Nasi putih adalah makanan utama bagi masyarakat Indonesia. Bagi banyak orang berpendapat, belum kenyang kalua belum makan nasi. Hal ini pun merupakan pengalaman pribadi penulis. Belum pas kalau belum makan nasi meskipun sudah makan setangkup roti dan segelas susu.
Dalam kunjungan Presiden RI Joko Widodo untuk memberikan santunan beras pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Tangerang Selatan, Senin (19/02/2024) lalu menyampaikan bahwa terjadi gagal panen yang disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca menjadi penyebab harga beras di seluruh dunia, termasuk Indonesia mengalami kenaikan.
Fenomena kenaikan harga beras belakangan ini sangat berpengaruh bagi masyarakat, terlebih oleh kaum marjinal. Namun, dengan kondisi ini membuat masyarakat semakin kreatif untuk mengolah beras secara lebih hemat hingga nasinya tak terbuang sebutir pun.
Di kampung tempat tinggal penulis, ada satu Ibu tua bernama Ibu Parmi yang hidup sendiri tidak punya keluarga dan sanak saudara. Hidup menumpang di satu warga dan untuk bertahan hidup selain hanya mengandalkan belas kasih warga setempat beliau juga mengumpulkan nasi sisa warga kampung dan mengolahnya menjadi makanan yang masih layak dikonsumsi.
Dengan keterbatasan fisik; pendengaran yang sudah menurun dan dengan kaki yang sakit, beliau mengolah nasi sisa dan dijual kembali dalam bentuk karak dan rengginang.Â
Jika nasi yang ia peroleh sudah agak rusak atau biasa disebut dengan nasi aking, dengan telaten beliau membersihkan kemudian menjemur nasi aking tersebut lalu dijual kembali sebagai pakan ternak.
Ibu Parmi adalah salah satu dari begitu banyak masyarakat marjinal yang merasakan dampak naiknya harga beras dan dengan keterbatasannya mengolah makanan sisa tersebut menjadi makanan yang dapat dikonsumsi kembali.
Diolah Menjadi Rengginang
Nasi sisa yang masih layak konsumsi dengan ciri tidak bau dan berlendir dapat diolah menjadi makanan lain yang tak kalah enak. Seperti Ibu Parmi tersebut di atas, nasi sisa dapat diolah menjadi kudapan yang dapat dijual kembali, baik berupa mentah maupun yang sudah matang (digoreng).
Rengginang tak asing bagi penggemar camilan tradisional. Kudapan khas Jawa ini diolah dari nasi atau beras ketan yang bertekstur renyah dan rasanya gurih. Di pasar tradisional terdapat banyak varian rasa rengginang; original atau bawang, terasi, dan udang. Tak hanya itu, di toko oleh-oleh rengginang kini hadir dengan rasa barbeque, pedas manis, keju, balado dan masih banyak lagi.
Masa kecil penulis juga tak asing dengan aktivitas membuat rengginang ini. Ibu selalu mengolah nasi sisa menjadi kerupuk puli dan rengginang untuk konsumsi keluarga, sebagai kudapan juga sebagai pelengkap menyantap sarapan, makan siang dan makan malam.
Resep sederhana rengginang nasi sisa dan bisa dicoba!
Bahan :
- 500gr nasi sisa
- 1 pack terasi kemasan kecil
- 3 siung bawang putih
- ½ sdm garam
- ½ sdm ketumbar
- 1 sdm kaldu bubuk
- 2 sdm tepung tapioca/kanji
Cara membuat :
- Haluskan bahan bumbu: terasi, bawang putih, garam, ketumbar dan kaldu bubuk
- Campurkan dalam nasi, tambahkan tepung tapioca lalu diaduk hingga tercampur rata
- Kukus nasi yang sudah bercampur bumbu selama kurang lebih 15 menit
- Cetak bulat pipih (saya menggunakan tatakan gelas)
- Susun dalam nampan lalu jemur di bawah terik matahari sampai kering
- Setelah kering dapat langsung digoreng dan disajikan. Dapat juga disimpan dan digoreng jika diperlukan
Sudah bukan rahasia, rengginang ini kudapan gurih dan renyah yang sangat populer dan disukai berbagai kalangan. Pengembangan produk rengginang kini makin modern membuat produk kerupuk rengginang dengan aneka varian rasa dengan performa yang menarik menjadikannya produk yang berkelas.
Olahan dari Nasi Sisa Semakin Variatif
Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat Indonesia pun menjadi semakin kreatif. Banyak hal-hal baru yang dapat diadaptasi untuk mengatasi permasalahan yang tengah terjadi dalam kehidupan, termasuk menghadapi harga beras yang semakin melambung.
Rengginang hanya salah satu contoh hasil olahan sederhana dari nasi sisa. Masih banyak olahan nasi sisa selain dibuat rengginang, kerupuk puli, dan nasi goreng. Gempuran informasi melalui kanal YouTube, Tiktok dan media sosial lainnya justru membuat masyarakat dapat mengolah nasi sisa menjadi makanan kekinian yang tak kalah nikmat.
Menu-menu baru olahan nasi sisa dapat menjadi makanan untuk sarapan, bekal dan kudapan di sore hari. Dengan bekal pengetahuan dari media sosial kita dapat mengolah nasi sisa ini menjadi cireng, cilor, sempol, kimbab, burger, pizza, sushi, aneka kue dan masih banyak lagi.
Yuk kita berkreasi… Beras mahal, jangan sampai membuang nasi sisa. Salam sehat. (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H