Setelah melalui proses yang sangat berat dan panjang akhirnya Ibu mengabulkan permintaan Bagus tanpa merugikan putera sulungnya, Danang. Sebagian dari sawah dan kebun kopi yang menjadi bagian dan hak Bagus dijual.
Tanpa sepengetahuan Bagus, sebagian sawah dan kebun kopi yang menjadi hak Bagus dibeli oleh Danang, kakak kandungnya sendiri.
Bagus pun menerima bagiannya dan sejak saat itu ia tak lagi mau pulang ke kampung halamannya. Ia hidup dan menikah dengan Tika, mojang priangan dan menjadi pengusaha sukses di Jakarta.
***
Tiba-tiba Bagus mengerang dan berteriak keras. Meja kristal di hadapannya hancur berantakan. Mengucur darah segar di kedua pergelangan tangan dan lengannya. Tika yang masih sesenggukan kembali menegaskan kata-katanya.
“Benar pa, Mas Danang yang telah memberikan ginjalnya padamu. Ia tak memperbolehkan aku memberitahumu bahwa ia yang mendonorkan ginjalnya untukmu, ia juga yang menolak uang ganti ginjal darimu”. (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
"Baik-baiklah pada saudaramu, mereka adalah hubungan terbaikmu di masa lalu dan akan selalu bersamamu di masa depan." -Baz Lurhmann