Dwarajala mengalirkan air dari sumber bawah tanah (arung) dengan arah aliran menuju sungai atau kali Bango. Situs ini terletak di sebelah barat kali Bango yang berjarak 750 meter.
Mahakarya pemuda Bulul berupa taman ini sangat eksotis dan melalui inskripsi prasasti Kanuruhan taman Bulul merupakan taman pertama yang ada di kota Malang. Sangat tepat jika kota Malang dikenal dengan Malang kota bunga, dengan mengacu pada isi dari prasasti Kanuruhan tersebut.
Situs Taman dan Telaga yang Hilang
Seiring berjalannya waktu situs taman dan telaga ini hilang tanpa bekas. Sejak tahun 1960 situs ini tak dapat ditemukan karena ditimbun sampah dan tanah berkubik-kubik hingga rata dengan daerah sekitarnya.
Pemilik tanah area situs taman dan telaga pada waktu itu (1960) dikenal dengan panggilan mbah Dasir. Mbah Dasir sang pemilik tanah area situs ini menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan Kotamadya Malang.
Pada waktu itu letak situs ini sangat strategis. Kurang lebih 50 meter sebelah timur area situs ini terletak kantor kelurahan Bunulrejo. Seberang kantor kelurahan ini sampai seberang pasar Bunulrejo dahulu merupakan gedhogan jaran (bahasa Jawa) atau kandang kuda atau stal (bahasa Belanda) dan juga arena berlatih prajurit berkuda kavaleri para meneer Belanda (sekarang Jl. Kavaleri, depan pasar Bunulrejo).
Situs taman dan telaga ini dikenal dengan Kampung Beji dan mempunyai kondisi ekologi kampung yang dilengkapi dengan telaga atau kolam atau beji. Di kawasan situs ini terdapat sumber air bawah tanah yang oleh penduduk dinamai “sumur gumuling”. Dalam Bahasa Jawa gumuling artinya melingkar.
Dalam situs taman dan telaga yang merupakan tempat arca Ganesha ini berada, terdapat goa atau terowongan yang melingkar ke arah sebuah sungai yang terhubung dengan sungai Bango.
Konon terowongan ini ditutup karena merupakan tempat yang biasa dipakai oleh orang yang bermaksud jahat untuk bersembunyi dan melarikan diri. Namun sesuai keyakinan warga setempat, siapa saja yang memaksa masuk ke terowongan itu dipastikan tidak akan pernah kembali.
Serasa Kembali ke Masa Lalu
Sangat mengasyikkan mengenang sejarah masa lalu yang seolah menggiring kita pada pusaran waktu yang tak mungkin dapat terselami kembali. Bagi penulis kisah ini sungguh memukau dan besar keinginan penulis untuk mengajak seluruh pembaca juga dapat menikmati petualangan fantastis ini.