“Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.” – Ir. Sukarno (Presiden pertama Indonesia, Proklamator)
Sepenggal kalimat bijak Bung Karno, presiden pertama Indonesia di atas menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dan harus dijaga kelestariannya sepanjang masa. Hanya bangsa Indonesia yang berhak mengolah semuanya hingga menjadi negara yang mandiri dan disegani oleh seluruh bangsa di dunia.
Kata bijak Bung Karno merupakan obor semangat bagi seluruh generasi penerus bangsa. Bukan hanya sekedar membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme, melainkan beliau juga ingin para generasi penerus bangsa ini mampu memandang realitas kondisi bangsa yang tercinta ini, menjaganya bahkan hingga tetes darah penghabisan.
Setelah kita mengikuti perjalanan ke Batu bersama para siswa kelas 7 dan kelas 8, sembari selalu mengibarkan bendera Spirit and Joyful, kini kita bersama siswa kelas 9 menjelajah sejarah dan perjalanan tokoh yang sangat istimewa dan penting bagi Indonesia. Tokoh istimewa ini adalah Ir. Sukarno atau lebih akrab dipanggil Bung Karno sang Proklamator dan presiden pertama negara Republik Indonesia.
Sesuai dengan tema IL (Integrated Learning) yang merupakan kolaborasi mapel PPKn dan IPS, para siswa kelas 9 melaksanakan outdoor learning di Wisata Edukasi Kampung Cokelat dan Makam Bung Karno di Kota Blitar.
Belajar di Kampung Coklat
Sebelum berziarah dan belajar di Kompleks Makam Bung Karno, rombongan siswa kelas 9 ini dihantar mengunjungi obyek Wisata Edukasi Kampung Coklat, sebuah UMKM kelas menengah yang sudah mendunia.
Kampung Coklat ini berlokasi di Jl. Banteng Blorok No. 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Dalam Kampung Coklat terdapat tempat pembudidayaan tanaman coklat yang dikelola oleh warga setempat.
Kampung Coklat Blitar milik Bapak Kholid Mustofa ini telah dibina oleh BSN hingga mendapatkan sertifikat SPPT SNI 7934:2014 Cokelat dan Produk-produk Cokelat dan ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Sertifikat SPPT SNI 7934:2014 Cokelat dan Produk-produk cokelat ini merupakan bukti bahwa produk cokelat olahan Kampung Coklat ini telah berizin resmi. Sebuah validitas yang telah memenuhi standar perkembangan teknologi terutama dalam persyaratan mutu dan cara uji, melindungi kesehatan konsumen, menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab, serta mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri olahan kakao.
Berkunjung di tempat ini para siswa tidak hanya menikmati keindahan pohon-pohon kakao di sekelilingnya, tetapi juga mengenal lebih dalam cara menanam kakao serta praktik langsung membuat olahan makanan dan minuman dari coklat yang inovatif dan kekinian.
Setelah bersama belajar menanam biji kakao, para siswa diajak untuk mengetahui berbagai jenis produk olahan dari cokelat juga dapat dibelanja di tempat ini sebagai oleh-oleh.
Semua produk ini dipanen sendiri dan diproduksi mandiri menjadi berbagai jenis olahan, seperti : coklat original, coklat krispi, coklat rasa buah jeruk dan apel, coklat bubuk, coklat susu, dan dark coklat beragam varian.
Selain itu coklat yang diproduksi Kampung Coklat Blitar ini juga diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan, seperti brownies, dodol coklat, dan masih banyak lagi.
Selain belanja di minimarket Kampung Coklat, para pengunjung dapat membeli olahan makanan khas coklat dari para penjual atau UMKM yang terdapat di kawasan tersebut. Segala macam jajanan olahan coklat juga tak kalah variative; seperti es coklat kekinian dan juga mie coklat yang menjadi makanan favorit.
Tak Kalah dengan Swiss dan Belgia
Setelah turut menjelajahi Kampung Coklat, semakin tampak keterkaitan antara spirit Bung Karno dengan upaya bangsa Indonesia merawat, memelihara, dan menjaga kekayaan alam sebagai kebanggaan negeri pada dunia.
Coklat atau kakao merupakan hasil produksi Indonesia terbesar ketiga dunia. Sebuah kekayaan alam yang patut dibanggakan tidak hanya dengan kata-kata atau pujian melainkan patut kita olah dan menjadi produk yang mendunia.
Seperti kita ketahui Swiss dan Belgia merupakan negara yang mengklaim sebagai penghasil coklat yang enak dan berkualitas, namun patut kita tahu dan berbangga bahwa produk cokelat yang dengan intensif dibudidayakan di Kampung Coklat Blitar Jawa Timur ini tak kalah lezat dari kedua negara Eropa Barat tersebut.
Seperti pesan Bung Karno, kekayaan alam berupa kakao atau apapun yang tumbuh dan hidup di atas tanah Indonesia ini merupakan warisan yang harus diolah dan dijaga oleh kita sendiri sebagai pemilik bangsa Indonesia. Dan sangat boleh menjadikan negara-negara di dunia iri melihatnya.
Mengenal Bung Karno Sang Proklamator
Setelah belajar secara langsung tentang budidaya coklat sekaligus menikmati hasilnya di Kampung Coklat, para siswa mengunjungi Makam presiden pertama Indonesia, Bapak Ir. Sukarno atau atau Bung Karno.
Bung Karno adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Indonesia yang lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Bung Karno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta dan dimakamkan di tanah di mana beliau dibesarkan yaitu di Kota Blitar, Jawa Timur.
Soekarno memiliki peran sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia, sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia juga sebagai presiden pertama Indonesia.
Di kompleks Makam Bung Karno ini, para siswa mengunjungi beberapa tempat yang sarat dengan pengetahuan dan wawasan tentang seorang Bung Karno. Yuk kita ikuti apa saja yang dapat kita peroleh di tempat ini :
1. Berziarah di Makam Bung Karno
Berziarah ke makam Bung Karno merupakan tujuan utama mengunjungi tempat ini. Para siswa berziarah dengan berdoa dan mengenang semua jasa-jasa beliau bagi bangsa Indonesia selama hidupnya.
2. Belajar Sejarah di Museum Bung Karno
Museum ini menyimpan sejarah Bung Karno berupa foto-foto ketika masih belia hingga menjadi presiden. Selain foto terdapat koleksi barang-barang milik beliau yang dipergunakan sepanjang hidupnya seperti; koper dan baju-baju sebagai benda saksi perjuangan beliau.
3. Perpustakaan Proklamator Indonesia
Dalam koleksi Memorabilia Perpustakaan Proklamator Bung Karno, para siswa diajak belajar sejarah dengan cara yang lebih menyenangkan, dengan melihat langsung benda peninggalan Bung Karno sambil mendengarkan kisah perjuangan Sang Bapak Bangsa yang dituturkan oleh pustakawan di sana.
Para siswa dapat membaca koleksi buku dan literatur sejarah bangsa Indonesia yang tersimpan di Perpustakaan ini. Peminjaman buku dapat diizinkan hanya bagi warga Blitar saja.
4. Mengunjungi Kios-Kios Sovenir Khas Blitar
Sama halnya dengan daerah wisata lainnya, di kompleks Makam Bung Karno kita dapat menikmati souvenir atau buah tangan yang dijual di kios-kios sepanjang jalan dari area makam menuju area parkir bus.
Kios-kios di Pasar Oleh-Oleh ini menjual aneka macam buah tangan berupa gantungan kunci, asbak, tas anyaman, ikat pinggang, t-shirt dan masih banyak lainnya. Depot-depot makanan yang menyajikan kuliner khas Blitar pun banyak terdapat di tempat ini.
Bela Negara Cinta Produk Dalam Negeri
Tak kenal maka tak sayang, pepatah ini sungguh sangat tepat. Dapat diartikan jika generasi penerus bangsa tidak diperkenalkan pada sosok pahlawan yang sangat berjasa bagi negeri ini maka jelas mereka juga tak akan mampu meneladani sikap nasionalisme dan patriotisme yang membara dalam diri sosok pahlawan itu.
Demikian juga dapat diartikan jika generasi penerus bangsa tidak diperkenalkan dengan produk-produk berkualitas dari kekayaan alam negeri ini, maka mereka pun tak akan mampu mencintai, menggunakan, menjaga atau melestarikannya sebagai sebuah warisan berharga dari para pendahulu.
Apalagi di tengah terpaan perkembangan teknologi modern saat ini, nilai-nilai karakter cinta tanah air dan bangsa, jiwa bela negara akan mudah luruh jika tidak dibangun secara terus menerus di setiap generasi.
Sesuai dengan tema outdoor learning kelas 9 ini, terdapat poin-poin penting dapat dipetik antara lain :
1) Sikap dan keteladanan seorang Bung Karno yang patut diteladani adalah sikap membela negara dan kepahlawanan; seperti :
- Sikap cinta tanah air atau patriotisme
- Sikap nasionalisme atau rasa kebangsaan
- Sikap tenggang rasa, saling menghargai, saling menghormati.
- Sikap bertanggung jawab.
- Sikap pantang menyerah dan tahan penderitaan.
2) Menghargai dan menggunakan produk dalam negeri sebagai perwujudan kelima sikap di atas
Dengan demikian dapat ditarik benang merah bahwa dengan kita mencintai, menghargai dan menggunakan produk dalam negeri maka kita telah mencerminkan rasa bela negara karena rasa cinta yang dalam pada negara dan bangsa ini. Bangsa yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah dan diperjuangkan hingga merdeka oleh para pahlawan, terutama oleh seorang Bung Karno.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” – Ir. Sukarno (Presiden pertama Indonesia, Proklamator)
Salam Literasi! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H