Masih bulan Mei dan masih berkaitan dengan wisata religi umat Katolik di bulan Maria ini, penulis ingin mengajak para kompasianer dan pembaca yang Budiman untuk berziarah lagi ke sebuah taman doa di kota Malang.
Taman Doa ini tak jauh dari pusat kota Malang dan tergolong masih baru, namun telah menjadi tempat yang banyak diagendakan untuk dikunjungi.
Apa sih yang menarik di Taman Doa Maria Bunda Segala Suku ini, apa pula yang menjadi filosofi dari devosi pada Maria Bunda Segala Suku ini? Kita kupas yuk...
Taman Doa Maria Bunda Segala Suku
Taman Doa Maria Bunda Segala Suku ini berlokasi di Seminari Tinggi Interdiosesan "San Giovanni XXIII", Jl. Jl. Bend. Sigura-Gura Barat No.2, Karangbesuki, Kec. Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
Pada tanggal 25 Agustus 2022, Taman Doa ini diberkati oleh Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm didampingi Rektor Seminari Tinggi Interdiosesan "San Giovanni XXIII", Romo Gregorius Tri Wardoyo, SM dan Perfek Komunitas Seminari Tinggi, Romo Fransiskus Aryo Diwanto, Pr.
Taman Doa yang terletak di depan gedung Seminari Tinggi ini berdiri kokoh dan anggun sebuah patung Bunda Maria yang bernama Maria Bunda Segala Suku. Berkebaya putih berhiaskan wayang, bermahkota peta nusantara dan berkerudung merah putih.
Di belakang patung terdapat 12 pilar yang menggambarkan 12 rasul Yesus dengan 12 doa Salam Maria dalam 12 bahasa di Indonesia; Bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Batak Toba, Dayak Bahau, Dayak Kanayatn, Toraja, Madura, Ende Flores, Sikka Flores, dan Mee Papua.
Di samping kirinya terdapat sebuah sumur yang dikenal dengan sumur suci.
Asal Usul Devosi Maria Bunda Segala Suku
Diawali dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), devosi terkini kepada Bunda Maria menyebar ke seluruh Indonesia dalam saat yang tidak pernah bisa diduga sebelumnya. "Maria - Bunda Segala Suku" adalah sebutan istimewa untuk Bunda Maria dan disebut fenomenal karena terkait dengan merebaknya ancaman terhadap keutuhan kebangsaan dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). [beritasatu.com]
Pertengahan tahun 2017, tepatnya pada 22 Mei 2017 adalah pengumuman sayembara lomba seni rupa, patung dan fotografi bertema "Maria, Bunda Segala Suku" yang dibuka dua tahun sebelumnya pada 30 Mei 2015.
Pengumuman yang mundur hingga dua tahun karena berbagai alasan ini baru terjadi  pada Mei 2017 di tengah Pilkada DKI Jakarta berlangsung dan Indonesia terpolarisasi berlatar belakang agama.
"Tidak ada suatu yang kebetulan. Mengapa lomba ini harus terundur dua tahun baru kita ketahui setelah kita memasuki masa sulit dalam membangun kerukunan karena toleransi menjadi masalah kehidupan berbangsa. Dan Maria Bunda Segala Suku adalah jawaban dan hadir ketika Indonesia berada pada masa sulit seperti sekarang ini" ujar Mgr. Suharyo, seperti yang ditirukan Gregorius Gomas Harun, pencetus ide Lomba Seni Rupa, Patung dan Fotografi bertajuk "Maria-Bunda Segala Suku". [beritasatu.com]
Pada malam apresiasi di bulan September 2017, muncullah sosok Maria yang benar-benar khas Indonesia dalam lukisan Robert Gunawan. Lukisan ini menjadi cover doa intensi Rosario Merah Putih.
Pada tahun 2018 lukisan ini diperkenalkan dan diberkati oleh Mgr. Ignatius Suharyo pada 6 Januari. Sedangkan patungnya diresmikan pada 13 Mei 2018 pada Hari Pesta Santa Maria dari Fatima. Lukisan dan patung ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan di dunia.
Oktober 2018 didirikan museum yang mengoleksi lukisan dan patung Bunda Maria peserta lomba di tahun 2017 dan diberkati pada 20 Oktober 2018 oleh Mgr. Ignatius Suharyo di Marian Center Indonesia.
Makna yang Terkandung dalam Patung Maria Bunda Segala Suku
Maria Bunda Segala Suku mengenakan pakaian yang anggun khas Indonesia yang mengandung makna mendalam. Mulai dari mahkota hingga rok tenun panjang yang dikenakannya, semuanya memiliki makna tersendiri.
Mahkota dengan Peta Nusantara
Di bagian mahkotanya yang berwarna emas terdapat peta nusantara yang dikelilingi oleh etnik sebagai ukiran ciri khas Indonesia.Â
Merupakan symbol bersama Maria Bunda Segala Suku kita bersyukur atas rahmat dan anugerah negara dan bangsa besar yang sangat kaya. Dilindungi oleh Allah dalam symbol salib dan lingkaran cahaya.
Kerudung Merah Putih
Kerudung yang dikenakan Maria berwarna merah putih merupakan warna bendera lambang NKRI.
Kebaya Brokat Putih Gading
Maria mengenakan kebaya brokat putih gading dengan Garuda Pancasila tersemat di dada memperkuat arti Bhinneka Tunggal Ika. Merupakan gambaran semangat bangsa Indonesia untuk membangun kesatuan dan persatuan Indonesia dalam keberagaman suku, agama, ras, dan budaya.
Kebaya brokat putih gadingnya yang panjang terdapat motif wayang Dewi Kunthi sebagai symbol kesucian di sisi kanan bawah, dan Dewi Sri sebagai symbol kesejahteraan dan kedamaian di sisi kiri bawah.
Rok Panjang Tenun
Rok panjang yang berwarna merah merupakan kombinasi antara tenunan Sulawesi, Papua dan Nusa Tenggara Timur sebagai perwakilan dari persatuan Negara Indonesia.
Selendang Biru
Selendang ini merupakan gambaran kebijaksanaan dan kearifan lokal Maria sebagai bunda umat beriman.
Tangan Maria yang Terbuka
Tangan Maria Bunda Segala Suku yang terbuka merupakan tanda bahwa Maria sangat terbuka pada siapa saja yang berdoa melalui dia dan dengan terbuka pula menghantar doa-doa kita pada Yesus Sang Putera.
Dapat kita simpulkan bahwa devosi pada Maria, Bunda Segala Suku merupakan devosi kebangsaan pada Bunda Maria yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Bunda Maria sebagai pelindung dan penerang yang dapat menyatukan semua perbedaan antar suku bangsa.
Sangat sesuai bagi bangsa Indonesia yang mempunyai keberagaman suku, agama, ras dan budaya dengan memiliki 17.499 pulau, terdiri dari 1.340 suku bangsa dan memiliki 740 bahasa daerah.
Makna Keberadaan dari Maria, Bunda Segala Suku
Kehadiran Maria Bunda Segala Suku ini, kita diharapkan tidak pernah lupa bersyukur atas segala keberagaman yang ada di Indonesia dan sangat perlu kita lestarikan dan dijaga persatuan dan kesatuannya.
Secara khusus bagi Seminari Tinggi Interdiosesan "San Giovanni XXIII" ini menggambarkan bahwa seminari ini terbuka bagi calon imam dari berbagai suku yang tersebar di seluruh nusantara.
Bagi umat Katolik yang ingin berwisata religi "Maria" di kota Malang, mari berziarah di Taman Doa Maria Bunda Segala Suku di Kota Malang ini.Â
Atau ada yang ingin bergabung sebagai imam Diosesan?
Gasskan saudaraku, tunggu apa lagi! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H