Selesai menikmati Tari Barong dan berfoto dengan para penari, kami mengunjungi pasar tradisional di depan tempat pertunjukan di Batubulan, Gianyar ini. Harga-harga makanan yang dijual di pasar ini sangat terjangkau, pedagangnya pun sangat ramah.
Pura Tirta Empul
Kunjungan berikutnya kami ke Pura Tirta Empul, sebuah pura Hindu di tengah Pulau Bali. Di pura yang areanya di bawah istana Tampaksiring, Manukaya, Gianyar ini merupakan pura yang di dalamnya terdapat mata air suci yang muncul dari tanah (sesuai dengan namanya Tirta Empul).
Banyak wisatawan yang menyucikan diri atau melukat didahului dengan ritual doa, kemudian menghaturkan canang pada pancoran yang ada dalam kolam di Tirta Empul.Â
Sebelum tahun 1990, pura ini bukan tempat wisata seperti sekarang. Pada saat itu, pura ini hanya digunakan pada saat upacara suci sebagai tempat suci.
Karena tempat ini tempat sakral maka seluruh pengunjung menggunakan pakaian yang sopan dan sebaiknya menggunakan kain selendang yang biasa dikenakan umat Hindu ketika bersembahyang di pura. Bagi wanita yang sedang datang bulan sangat tidak disarankan memasuki pura ini.
Menikmati Danau Batur dari Kintamani
Dalam sebuah restoran besar di kawasan Kintamani kami memandang danau Batur dari kejauhan. Makanan-makanan yang lezat kami santap sambil menikmati danau Batur dari kejauhan. Sungguh alami dan indah. Hmmm... mana sih yang tidak indah di surga dunia ini?
Desa Panglipuran
Tempat yang istimewa yang setelah itu kami kunjungi adalah desa wisata Panglipuran.Â
Minuman tradisional khas Pulau Bali semacam jamu yang segar dan nikmat jika diminum dalam keadaan dingin yang selalu menjadi incaran penulis selain durian adalah "Loloh Cemcem". Minuman herbal berwarna hijau ini dibuat oleh penduduk desa Panglipuran, Kabupaten Bangli yang banyak dikonsumsi untuk menjaga stamina tubuh.