Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pentigraf Studio Kita: Duka Biru dan Ruang Pesta

13 Februari 2023   16:30 Diperbarui: 13 Februari 2023   16:31 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Pentigraf Studio Kita, terbit Februari 2023 | Dokumen pribadi 

Kitab Pentigraf ke-10 bertajuk Studio Kita telah terbit dan sudah dapat dinikmati.

Kitab ini berisi 106 karya pentigrafis yang menuangkan cerita-ceritanya yang khas dengan tema "Ruang".

Kitab setebal 264 halaman berisi 241 karya pentigraf ini dikurasi langsung oleh pakar, penggagas dan suhu Pentigraf; Tengsoe Tjahjono. 

Dalam kitab yang diterbitkan oleh Penerbit Delima, Februari 2023 ini memuat dua karya saya yang bertajuk Duka Biru dan Ruang Pesta. (hlm. 229-230)

1. Duka Biru

      Guyuran hujan sore ini membasahi sebagian celana denim hitamku. Dengan motor matic berbodi lebar kubonceng Olin gadis semata wayangku yang baru saja wisuda. Sengaja ia lepas kain panjang yang dikenakannya lalu mengganti sepatu high heels-nya dengan sandal jepit. Ia gembira sekali karena akhirnya dapat menonton langsung laga tim kebanggaannya sore ini sebagai hadiah wisuda. Bercelana pendek warna khaki dengan atasan kebaya tosca berbalut boomber biru ia bersenandung riang di belakangku, “Ayoo, ayo Arema. Sore ini, kita harus menang!.”

Gambar : detikNews.com
Gambar : detikNews.com

     Kegembiraan kami menguap, mengangkasa bersama dengan kepulan asap yang pekat dan pengap. Dada sesak, kami semua megap-megap. Semua semburat mencari selamat. Kutarik lengan Olin dengan segera menuju gate 13 yang penuh manusia berjubelan. Dalam kepanikan, lengan Olin terlepas dari genggamanku dan ia jatuh terkulai karena lemas. Aku menjerit, tubuh gadisku terinjak-injak ratusan manusia yang berusaha menyelamatkan nyawanya.

Duka Biru - hlm. 229 | Dok. Pribadi 
Duka Biru - hlm. 229 | Dok. Pribadi 

     Di dalam ruang berkelambu biru, aku ratapi kepergian gadisku. Dadaku masih sesak, mataku pun sangat pedih. Luka ini melebihi sakitnya luka-luka di badanku. Malam ini kupeluk raganya yang berbalut bendera Arema dengan tangisan pilu. Ingin rasanya aku menyusul Olin dan Liana, istriku; yang kurelakan pergi setelah melahirkan gadis semata wayangku dua puluh dua tahun lalu.

Duka Kanjuruhan, 1 Oktober 2022

2. Ruang Pesta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun