Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ayahku juga Seorang Veteran: Sebuah Autobiografi

11 Agustus 2023   02:10 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:19 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah selepas pensiun menjadi pengacara dan aktif dalam berbagai organisasi | Foto koleksi pribadi 

Ayahku seorang militer yang multitalent; seniman, penulis, fotografer, pengrajin dan masih segudang keahliannya. Bagiku ayah seorang yang tampan, hidungnya mancung mirip seperti illusionist dunia ternama David Copperfield.  

Ayah terlahir dari pasangan M.Ng. Mardijoen Soemoatmodjo dan Roeslinah dengan nama M.Ng. Ignatius Imam Soepardy Rudi Astono pada 4 April 1921. Menurut ayah, M.Ng singkatan dari Mas Ngabehi merupakan gelar kebangsawanan seorang abdi dalem atau pegawai di masa Belanda. Ayahku lahir dan besar di kawasan Kedung Rukem, Surabaya.

Sebagai anak salah seorang kepala divisi Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya atau de Brandweer, ayah dapat mengenyam pendidikan dengan cukup baik di kota Surabaya. 

Ayah menyelesaikan sekolah dasar di Vrobelschool tahun 1927. Lulus sekolah menengah pertama Broederschool tahun 1933 dan lulus dari sekolah setara STM, yaitu Ambachtsschool tahun 1935.

Pada tahun 1939 ayah  mengabdikan diri di Marine Etabelissmen (M.E) K.M. Onderzeediens T.16 Udjung, Surabaya sebagai Klerk II. Tahun 1942 menjadi utencho (mualim) Kapal Kainan Maru, Kesatuan Akatsuki Butai, Semarang. 

Tahun 1945 bergabung sebagai BKR di Sekolah Kadet Div. VII Malang, lalu tahun 1946 melanjutkan tugas di Sekolah Kadet II Polisi Tentara Laut RI PTL Bn. VIII Div. Djajanegara Malang. Tahun 1948 beliau bertugas di Corps Pulisi Militer Det:141/145 Malang sebagai Polisi Rahasia (PIRD). 

 Tahun 1953 ayah purna tugas dan berkarya di Kantor Badan Pertanahan (Agraria) Kembang Jepun, Surabaya. Tahun 1960 ayah kembali dinas di kota Malang menjabat sebagai juru tulis di Kantor Desa Bunulrejo. 

Hingga 1990 ayah aktif dalam berbagai organisasi. Terjun sebagai pengacara dan sebagai pejuang 1945 ayahku aktif di kantor Legiun Veteran RI. Ayah aktif di kantor DPD Golkar dan sempat mendirikan organisasi PPBI (Persatuan Pengemudi Becak Indonesia). 

Pada masa perang tahun 1945, ayah menikahi seorang wanita berdarah Manado berparas cantik bernama Anie Mawengkang dan dikaruniai seorang puteri cantik bernama Sri Astutie Rahaju yang kini tinggal di kota Pekalongan, Jawa Tengah. 

Perkawinan ini berakhir di tahun 1956, hingga pada tahun 1973 mempersunting ibuku sekarang ini; yaitu Maria Theresia Yatini. 

Ayah dan Ibuku dengan seragam kebesaran seorang Veteran Republik Indonesia | Foto koleksi pribadi 
Ayah dan Ibuku dengan seragam kebesaran seorang Veteran Republik Indonesia | Foto koleksi pribadi 

Dari pernikahannya dengan ibuku, ayah hanya dikaruniai seorang anak, yaitu aku setelah sebelumnya ibuku dua kali mengalami keguguran. Ini yang membuat ayah begitu mengasihi aku. 

Sekalipun berjiwa militer yang keras dan disiplin, tak pernah sedikitpun keluar kata-kata kasar kepadaku, apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan. 

Ayah sangat mahir memainkan alat musik biola, celo, gitar dan double bass. Ketika muda ayah adalah pemain biola dalam sebuah kelompok orkestra dan sering tampil dalam pesta rakyat yang digelar di lapangan Rampal. 

Ayah juga seorang seniman teater pemeran Petruk, salah seorang dari tokoh Punakawan dalam kelompok teater yang diikutinya. 

Ayah mengajari aku bermain gitar sejak aku duduk di kelas dua SD. Aku tetap gembira meskipun jemari kecilku mengeras atau 'ngapal'  dan terasa pedih setelah menekan dawai-dawai string gitar akustik yang besarnya melebihi badanku itu.

 Aku terbiasa tidur larut sambil menemani ayah yang mengerjakan pekerjaannya di rumah. Aku tak pernah lelah menemani ayahku dengan segala kesibukannya. 

Ayah sering membuat sesuatu dari bahan kayu, berkreasi dari bahan bekas, menggambar, mengklipping  dan membuat maket. Jika tidak ada pekerjaan ekstra, ayah lebih sering menemani aku menonton TV sambil bercerita.

Seorang Veteran

Jauh sebelum diresmikan Hari Veteran Nasional tahun 2014, ayah sudah aktif menjadi pengurus Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Kota Malang.

LVRI sendiri dibentuk pada tanggal 2 Januari 1956 yang pada hari yang sama Presiden Sukarno melantik Badan Pimpinan Pusat LVRI.

Ayah dalam sebuah rapat anggota LVRI | Foto koleksi pribadi 
Ayah dalam sebuah rapat anggota LVRI | Foto koleksi pribadi 

Keberadaan LVRI ini diatur oleh Undang-Undang No. 7 Tahun 1967 tentang Veteran Republik Indonesia.

Sedangkan Hari Veteran Nasional diperingati setiap tanggal 10 Agustus berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 Tahun 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ayah sering bercerita tentang masa-masa perang yang dialaminya. Sebagai pejuang veteran ayah merasakan kepedihan ketika perang gerilya yang dijalani pada tahun 1948-1949.

Berjalan berkilo-kilo dan kadang tanpa makan. Masuk keluar hutan yang banyak terdapat ranjau. 

Ketika benar-benar lapar, hewan apapun yang terlihat diburu dan kemudian dijadikan santapan; ayam, burung hingga ular.

Harus tega meninggalkan jenazah teman yang tewas karena terbunuh oleh tentara Belanda demi menyelamatkan diri dan terus berjuang melawan penjajah.

Beberapa teman seperjuangan ayah juga mengalami cacat akibat ganasnya perang. Ada yang kakinya hancur karena terkena ranjau, ada yang lengannya putus karena ledakan granat dan ada juga yang kehilangan bola mata karena tertembak musuh.

Selalu siaga terus menghadapi tentara Belanda dengan senjata seadanya. Ayah beruntung dapat merebut senjata yang dipakai tentara Jepang untuk melawan tentara Belanda yang bersenjata modern dan lengkap.

Rutin Ziarah ke Blitar 

Masih kuingat betul, ketika masih kecil sekitar tahun 1990 an, aku sering mengikuti kegiatan rutin ayah bersama Bapak Mayjen TNI (Purn) R. Moch. Sabirin Moechtar yang terakhir menjabat Pangdam X Lambung Mangkurat (1969).

Ayahku bilang, Bapak Sabirin Moechtar adalah senior sesama shodancho (tentara PETA) tahun 1943 dan sama-sama pernah menjadi ajudan Bung Karno.

Ayahku ketika berziarah ke Makam Bung Karno - 1988 | Foto koleksi pribadi 
Ayahku ketika berziarah ke Makam Bung Karno - 1988 | Foto koleksi pribadi 

Beliau sebulan sekali datang dari Jakarta untuk berziarah ke Makam Bung Karno di Blitar.

Kami rutin berziarah ke Makam Presiden Soekarno di Blitar lalu berkunjung di kediaman beliau yang dikenal dengan Istana Gebang.

Kami di Kediaman bung Karno ketika remaja (Istana Gebang) - 1988 | Foto koleksi pribadi 
Kami di Kediaman bung Karno ketika remaja (Istana Gebang) - 1988 | Foto koleksi pribadi 

Istana Gebang merupakan situs rumah yang ditinggali Bung Karno semasa remaja.

Pengrajin Ulat Sutra 

Ayah sempat menjadi pengrajin ulat sutera setelah purna bakti. Dengan peralatan yang jauh dari modern ayah membudi dayakan "Bombyx Mori" atau ulat sutera. 

Di sebelah tempat budi daya ulat sutera ini terhampar luas tanaman murbei yang daunnya merupakan pakan dari ulat sutera. Kata ayah, kegiatan usaha ini tak dapat bertahan lama karena kendala di bidang pemasaran pada waktu itu.

Ayahku Pahlawanku 

Kedekatanku dengan ayah membuatu selalu merasa kesepian jika ayah dinas ke luar kota dan tidak dapat pulang dalam beberapa hari. Kehadirannya dengan segudang hal-hal ajaib selalu kunantikan. 

Aku selalu terpana dan kagum dengan segudang talenta yang ayah miliki. Menurut ibu, aku adalah copy paste ayahku. Apa yang ada pada diri ayah ada juga dalam diriku. Sifat dan talenta ayah juga tersirat di dalam aku.

Ayah dan aku si hari ulang tahunku yang pertama | Foto koleksi pribadi 
Ayah dan aku si hari ulang tahunku yang pertama | Foto koleksi pribadi 

Aku merasa begitu kehilangan ketika ayah harus berpulang ke haribaan-Nya karena serangan jantung saat aku masih duduk di kelas dua SMP, 32 tahun yang lalu. 

Ayah selepas pensiun menjadi pengacara dan aktif dalam berbagai organisasi | Foto koleksi pribadi 
Ayah selepas pensiun menjadi pengacara dan aktif dalam berbagai organisasi | Foto koleksi pribadi 

Banyak peristiwa istimewaku yang terjadi tanpanya. Ayah juga tak sempat melihat menantunya dan tiga orang cucu yang terlahir dari rahimku. 

Namun aku selalu percaya ayah selalu ada dalam jiwa dan kalbuku. Ayah memang tak dapat menggenggam tanganku, namun ia akan selalu mendukung aku. Aku yakin ayah adalah pendoa bagiku yang masih berziarah di dunia ini. 

Ayah, engkau tetap pahlawanku.

Selamat Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2023 (Yy)

"When my father didn't have my hand, he had my back." - Linda Poindexter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun