Wajah Rizal memerah, ada ketakutan dan rasa malu yang tersirat. Kilatan blitz dan jepretan kamera fotografer dan wartawan berbagai media membuatnya tercekat, seolah ia ingin memberontak namun ia tak kuasa. Dengan berbalut kemeja khas berwarna oranye, ia menahan rasa sesak dan sesal setelah resmi menjadi tersangka tindak pidana KDRT pada Elis istrinya hingga mengalami luka yang cukup serius.
Rizal meringkuk lesu di balik terali besi meratapi nasib. Semua media televisi menghentikan kontrak secara sepihak, karirnya pun hancur dalam hitungan menit. Tatapannya kosong, cambangnya yang tumbuh tak beraturan membuat wajahnya semakin tak bercahaya. Perjalanan hidupnya yang kelam di masa lalu mencuat tanpa diminta. Kini ia terkulai tak berdaya dalam sel tahanan yang kotor dan sempit.
Hampir ia melompat karena terkejut ketika seorang pria kekar dengan wajah tampan mendekat dan duduk di sebelahnya. Tangannya meremas paha Rizal sambil berbisik, “Hai ganteng, kamu sekong *) kan?, jangan bersedih, nanti malam kita rayakan berdua di ruang pesta ini”. Tubuh Rizal menggelinjang dan membalas pria itu dengan senyuman. Kini ia tak lagi meratapi nasibnya dan ‘ruang pesta’ itu telah menjadi saksi bisu perayaan mereka berdua setiap malam.
*) sekong salah satu bahasa gaul untuk kaum (pria) sejenis (maaf tidak saya cantumkan)
Ada yang sudah membaca semua isi kitab ini? (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H