Ulasan ini berikut arsitektur gedungnya dapat dibaca artikel saya sebelumnya: Orisinalitas Gedung Cor Jesu Malang sebagai Cagar Budaya
Master Piece Bangunan Era Kolonial Belanda
Bangunan Cor Jesu dirancang oleh Westmaas dari Surabaya dikerjakan sesuai keinginan, konsep dan rencana Sr. Angele Flecken, seorang pemimpin muda biara Ursulin di komunitas Kepanjen, Surabaya pada waktu itu.
Rencana dan konsep ini disampaikan pada Monsigneur Staal, satu-satunya uskup Batavia (Vikaris Apostolik Batavia 1893-1897) di Indonesia ketika berkunjung ke Surabaya pada Juli 1895.
Pada 6 Februari 1900, tiga orang biarawati Ursulin terpilih, Sr. Xavier, OSU, Sr. Aldegonde, OSU dan Sr. Martha, OSU datang dari Surabaya dengan mengendarai kereta api.Â
Kedatangan mereka disambut oleh Tuan Hoefsmit dan Tuan van Maren. Setibanya di Tjelaket (Celaket) mereka juga disambut meriah oleh Pastor Jonckbloet dan beberapa warga.
Gedung Sekolah dan Asrama Putri (internaat)
Setelah segala persiapan matang, bangunan sekolah dan asrama pun mulai dibangun. Dalam prasasti peletakan batu pertama tertulis 3 Desember 1900 dengan mengerahkan 200 pekerja.
Bangunan sekolah dan asrama putri pertama di Malang ini dibangun cukup cepat oleh arsitek Willem Westmaas sr. (1848-1914) pada tahun 1900 secara bertahap.
Hasil inspeksi pemerintahan Belanda, proses pendidikan mendapat nilai amat baik. Hal ini merupakan berita bagus sehingga segala bentuk proses mendapatkan kemudahan, sekalipun pada saat itu terkendala pada pendanaan.
Komplek besar bangunan Cor Jesu di kawasan Celaket ini merupakan kawasan vital dan strategis sejak sebelum status kota Malang sebagai Geemente atau Kotamadya (1914).