Devosi ini pun tersebar dengan cepat dan banyak rahmat ajaib, kesehatan, damai dan kemakmuran mengikutinya. Karena keajaiban ini, orang-orang menyebutnya sebagai "Miraculous Medal" atau medali mukjizat atau medali wasiat.
Dengan adanya peristiwa-peristiwa ajaib disertai kesaksian tentang hal itu maka pada tahun 1836 diadakan penyelidikan kanonik dan penampakan tersebut dinilai otentik.
Medali wasiat ini bukan jimat atau benda yang mengandung unsur magic namun merupakan sebuah kesaksian besar bagi iman dan kuasa doa.
Bagi umat beriman, mukjizat pasti terjadi pada orang-orang yang sabar, mau mengampuni, mau bertobat dan beriman. Medali ini juga bukan merupakan sakramen, melainkan sebagai alat untuk menghasilkan sesuatu yang ajaib.
Ketika Bunda Terberkati memberi medali kepada St. Catherine, ia berkata, "Sekarang, medali ini harus diberikan kepada seluruh dunia kepada setiap orang.
Wisata Religi sebagai Sarana Berdevosi
Seperti yang telah penulis ulas dalam tulisan dalam bulan Mei ini, dapat kita ketahui bersama bahwa berwisata religi ke taman-taman doa Maria merupakan sarana untuk berdevosi pada Bunda Maria.
Berdevosi merupakan ungkapan kasih kepada Allah seperti telah dicontohkan para orang-orang suci "santo atau santa". Hal ini dilakukan sebagai ungkapan iman setiap orang agar merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Umat Katolik melakukan devosi ini beragam seperti contohnya dengan mengunjungi tempat-tempat kudus dalam hal ini yang paling umum adalah berziarah ke Holy Land (Jerusalem, Mesir, Lourdes dan lain sebagainya), ke gua Maria di berbagai penjuru nusantara dan masih banyak lagi.
Bagi penulis, sebelum menjelajah ke tempat-tempat yang jauh baik juga kita berkeliling atau berwisata di dekat tempat kita tinggal. Seperti di kota Malang ini, masih banyak tempat-tempat doa yang dapat kita kunjungi selain yang sudah penulis paparkan.