Perkeretaapian di Indonesia semakin hari semakin tampak maju dan berkembang. Moda transportasi  yang merupakan favorit masyarakat ini diharapkan tidak hanya menjadi pelengkap sistem transportasi nasional, namun seperti dalam sejarah awalnya kereta api benar-benar menjadi bagian penting terciptanya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia.
Pembangunan infrastruktur perkeretapian yang terus dilakukan terus menerus, demikian juga perhatian pada perkeretapian perintis di sejumlah daerah di Indonesia. Semua ini demi perkembangan ekonomi masyarakat luas hingga ke daerah-daerah pelosok yang membutuhkan subsidi.
Terlepas dari itu semua ada hal yang tak kalah penting adalah peran dari para pejuang dan pahlawan perkeretapian Indonesia. Peran masinis yang merupakan garda depan dalam sebuah kereta api, peran teknisi yang sangat menentukan laik tidaknya sebuah kereta api, juga penjaga perlintasan jalan kereta api (PJL) yang tersebar di berbagai titik perlintasan merupakan hal penting di balik perkembangan perkeretaapian Indonesia.
Pahlawan Perkeretaapian
Namun ada satu hal penting yang acapkali terabaikan, yaitu peran seorang relawan penjaga perlintasan jalan kereta api tanpa palang pintu. Mereka relawan tanpa bayaran, mereka juga bukan pegawai PT. KAI. Mereka adalah manusia berhati malaikat yang dengan apa adanya mereka dengan rela menjaga sebuah palang pintu perlintasan kereta api demi menyelamatkan nyawa pengguna jalan yang melintasi perlintasan kereta api tanpa palang.
Mengapa berhati malaikat?
Mereka rela tak digaji, ada yang dengan ikhlas membeli perlengkapan peringatan keselamatan sendiri bahkan ada yang merelakan nyawanya melayang demi menyelamatkan nyawa manusia lain.
Hal-hal pahit sering mereka alami; tidak dihiraukan, dicaci dan dimaki, dianggap polisi cepek dan seringkali dianggap sok pahlawan. Padahal sangat jelas dan nyata bahwa keberadaan mereka sungguh sangat dibutuhkan. Mereka benar-benar berjasa meskipun dianggap sebelah mata.Â
Bicara pahlawan perkeretaapian, mereka layak menjadi salah satu dari pahlawan itu. Apa sih yang dimaksud dengan pahlawan itu? Layakkah mereka menjadi pahlawan perkeretaapian?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan adalah orang yang dikenal karena keberanian serta pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan adalah seorang pejuang yang gagah berani. Seorang pahlawan harus mengorbankan tenaga, pemikiran, waktu, bahkan nyawa dalam membela kebenaran. Ia tidak berjuang untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk kepentingan masyarakat, bangsa, serta negara.
Dari ulasan di atas tergambar sudah apa yang dimaksud dengan pahlawan dan bagaimana kelayakan sosok relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang sebagai pahlawan. Sama halnya seorang guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, mereka juga layak menjadi salah satu di antaranya.Â
Kisah-Kisah HeroikÂ
Setelah kita mengulas seorang relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang dan siapa yang layak disebut pahlawan, mari kita mencermati beberapa kisah heroik dari para relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang yang menyatakan bahwa mereka juga pahlawan, mereka benar berhati malaikat.
Siswandi, Banyuwangi
Siswandi adalah seorang tukang cukur dengan 'barber shop'nya yang bernama Barbershop Fajar. Barbershop miliknya terletak kurang lebih 10 meter dari satu perlintasan kereta api tanpa palang di lingkungan Sukorojo, Kelurahan Banjarsari, Banyuwangi.Â
Usaha barbershop Siswandi berdiri sejak tahun 2006 dan keberadaannya dekat perlintasan tanpa palang membuatnya selalu was-was terjadi kecelakaan. Dan kekhawatirannya terjadi ketika sebuah angkutan umum tertabrak kereta api yang lewat. Sejak peristiwa itu Siswandi dengan niat pribadi turut membantu mengatur para pengguna jalan yang melewati perlintasan tanpa palang tersebut untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Dengan menyisihkan hasil kerjanya sebagai tukan potong rambut, Siswandi membeli dua speaker sirine dan lampu rotary sekaligus biaya las pemasangannya yang jika ditotal ia telah mengeluarkan dana hingga 1,5 juta rupiah. Dan tak sepeserpun Siswandi mendapat ganti atau bayaran atas inisiatifnya dan kerelaannya menjaga perlintasan tanpa palang ini.
Siswandi mendapatkan jadwal kereta dari pelanggannya yang bekerja di stasiun kota, dan dia selalu siaga dengan menghidupkan sirine dan lampu rotary ketika kereta api hendak melintas. Ia meletakkan semua alat-alat tersebut di ruang barbershopnya, demikian juga jadwal kereta api yang ditempel di dindingnya.Â
Terdapat 18 kereta api yang melintas di perlintasan itu dan Siswandi yang seorang tukang cukur rela dan setia 'nyambi' sebagai relawan sejak barbershopnya buka pukul 07.00 WIB hingga tutup pukul 22.00 WIB. (detiknews.com - 19/02/2018)
Suratman (Pak Man), Kediri
Pak Suratman yang akrab dipanggil Pak Man adalah orang yang tak asing dengan dunia perkeretaapian. Selama 30 tahun lamanya ia menjadi pegawai kontrak PT. KAI Stasiun Kediri. Setelah kontraknya berakhir, ia mengabdikan diri sebagai relawan penjaga perlintasan tanpa pintu.
Pak Man menjaga perlintasan tanpa palang di perlintasan kereta api yang berjarak kurang lebih 10 meter dari jembatan Wijayakusuma, Desa Bangle, Ngadiluwih, Kediri. Ia tak dibayar atau digaji. Ia hanya seorang relawan, yang hanya menerima pemberian pengendara yang melewati perlintasan itu secara sukarela, tanpa ia minta.
Karena usianya yang tak lagi muda, Pak Man tak sanggup bekerja sendiri. Pak Man ditemani anak keduanya bernama Siswanto ketika berjaga di sana dan menjaga di dua sisi perlintasan. (radarkediri.jawapos.com - 21/06/2019)
Kasirun, Banyumas
Sebuah peristiwa kecelakaan viral pada 23 Februari 2023 yang merenggut Kasirun yang menjadi korban dalam kecelakaan kereta api dengan mobil Xenia di sebuah perlintasan tanpa palang di Sumpiuh, Banyumas membuatnya terkenal sebagai seorang relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang.
Upayanya menahan sebuah mobil Xenia yang nekad menerobos perlintasan kereta api di JPL 491 Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah berakhir tragis. Tubuh warga desa Kuntili, Sumpiuh ini tersambar mobil Xenia yang nekad menerobos itu hingga ia tak tertolong ketika dilarikan ke rumah sakit.
Ia telah mengabdikan diri secara sukarela selama 6 tahun, dan ia telah berusaha sekuat dirinya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkannya dan diinginkan siapapun, meskipun garis nasib berkata sudah cukup baginya untuk mengabdi. (kompas.com -23/02/2023)
Agus Suyitno, Kabupaten Malang
Aksi Agus Suyitno atau Pak Yit (63 tahun) pada 6 Desember 2021 yang viral menyelamatkan wanita pengendara motor yang hendak nekad melintasi perlintasan kereta api tanpa palang ini membuat aparat setempat berinisiatif segera membuat palang. Namun demikian perlintasan ini tetap dijaga oleh Pak Yit hingga sekarang.
Di perlintasan kereta api tanpa palang di jalan Kuncoro, Desa Sambigede, Sumberpucung, Kabupaten Malang ini sering terjadi kecelakaan, dan ini yang mengetuk hati Pak Yit dengan sukarela menjaga.Â
Atas jasanya ini kantor desa mengapresiasi Pak Yit dengan memberi 2 juta rupiah setiap tahun. Pak Yit juga dibuatkan bedak atau warung kopi yang dijaga dengan istrinya di dekat perlintasan tersebut. Sebelumnya ia adalah seorang tukang becak yang mangkal di dekat perlintasan. Namun ia merasa prihatin dengan beberapa kejadian yang berbahaya yang sering terjadi di perlintasan tanpa palang itu. (detiknews.com - 7/12/2021)
Keempat orang relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang di atas mewakili begitu banyak orang yang berjiwa sosial yang mengabdikan dirinya demi keselamatan banyak orang.Â
Keberadaan malaikat-malaikat tanpa sayap ini sangat membantu kelancaran perjalanan jalur kereta api yang semakin lama semakin berkembang, maju dan modern meskipun pasti ada kemungkinan mereka tak diperlukan lagi ketika muncul kereta-kereta api LRT (Light Rail Trainset/ Lintas Rel Terpadu) tanpa masinis atau modernisasi palang-palang otomatis di berbagai titik perlintasan.
Paling tidak, mereka telah mengabdikan diri tanpa pamrih, tanpa lelah demi keberlangsungan dan kelancaran perkeretaapian Indonesia.
Salam semangat pahlawan-pahlawan negeri! (Yy)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI