Di penghujung bulan Mei, bulan Maria bagi umat Katolik ini, penulis masih mengajak kompasianer dan pembaca budiman untuk berwisata ziarah ke Taman Doa yang ada di Malang.
Kali ini kita ke Taman Doa yang masih sangat baru dan hangat di kota Malang, tepatnya Taman Doa Santa Maria Medali Wasiat yang merupakan sebuah persembahan untuk Ulang Tahun ke-50 atau pesta emas Paroki Vincentius a Paulo Langsep Malang.
Taman Doa Santa Maria Medali Wasiat juga dibangun dan dipersembahkan sebagai ungkapan syukur atas 50 tahun pernikahan atau pesta emas perkawinan pasangan Ferdinandus Soewito dan Maria Lany Setyawati W.R.
Pada hari Sabtu, 28 Januari 2023 Taman Doa yang berlokasi di Jl. Pelabuhan Tanjung Emas 147, RT. 27 RW. 03 Desa Sidorahayu, Wagir, Kabupaten Malang ini diresmikan dan diberkati oleh  Uskup Keuskupan Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O. Carm.
Misa pemberkatan Taman Doa ini dipersembahkan oleh Mgr. Henricus bersama Pastor Paroki Vincentius a Paulo Langsep, Romo Petrus Maria Handoko, CM bersama beberapa romo konselebran.
Pasti setiap pembangunan sebuah tempat doa dan meditasi atau tempat ziarah devosi pada Bunda Maria ini selalu dilandasi oleh makna dan filosofi yang melatarbelakangi.
Dengan nama yang disematkan pada Taman Doa ini dapat kita petik bahwa tempat ini dipersembahkan bagi umat Katolik yang berziarah dan berdevosi pada Santa Maria Medali Wasiat. Devosi yang seperti apakah?
Kita kulik lebih jelas yuk!
Devosi Medali Wasiat
Devosi ini adalah devosi atau penghormatan pada Bunda Maria dengan mengenakan medali Santa Perawan Maria yang dikandung tanpa noda di leher. Medali ini dikenal sebagai Medali Wasiat. Medali ini kepada St. Catherine dari Laboure pada tahun 1830 diberikan oleh Bunda Maria.
Medali ini mempunyai dua sisi yang juga mempunyai arti atau makna tersendiri. Mari kita ulas.
Bagian Depan Medali Wasiat
Di bagian muka atau sisi depan medali bergambar Santa Maria berdiri di atas bola dunia dengan kakinya menginjak kepala ular. Diartikan bahwa Bunda Maria menggenapi nubuat yang tertuang dalam Kitab Kejadian (Kej 3:15) yaitu mengalahkan setan.
Tulisan "O Mary, conceived without sin, pray for us who have recourse to thee - 1830". "Maria yang dikandung tanpa noda dosa" Artinya, Bunda Maria tidak berdosa, ia penuh rahmat dan terberkati di antara semua wanita (Luk 1:28).
Bagian Belakang Medali
Di sisi belakang medali tertera huruf "M", yang bertautan dengan salib dan palang horisontal. M melambangkan Bunda Maria, salib melambangkan Kristus dan penebusan kita sedangkan palang melambangkan dunia.
Dalam gambar ini menunjukkan bahwa Bunda Maria mempunyai hubungan yang erat dengan Yesus dan dunia kita. Sebagai Bunda kita, Maria mengambil peran sebagai ibu dalam keselamatan kita.
Pada huruf M dan salib terdapat dua belas bintang yang mengitarinya. Hal ini menggambarkan 12 para rasul yang mewakili seluruh Gereja di dunia yang mengelilingi Maria.
Hal tersebut juga mengingatkan pada yang tertulis dalam Kitab Wahyu, ".... tampaklah suatu tanda besar di langit, seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya" (Why 12:1)
Asal-Usul Devosi Medali Wasiat
Devosi Medali Wasiat ini berawal dari pengalaman tiga penampakan Bunda Maria kepada seorang novis (sebutan calon anggota kongregasi religius) komunitas Daughters of Charity di Paris bernama Chatarina Laboure.
Dilansir dari laman www.katolisitas.org penampakan Bunda Maria pada Catherine Laboure dikisahkan seperti dalam paparan berikut.
Penampakan Pertama
Kisahnya bermula dari malam tanggal 18-19 Juli 1830. Seorang malaikat membangunkan  Catherine Laboure, seorang novis dari komunitas Daughters of Charity di Paris, agar menuju kapel. Di sana  Perawan Maria menampakkan diri kepadanya dan berkata, "Anakku, aku akan memberimu sebuah misi".
Penampakan Kedua
Misi tersebut diberikan di tanggal 27 November 1830, saat Catherine melakukan meditasi di sore hari. Ia melihat Bunda Maria berdiri di atas seperti separuh bola dunia sambil memegang semacam bola dunia dari emas, seolah sedang mempersembahkannya ke Surga. Pada bola dunia itu tertulis "Prancis" dan Bunda Maria menjelaskan bahwa bola tersebut melambangkan seluruh dunia, tetapi secara khusus Prancis.
Saat itu adalah saat yang sangat sulit di Prancis, terutama kaum miskin yang tak punya pekerjaan dan para pengungsi perang. Prancis mengalami banyak kesulitan itu yang juga akhirnya merambah ke seluruh dunia, dan bahkan sampai saat ini. Mengalir dari cincin di jari-jari Maria berkas-berkas cahaya, saat ia memegang bola itu.
Bunda Maria menjelaskan bahwa sinar-sinar itu melambangkan rahmat yang ia peroleh bagi mereka yang memintanya. Namun sejumlah dari batu di cincinnya berwarna gelap, dan Bunda menjelaskan bahwa sinar rahmat tersebut ada, namun tidak datang, karena tak ada yang memintanya.
Penampakan Ketiga
Penglihatan berubah, kini Bunda Maria berdiri di atas bola dunia dengan lengannya yang terulur ke luar dan dengan sinar-sinar yang sangat terang memancar dari jari-jarinya. Membingkai gambaran itu adalah suatu naskah bertuliskan, "O, Maria, yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang telah memohon perlindungan kepadamu". [Ini kemudian menjadi gambar dari sisi depan medali].
Penglihatan kemudian berubah [menunjukkan sisi belakang medali], yaitu huruf M, yang darinya muncul salib. dibawahnya ada dua hati dengan lidah api yang muncul dari keduanya. Hati yang satu dikelilingi mahkota duri, sedang yang lainnya ditembusi pedang.
Lalu Bunda Maria berkata kepada Catherine: "Buatlah medali yang menggambarkan ini. Mereka yang memakainya akan menerima banyak rahmat, terutama jika mereka memakainya mengalungi leher."
Catherine menjelaskan keseluruhan penampakan-penampakan ini kepada bapa pengakuannya dan ia berkarya melaluinya untuk mengikuti petunjuk-petunjuk dari Bunda Maria. Dia tidak menyatakan bahwa ia menerima Medali sampai saat menjelang wafatnya, 46 tahun kemudian.
Medali Wasiat
Medali pertama kali dibuat dan dibagikan di Paris atas persetujuan gereja pada tahun 1832. Bagi mereka yang memakai medali itu mendapatkan berkat-berkat yang dijanjikan oleh Bunda Maria.
Devosi ini pun tersebar dengan cepat dan banyak rahmat ajaib, kesehatan, damai dan kemakmuran mengikutinya. Karena keajaiban ini, orang-orang menyebutnya sebagai "Miraculous Medal" atau medali mukjizat atau medali wasiat.
Dengan adanya peristiwa-peristiwa ajaib disertai kesaksian tentang hal itu maka pada tahun 1836 diadakan penyelidikan kanonik dan penampakan tersebut dinilai otentik.
Medali wasiat ini bukan jimat atau benda yang mengandung unsur magic namun merupakan sebuah kesaksian besar bagi iman dan kuasa doa.
Bagi umat beriman, mukjizat pasti terjadi pada orang-orang yang sabar, mau mengampuni, mau bertobat dan beriman. Medali ini juga bukan merupakan sakramen, melainkan sebagai alat untuk menghasilkan sesuatu yang ajaib.
Ketika Bunda Terberkati memberi medali kepada St. Catherine, ia berkata, "Sekarang, medali ini harus diberikan kepada seluruh dunia kepada setiap orang.
Wisata Religi sebagai Sarana Berdevosi
Seperti yang telah penulis ulas dalam tulisan dalam bulan Mei ini, dapat kita ketahui bersama bahwa berwisata religi ke taman-taman doa Maria merupakan sarana untuk berdevosi pada Bunda Maria.
Berdevosi merupakan ungkapan kasih kepada Allah seperti telah dicontohkan para orang-orang suci "santo atau santa". Hal ini dilakukan sebagai ungkapan iman setiap orang agar merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Umat Katolik melakukan devosi ini beragam seperti contohnya dengan mengunjungi tempat-tempat kudus dalam hal ini yang paling umum adalah berziarah ke Holy Land (Jerusalem, Mesir, Lourdes dan lain sebagainya), ke gua Maria di berbagai penjuru nusantara dan masih banyak lagi.
Bagi penulis, sebelum menjelajah ke tempat-tempat yang jauh baik juga kita berkeliling atau berwisata di dekat tempat kita tinggal. Seperti di kota Malang ini, masih banyak tempat-tempat doa yang dapat kita kunjungi selain yang sudah penulis paparkan.
Devosi mempunyai karakteristik sederhana dan dapat dilakukan oleh banyak orang. Selain mengunjungi tempat-tempat kudus umat beriman dapat melakukan devosi dengan berdoa rosario, jalan salib dan juga mengenakan medali.
Semoga tulisan perjalanan beserta makna yang terkandung dari sebuah tempat wisata religi yang ada di kota Malang di bulan Mei ini bermanfaat dan menggugah semangat untuk medekatkan diri pada Tuhan melalui devosi.
Selamat berziarah, selamat berdevosi. Salam! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H