Patung diserahkan kepada Prior dengan pesan: "Aku memberikan kepadamu yang paling berharga dari apa yang kumiliki. Hormatilah patung ini dan kalian tidak akan pernah berkekurangan."
Patung ini disemayamkan di Gereja Biara Karmel Bunda Kemenangan di Malá Strana, Praha hingga sekarang. Dari sinilah banyak kesaksian atas mukjizat-mukjizat yang terjadi: mereka yang tuli dan buta dipulihkan, yang sakit dan timpang disembuhkan, dan gereja menjadi tempat ziarah. [indocell.net]
Awal Sebuah Devosi Pada Kanak-Kanak Yesus
Kekhusukan kaum Katolik di Gereja Biara Karmel ini terganggu ketika pecah "Perang Tigapuluh Tahun" (1618-1648). Perang besar ini sebuah perang agama antara Katolik dan para reformis Protestan dalam Kekaisaran Roma. Kelaparan, penyakit dan pelanggaran hukum merongrong penduduk Bohemia dan negeri yang tadinya kaya makmur berubah menjadi tempat penderitaan dan kehancuran.
Hal ini berdampak pula dengan keberadaan patung Kanak-Kanak Yesus yang bersemayam di Gereja dan Biara ini. Kala itu kota Praha diwarnai kerusuhan dan penjarahan.
Demikian juga Biara Karmel dirampok dan ditinggalkan dalam keadaan menyedihkan, sementara patung Kanak-kanak direnggut dari tempatnya ditahtakan dan dibuang begitu saja di antara puing-puing dengan kedua tangan-Nya patah.
Peristiwa tragis ini terjadi di tahun 1631, di bawah pendudukan bangsa Saxon, (Jerman Utara) dan kemudian Swedia.
Dengan kehancuran dan hilangnya patung Kanak-Kanak Yesus karena peristiwa ini tak mengurangi kesetiaan seorang biarawan Karmelit bernama Cyrillus untuk berdevosi pada Kanak-Kanak Yesus. Ia telah berada di Praha sebelum terjadinya Konflik “Perang Tigapuluh Tahun” yang memaksa para Karmelit melarikan diri ke Munich.
Pastor Cyrillus mempunyai nama asal Mikulas Schockvilberg (1590-1675), seorang pemuda dari Luxembourg dan bergabung dalam Ordo Karmel sebagai biarawan.
Ia memilih nama Cyrillus a Mater Dei (Cyrillus dari Alexandria). Pada Pentakosta tahun 1637, Cyrillus yang telah ditahbiskan sebagai imam kembali ke biaranya di Praha yang dibiarkan terbengkalai sesudah dirampok habis-habisan.
Tanpa kenal lelah ia mencari patung Kanank-Kanak Yesus dalam puing-puing biara hingga akhirnya ia berhasil menemukannya dan seizin Prior, patung tersebut ditempatkan kembali di Oratorium.