang secara signfikan di berbagai bidang. Tentunya perlu effort dan cerdas membaca peluang hingga membuat kota ini terbuka pada perubahan zaman dan teknologi yang semakin berkembang pesat ini.
Satu kata kunci harus Kreatif!
Salah satu peluang yang sangat mungkin adalah membangun kerjasama dan adanya kolaborasi berbagai sektor yang saling mendukung dan progresnya akan berkelanjutan hingga akhir zaman.
Seperti kata Sam WES dalam tulisan saya sebelumnya bahwa :
"Dahulu orang menuliskan hal-hal bersejarah di atas batu yang kemudian disebut prasasti. Saat ini, orang menuliskannya di dalam sebuah buku juga bisa disebut sebagai prasasti. Gedung bersejarah di dunia ini yang umurnya lebih dari 1000 tahun itu hanya ratusan, namun manuskrip atau buku-buku atau kitab-kitab jumlahnya jutaan. Inilah bukti bahwa buku bertahan lebih lama daripada bangunan fisik.” – Sam WES (Wahyu Eko Setiawan)
Tampak jelas bahwa dunia literasi sangat berpengaruh bagi perkembangan sebuah peradaban yang akan menjadi bukti sebuah perjalanan sejarah sebuah daerah.
Berangkat dari sinilah Kasie Pengembangan Ekonomi Kreatif Disporapar Kota Malang Kota Malang Bapak Agung Harjaya Bhuana menggandeng seniman seni rupa kota Malang dan Bolang Kompasiana untuk mewujudkan mimpi besar Kota Malang dengan membuat data base Seniman Seni Rupa Kota Malang dan memasukkannya pula dalam sebuah buku.
Kolaborasi Bolang Kompasiana dengan Perupa Kota Malang
Kerjasama Bolang Kompasiana dengan ASN Bappeda Kota Malang yang juga pakar Cagar Budaya ini bukan hal baru karena sudah terjalin sejak tahun 2018 di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.
Hal ini terbukti dengan lahirnya buku yang bertajuk 17 Kampung Tematik Kota Malang (2018) dan Gastronomi Legendaris Kota Malang (2019) yang merupakan langkah awal menuju sebuah mimpi besar kota Malang.
Dialog Mbois Kreatif yang digelar di Kopitiam Djiwa Baroe (Morse) di hall lantai 2, Jl. Truojoyo 4 Malang ini merupakan even bergengsi untuk melanjutkan perjalanan mimpi ini.
Koordinator Bolang Kompasiana, M. Yunus Nasuha juga Ketua Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM) Kota Malang, Bambang Randika dengan senang hati memulai kerja sama ini.
Harapannya semua aspirasi dan karya perupa yang diangkat oleh para penulis (Bolang Kompasiana) menjadi hal penting dan bermanfaat ke depannya.
Dalam kegiatan zoom meeting yang diadakan sebelumnya telah disepakati perlunya sebuah forum diskusi yang menyatukan antara penulis dengan perupa. Forum ini dinamakan Forum Grup Discussion (FGD) sebagai forum klarifikasi antara penulis dengan perupa yang ditulisnya, sehingga terjadi kesinambungan data dan juga rasa.
Kekuatan Data
Dalam kegiatan yang melibatkan Pemerintah Daerah, Bolang Kompasiana dengan Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM-ART) Malang sebuah asosiasi seniman seni rupa di kota Malang ini menggagas perlunya data base seniman (seni rupa) kota Malang.
Bapak Agung menegaskan perlunya data base yang dalam hal ini data perupa Kota Malang merupakan pemetaan yang dilakukan melalui proses analisis, intervensi, dan fasilitasi. Jika semuanya sudah dilalui dan terekam baik maka selebihnya tinggal menambahkan dan memperbaharui.
Kekuatan data melebihi adanya gelar pameran. Pameran merupakan sebagian kecil dari proses pendokumentasian. Kekuatan yang besar adalah data dan gagasan yang ditampung sehingga menjadi induk yang mudah dicari dan tepat sasaran.
Sebuah kebanggaan, saya dapat terlibat dalam project ini meskipun saya masih baru bergabung dalam Komunitas Bolang Kompasiana.
Dalam even ini saya mendapat kepercayaan untuk menulis dua seniman; almarhum Mbah Yit (Suyitno) sang master lukisan palet dan pelukis aliran Dekoratif Kontemporer Sapto N. Ayu.
Menuju Kota Kreatif Dunia
Bapak Agung juga menyatakan bahwa saat ini Kota Malang sedang mengajukan sebagai Kota Kreatif Dunia UNESCO tahun 2025. Sebuah mimpi besar yang patut kita apresiasi, kita dukung dan sebisa mungkin turut terlibat di dalamnya.
Sangat Wow, sebab hal ini menurut saya sangat layak bagi Kota Malang yang sangat kaya dengan budaya dan segudang kreativitas. Berbagai kalangan baik tua, muda juga anak-anak sangat berpotensi untuk terus menciptakan kreativitas; baik sektor sejarah, budaya, kuliner dan gastronomi dan masih banyak lagi.
Sebuah hal yang tak kalah penting adalah terkoordinasi dan terdatanya seniman (dalam hal ini seniman seni rupa) kota Malang yang berjumlah 100 orang. Melalui even ini sebagai tahap awal 21 penulis yang terdaftar dan tergabung dalam Bolang Kompasiana diberikan kepercayaan menulis 30 perupa.
Tantangan dan kendala baik secara teknis maupun di lapangan pasti akan muncul seiring perjalanan gawe besar ini, namun dengan koordinasi dan komunikasi yang berlangsung terus menerus dipastikan akan membuahkan hasil yang membanggakan.
Tidak menutup kemungkinan hal ini akan berkelanjutan untuk menulis perupa-perupa yang lain juga seniman-seniman yang lain yang ada di kota Malang ini.
Lagi-lagi kekuatan datalah yang akan menggiring keberhasilan kegiatan ini. Dengan terdatanya seniman seni rupa di kota Malang ini maka penelusuran, kebutuhan dan kepentingan masing-masing pihak akan dapat terfasilitasi.
Pemerintah Daerah mempunyai kebanggaan sebagai Kota Kreatif (tingkat dunia), perupa kota Malang semakin terangkat nama dan karya-karyanya, penulis pun pasti akan bangga menjadi bagian sebagai penginput data dan informasi penting tentang seniman seni rupa kota Malang. Sebuah simbiosis mutualisme yang menarik dan saling memberi kebermanfaatan.
Tentunya dengan kekuatan ini akan memberikan sumbang sih yang penting dalam mendukung Malang Goes to World's Creative City 2025 dalam sub sektor "New Media Art" di mana seni rupa dan literasi perlu diperkuat.
Malang Mbois Ilakes! Salam Literasi! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H