Politik yang baik tidak memecah belah, bahkan justru menggiring pada terwujudnya pesta demokrasi yang damai, jujur dan adil meskipun dalam perbedaan.
Berbanding terbalik, dalam tahun politik saat ini kita dihadapkan pada maraknya kasus intoleransi karena sebuah fanatisme sebagai kedok untuk memecah belah. Merasa pilihannya adalah “si paling” hingga praktik adu domba dan saling menghasut tak dapat dikendalikan.
Dalam hal ini media sosial merupakan tempat sampah, di mana ujaran-ujaran kebencian baik deretan kata-kata maupun visual bertaburan tak terkendali.
Adab dan attitude menjadi hal yang remeh sehingga apa yang keluar dari diri hanya sebuah kesombongan dan arogansi. Mirisnya ini juga dikumandangkan oleh generasi muda kita, yang seharusnya menjadi penggerak dan penyalur perdamaian itu sendiri bukan sebaliknya.
Sebagai umat kristiani kita harus bijaksana menghadapi semua ini. Lagi-lagi hanya kasih yang mampu membawa sikap rendah hati untuk menjaga keutuhan persatuan dalam perdamaian.
Natal merupakan refleksi bagaimana kita mampu menjaga perdamaian dengan kasih dan semangat Natal yang menghadirkan damai sejahtera dan sukacita bagi segala makhluk di bumi.
Damai di Bumi, Damai di Hati
Betapa indahnya ketika kedamaian tercipta dalam segala hal dan situasi, apalagi tercipta dalam pesta demokrasi yang akan kita rayakan sebentar lagi.
Damai tercipta dalam kesadaran bahwa perbedaan jangan sampai penyebab keretakan sebuah persatuan, namun lebih dari sebuah hak pribadi yang harus dihormati.
Melalui pesan Natal tahun 2023 ini, gereja mengajak kita untuk memuliakan Allah, dengan:
- Damai sejahtera (shalom) sebagai suasana hidup yang damai, rukun, dan tenteram, tidak hanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antar sesama umat manusia dan antara manusia dengan alam semesta.
- Menghadirkan Natal sebagai wujud karya penebusan Allah dengan berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan.
- Bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan.
- Membangun hubungan yang harmonis antarumat manusia tetapi juga perlu upaya-upaya untuk menjaga dan merawat alam semesta.
- Semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup, seperti pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, serta pencemaran air, tanah, dan udara yang sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk.
- Mewujudkan damai sejahtera melalui media sosial dengan terus menerus menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, setiakawan, dan tenggang rasa.
- Mewujudkan damai sejahtera di tengah kehidupan keluarga, Gereja, masyarakat, dan bangsa. Secara khusus kita berdoa untuk perdamaian di daerah-daerah yang masih terjadi konflik dan kekerasan.
Poin-poin pesan Natal ini mengajak kita bertolak ke tempat lebih dalam (duc in altum) dengan berani melangkah menjadi lebih baik dengan keluar dari zona nyaman yang membuat kita hanya mampu menerima keadaan tanpa ada upaya mengubah situasi menjadi lebih baik.