Setiap kali melewati Bendungan Lahor dan Bendungan Sutami (dulu Bendungan Karangkates), saya selalu terhipnotis untuk berhenti sejenak dan mengambil gambar di atas jalur alternatif dari kota Malang menuju kota Blitar ini.
Hamparan biru air bendungan berpadu dengan hamparan langit biru yang berhias awan - awan putih yang lembut laksana kapas bertebaran. Pemandangan eksotis ini dipisahkan hamparan tumbuhan hijau sepanjang batas air dan langit.
Betapa keelokan alam ini membuat kita selalu bersyukur atas keagungan Tuhan yang dengan kuasa-Nya telah menciptakan alam semesta nan indah bagi semua makhluk-Nya di dunia.
Terbersit tanya dalam benak, akankah keindahan ini akan abadi dan juga dapat dinikmati oleh anak cucu kita di masa mendatang.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi keberlangsungan hidup segala makhluk. Air menjalankan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air menunjang proses metabolisme tubuh manusia.
Selain mempunyai fungsi utama dalam hidup manusia, air juga sangat menunjang kebutuhan hidup manusia sehari-hari.Â
Bendungan Lahor
Bendungan Lahor yang mempunyai luas 2,6 km2 atau 260 Ha ini dibangun di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Â
Bendungan ini dibangun untuk membendung Sungai Lahor, salah satu anak Sungai Brantas.Â
Sungai Brantas merupakan sungai terbesar di Jawa Timur yang sumber mata air utamanya adalah di Arboretum yang berada di desa Sumberbrantas, kota Batu.
Air yang dibendung ini dapat dialirkan ke Bendungan Sutami (dulu bernama Karangkates) melalui sebuah terowongan berdiameter 3 meter sepanjang 822 meter yang dibangun bersamaan dengan dibangunnya bendungan ini.
Bendungan Lahor berada di sisi kanan  jalan raya utama Malang - Blitar dan berada di sisi Utara Bendungan Sutami. Bendungan ini merupakan salah satu dari dua bendungan yang berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Blitar, Jawa Timur.Â
Bendungan Lahor mulai dibangun pada tahun 1973 dan selesai pada tahun 1977, tiga tahun setelah Bendungan Karangkates atau Sutami diresmikan oleh Presiden Soeharto.  Pembangunan bendungan ini menelan biaya sebesar ¥ 11,712 milyar dan hingga kini kedua bendungan ini dikelola oleh Perum Jasa Tirta I dan untuk pengelolaan PLTA menjadi urusan PT Pembangkitan Jawa-Bali (UP Brantas).
Pada tahun 1977 tepatnya tanggal 12 November Bendungan Lahor diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Sutami bersamaan dengan peresmian Bendungan Wlingi dan perbaikan Kali Porong.Â
Empat tahun kemudian di tahun 1981, Bendungan Karangkates sendiri berubah menjadi Sutami sebagai penghargaan dan kenangan atas jasa Ir. Sutami.
Peran Penting Bendungan Lahor
Bendungan yang terletak di Jl. Bend. Lahor No.27, Ngreco, Karangkates, Kec. Sumberpucung ini mempunyai peran penting dalam upaya menjaga keberlangsungan kehidupan.Â
Bendungan ini memiliki beragam fungsi yang menunjang kehidupan ekosistem dan lingkungan sekitarnya. Peran dan fungsi bendungan ini antara lain adalah :
- Penyuplai air untuk unit III PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Sutami. Bendungan ini menyuplai 1 pembangkit 3500 KWh (7.220 KWh/tahun), sedangkan Bendungan Sutami menyuplai 2 pembangkit 3500 KWh.Â
- Penyedia air irigasi untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.100 hektar di musim kemarau.
- Pengendali banjir dan sendimentasi. Bendungan ini mempunyai kemampuan mengurangi debit banjir dari 790 m3 / detik menjadi hanya 150 m3/detik
- Tempat budidaya perikanan darat yang merupakan salah satu penyumbang perekonomian yang terbesar di Kabupaten Malang dalam bentuk Keramba Jaring Apung (KJA). Ikan-ikan yang dibudidaya ini ditampung di pasar ikan di dekat bendungan. Beberapa ikan yang dibudidaya seperti gurami, bandeng, mujaer, betik, tombro, bader dan wader pari.Â
- Tempat pariwisata dan area pemancingan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan memberdayakan UMKM setempat
- Sebagai sarana penelitian
Destinasi Wisata yang Eksotik
Selain berperan besar dalam suplai pembangkit listrik dan pengairan, Bendungan Lahor menjadi destinasi wisata yang menarik.Â
Tanpa memasuki area wisata dengan hanya membayar biaya retribusi (seperti tol) sebesar Rp 3.000,- saja kita dapat berswa foto atau mengambil momen indah di atas tembok bendungan yang dapat dilewati mobil ringan dan sepeda motor.
Sebelumnya hanya kendaraan pribadi saja yang boleh lewat, namun saat ini minibus travel antar-kota-antar-provinsi sudah bisa melintasinya. Spot umum dengan background alam yang eksotik sangat sayang untuk dilewatkan.
Sebagai destinasi wisata, di kawasan Bendungan Lahor menyediakan berbagai wahana hiburan. Terdapat area bermain anak, outbond, dan wisata mengendarai perahu motor berkeliling bendungan.Â
Bersantai di gazebo sambil menikmati ikan nila bakar, menu khas kuliner di sana juga sungguh terasa nikmat.Â
Ikan bakar yang bisa dinikmati di depot-depot aneka kuliner di pinggiran danau ini berasal dari ikan yang masih segar, diambil langsung dari keramba atau hasil pancingan di bendungan.
Bagi wisatawan yang ingin membeli ikan, terdapat beberapa penjual ikan segar yang harganya cukup terjangkau.
Upaya Menjaga Keberlangsungan Kehidupan
Seperti telah diulas sebelumnya, peran dan fungsi Bendungan Lahor ini sungguh besar dan penting bagi keberlangsungan kehidupan yakni sebagai penyedia air untuk PLTA, penyedia irigasi sawah dan lahan pertanian, pengendali banjir dan sendimentasi, serta pengembangan sektor budidaya perikanan darat.
Namun demikian upaya menjaga kondisi fisik bendungan dan lingkungan sekitarnya juga terus dilakukan secara terus menerus, sehingga tetap lestari dan tetap dapat berfungsi dengan baik.
Sebagai contoh adalah upaya Perum Jasa Tirta (PJT) I yang terus bersinergi dengan masyarakat melalui edukasi kepada masyarakat Keramba Jaring Apung (KJA) yang ada di kawasan Bendungan Lahor dan Sutami. Edukasi ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi tentang pentingnya menjaga fisik dan lingkungan bendungan.Â
Hal ini diperlukan agar masyarakat KJA dapat memahami bahwa area budidaya perikanan yang mereka kelola tidak memasuki zona suaka bendungan yang menjadi tempat pelestarian ekosistem dan habitat perairan bendungan.
Sebagai bagian dari masyarakat yang turut menikmati peran besar bendungan ini, saya juga merasa harus terlibat dalam upaya menjaga keberlangsungan kehidupan ini.Â
Hal-hal sederhana yang dapat saya lakukan adalah dengan menghemat air, listrik dan menjaga kelestarian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana namun terkadang juga terasa sulit.Â
Harus bisa, demi keberlangsungan kehidupan!Â
Salam Lestari ! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H