Takdir membelenggu
di sudut yang terhempas
Sudahlah biar hanya untukku
supaya diamku menjadi emas
Meski sesak dan dada tersumbat
meski hampa dan jiwa tercekat
Seolah terpasung tiada daya
meringkuk di sudut tiada cahaya
Kupejamkan mata
memandang luasnya mimpi dan asa
Saat risau meraja
biar ia puas berkuasa
Baca juga: Puisi : Terkepung Sesal
aku tak ingin menangis, Kekasih
tak ingin pula aku mengeluh
apalagi mengesah
meski aku selalu disergap sepi
Sepi itu genderang perang
penuh ribuan pelor beradu
Sepi itu gemerlap pesta
gemuruh letusan balon berpadu
Aku terkepung rindu,
dan aku hanya bisa membisu
Baca juga: Puisi : Tunggu, Nanti Aku Akan Menulismu
sudahlah biar...
biarlah sudah...
Menjelang Hari Puisi, 27 April 2024 (Yy)
Baca juga: Putiba: Gersang, Luka, dan Mimpi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!