Cuaca yang sangat panas beberapa waktu terakhir tak mengurangi kesejukan yang alami di kawasan pertapaan Karmel, Ngadireso, Tumpang, Kabupaten Malang ini. Memasuki kawasan yang masih sangat natural ini membuat cuaca panas tak lagi terasa menyengat, bahkan terasa sejuk dan menyegarkan.
Gambaran kesunyian sebuah tempat pertapaan sangat terasa sejak memasuki area ini. Para biarawati atau suster-suster Karmelit yang ramah, para pegawai dan petugas sekuritinya juga sangat baik membuat tempat ini sangat ‘welcome’ bagi para pengunjung, peziarah, maupun para peserta retret yang mengunjungi tempat ini.
Pertapaan Karmel dan Gua Maria Sendang Retnoadi ini berlokasi Desa Ngadireso RT 02 / RW 01, Poncokusumo, Tumpang, Malang dengan jarak kurang lebih 25 km dari kota Malang. Tempatnya sangat pas untuk kegiatan meditasi, bertapa, menyepi, dan berdoa.
Sejarah Pertapaan Karmel
Pertapaan Karmel Ngadireso, Tumpang, Jawa Timur ini diresmikan oleh Romo Provinsial JCD Poespowardojo O.Carm pada 8 Desember 1979.
Berawal dari seorang Pastor Karmel (Ordo Fatrum Beatissimae Marie de Monte Carmelo / O.Carm), Romo Yohanes Indrakusuma, CSE (Carmeitae Sancti Eliae) yang lebih akrab dipanggil Romo Yohanes memulai pertapaan dan menyepi di Ngadireso ini.
Romo yang sangat karismatik kelahiran Nganjuk, 8 Juni 1938 ini memilih hidup menjadi pertapa sejak 7 Desember 1979. Dilansir di laman penakatolik.com, beliau mengisahkan bahwa motivasi awal adalah beliau ingin hidup menyendiri dan menghayati hidup kontemplatif di tempat ini.
Dalam hidupkatolik.com beliau menyatakan bahwa beliau merupakan seorang Karmelit dan tersentuh oleh Pembaruan Karismatik. Beliau mempelajari Karismatik lebih dahulu dari segi teologisnya. Beliau seorang biarawan Karmel, beliau juga seorang Karismatik Katolik dan beliau menggabungkan kedua semangat itu.
Tanpa pernah beliau duga cara hidupnya ini menginspirasi banyak orang. Tak sedikit yang ingin bergabung dan menjalankan kehidupan seperti yang beliau lakukan. Banyak orang terpanggil dan ingin mengikuti jejak beliau dan dengan dorongan ini maka lahirlah Kongregasi Suster Putri Karmel yang didirikan oleh Romo Yohanes pada tahun 1982 dan Kongregasi Klerikal Carmelitae Sancti Eliae (CSE) yang berdiri pada 20 Juli 1986.
Dengan semangat yang sama juga terbentuk Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) yang merupakan wadah bagi umat untuk mengalami karunia pembaruan iman untuk mencapai kepenuhan hidup Kristiani. Di luar konggregasi dan komunitas ini juga ribuan orang meneladani semangat ini dengan cara mereka masing-masing.
Semua ini tak lepas juga peranan Bunda Maria yang dipilih Allah sebagai Bunda Penyelamat yang dipakai Tuhan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Bunda Maria mengantar semua orang kepada Putera-Nya Yesus. Maria bukan tujuan. Maria sama halnya para kudus yang lain sebagai alat Tuhan untuk membawa orang kepada Tuhan. Hal ini juga yang Romo Yohanes refleksikan, bahwa karya yang ia lakukan bukanlah karyanya, namun ini merupakan karya Allah semata dan ia hanya “alat kecil” yang dipakai Allah.
Retret Pribadi dan Kelompok
Selain sebagai tempat menyepi, Pertapaan Karmel ini sering dipergunakan untuk aneka kegiatan Rohani baik lokal Malang Raya maupun luar kota bahkan luar Jawa. Tersedia kamar atau penginapan untuk peserta kegiatan retret pribadi atau kelompok tertentu atau kegiatan rohani lainnya. Ibadah pagi dimulai pukul 06.00. misa hari Minggu diselenggarakan setiap pukul 09.30. Ibadah dilanjutkan dengan misa ini selalu dihadiri oleh begitu banyak umat dari berbagai daerah.
Berdoa di Taman Maria Bunda dari Gunung Karmel
Terdapat satu tempat doa di patung Maria Bunda Karmel dan dua Gua Maria di pertapaan Karmel ini. Di area bawah dekat rumah retret terhampar luas taman doa Maria dari Gunung Karmel dan di sisi kananya berdiri kokoh Salib Yesus.
Berdoa dan Bermeditasi di Gua Maria
Di bagian atas, arah lurus dari pintu masuk kita akan mendapati gua Maria yang sangat luas yang merupai koloseum atau amphiteater.
Koloseum (bahasa Latin: Colosseum atau Colisseum; bahasa Italia: Colosseo) adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Amphitheatrum Flavium, yang termasuk salah satu dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Wali kota Vespasianus pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kekaisaran Romawi yang pernah dibangun. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton. [Wikipedia.com]
Gua Maria ini direnovasi dan diberkati oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Uskup Agung Piero Pioppo pada 6 Desember 2019 pada perayaan 40 tahun usia pertapaan Karmel Ngadireso. Sebuah peristiwa istimewa terjadi sebelum malam puncak perayaan. Pemimpin pondok pesantren Az Zainy yang terkenal sebagai pondok rehabilitasi mental, K.H. Zain Baik atau Gus Zain datang mengunjungi pertapaan dan turut bersukacita dengan keberadaan pertapaan Karmel ini serta kebersamaan yang terjalin di antara mereka.
Peristiwa ini merupakan sebuah bukti keharmonisan dan terjaganya silahturahmi antar umat beragama yang terjalin selama ini. Gus Zain turut mengucapkan selamat atas empat dekade hadirnya pertapaan Karmel di Ngadireso, Tumpang, Malang.
Umat juga dapat melakukan jalan salib yang letaknya di belakang Gua Maria ini. Terdapat 14 perhentian jalan salib dan dapat diakhiri dengan berdoa di Gua Maria.
Terdapat kolam berhias dua jembatan di depan gua dan di tengahnya tersemat relief logo KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus) dalam mail.archive.com 2008 dapat dipaparkan sebagai :
- Matahari merupakan lambang Allah Bapa sebagai Sumber Cahaya Abadi
- Salib adalah Yesus Kristus sebagai Penyelamat Dunia
- Burung Merpati melambangkan Roh Kudus sebagai Penolong dan Penghibur
- Awan adalah Bunda Maria sebagai Bunda Karmel
- 7 Lidah Api merupakan 7 (tujuh) Karunia Roh Kudus
- 3 Lingkaran kecil pada Salib adalah 3 (tiga) Kebajikan Ilahi (Kebajikan Teologal:
Iman, Harapan dan Kasih) yang merupakan jalan menuju persatuan dengan Allah
Motto: "Vivit Dominus in Cuius Conspectu Sto" (Allah Hidup, dan aku berdiri di hadapanNya). Menyatakan tekad para suster P. Karm, para frater CSE, dan anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus untuk selalu berjuang demi Kerajaan Allah, seturut teladan nabi Elia (bdk. 1 Raj 18).
Motto yang merupakan pernyataan nabi Elia ini menyadarkan kita selalu hidup di dalam hadirat Allah yang menjadi sumber dan kekuatan untuk pelayanan-pelayanan kita kepada Gereja dan Umat Allah.
Gua Maria Sendang Retnoadi
Pepohonan yang rindang, gemericik air mengalir, suara kicauan burung-burung dan tongeret yang bersahutan menghiasi sepanjang perjalanan ziarah menuju Gua Maria Sendang Retnoadi ini. Menuju Gua Maria ini kita melalui perhentian-perhentian jalan salib.
Gua Maria Sendang Retnoadi terletak di luar area pertapaan Karmel. Tidak jauh, hanya di seberang pintu masuk area pertapaan Karmel.
Letakknya yang sunyi di tengah-tengah hutan dan persawahan jauh dari keramaian membuat tempat ini damai, sunyi, hening dan khusuk yang tentu saja sangat tepat untuk bermeditasi, menyepi dan berkontemplasi. Untuk mencapai gua dan sendang kita menempuh jarak kurang lebih 700 meter dari Gapura Surga.
Seperti halnya Gua Maria yang pernah penulis kisahkan, tempat ini juga merupakan tempat devosi kepada Bunda Maria. Begitu banyak kesaksian umat beriman yang doa-doa dan harapannya terkabul setelah mengunjungi dan berdoa di Gua Maria ini.
Di Gua ini mengalir air sumber mata air yang disebut dengan air sendang Retnoadi. Airnya yang segar dapat langsung meminumnya atau dapat juga mengambilnya dengan jerigen atau tempat air minum lainnya.
Menikmati Hasil Bumi Ngadireso
Ritual harian bagi para biarawati atau para suster kontemplatif ialah berdoa. Selain itu mereka juga berkebun. Begitu banyak hasil bumi dari tempat ini; ada palawija, durian, bawang, petai, aneka sayuran dan masih banyak lagi. Hasil ini yang mereka olah dan masak untuk sehari-hari juga sebagai menu setiap ada retret atau kegiatan di sana juga bisa dibeli untuk oleh-oleh. Para suster juga berbagi tugas lain; sebagai resepsionis, menunggu toko rohani, melayani tamu yang datang.
Pelayanan Rekonsiliasi Keluarga dan Penyembuhan
Satu lagi yang istimewa yaitu bahwa pertapaan Karmel ini melayani ibadah dan rekonsiliasi yang disediakan untuk umat dan keluarganya dalam paket-paket seperti Paket Natal, Paket Paskah, Paket Tahun Baru. Paket-paket ini yang melayani rekonsiliasi keluarga, agar lebih bersih hatinya dan taat kepada Tuhan. Dalam ibadah dibagi kelompok-kelompok; anak-anak, muda-mudi dan dewasa.
Pertapaan Karmel juga menyelenggarakan doa penyembuhan bagi umat yang pesertanya tidak hanya dari umat Katolik saja. Terbukti banyak kesaksian dari semua orang yang datang bukan hanya dari kalangan Katolik. Mereka adalah yang percaya bahwa penyembuhan adalah dari kehendak Tuhan saja. Mereka sembuh setelah mengikuti ibadah penyembuhan di pertapaan Karmel ini. Penyembuhan ini gratis dan berlaku bagi siapa saja tanpa terkecuali.
Ingin Selalu Kembali
Setiap kali berkunjung ke pertapaan Karmel Ngadireso dan Gua Maria Sendang Retnoadi ini selalu menyisakan rasa ingin kembali. Suasana yang hening, sejuk dan asri sangat membangun gejolak hati untuk khusuk berdoa.
Namun sejatinya lebih dari itu, penulis merasakan bahwa apa yang kita doakan selalu berbuah manis jika kita lakukan dengan penuh keikhlasan dan kerendahan hati.
Ayok, siapa mau ikut untuk kembali… (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H