Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Apa di Balik Mie Bakar Celaket?

5 Februari 2023   01:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   00:58 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janjian kopdar di kolom komentar Kompasiana - menggendut bersama | Dok. Pribadi

Pagi itu cerah sekali. Sungguh satu hal yang membuatku sangat lega setelah beberapa hari sebelumnya cuaca mendung sejak pagi hari. Bahkan ketika menjelang sore, hujan selalu turun deras sekali.

Ada yang istimewa hari Jumat ini. Janji bertemu dengan sahabat Kompasianer sepulang kantor sudah kucatat dalam memori ingatanku. 

Pagi pukul 06.36 aku menyapa sahabat baruku ini melalui pesan WhatsApp, sekedar mengucapkan selamat pagi. Dalam hati masih terbersit keraguan, apakah hari ini kami jadi bertemu.

Gaung bersambut, Bu Yuli membalas pesan WhatsApp di pukul 08.40 WIB.

Beliau bertanya, "Selamat pagi, jadikah bertemu hari ini?"

Pertanyaan ini sebuah gambaran kesamaan di dalam pikiran kami masing-masing yang masih menyimpan keraguan.

Tanpa berpanjang lebar aku langsung iyakan dan berdiskusi singkat tentang tempat bertemu yang pas.

Di kolom komentar blog Kompasiana, kami sudah membahas beberapa kali tentang Mie Bakar Celaket yang berlokasi di belakang kompleks Cor Jesu ini.

Janjian kopdar di kolom komentar Kompasiana - menggendut bersama | Dok. Pribadi
Janjian kopdar di kolom komentar Kompasiana - menggendut bersama | Dok. Pribadi

Dan nyatalah kami janji bertemu di gerai Mie Bakar Celaket yang terkenal tak pernah sepi pengunjung itu pada pukul 15.00 WIB sepulang dari kantor.

Restoran Pindah Alamat

Mie Bakar Celaket berlokasi tak jauh dari kompleks Cor Jesu tempatku berkarya. Tak sampai lima menit aku sudah parkir di restoran terkenal itu.

Tangkapan layar pemberitahuan layanan 'dine in' pindah | Sumber Foto: IG @miebakarcelaket
Tangkapan layar pemberitahuan layanan 'dine in' pindah | Sumber Foto: IG @miebakarcelaket

Walaupun dekat, hampir nyaris aku tidak pernah makan di tempat atau 'dine in' di sana. Biasanya hanya beli bungkus lalu makan di kantor, itupun titip pada teman.

Aku sendiri tidak pernah tahu jika restoran ini membuka cabang khusus untuk pengunjung yang makan di tempat di kawasan pasar Tawang Mangu tak jauh dari restoran pertama.

Padahal sudah buka cabang sejak Oktober lalu. Hehehe.

"Yang di sini hanya melayani pemesanan online saja Mbak," jelas seorang driver ojil yang antri di sana.

Menunggu Ibu Yuli di depan Mie Bakar Celaket Jagung Suprapto gang I | Dok. Pribadi 
Menunggu Ibu Yuli di depan Mie Bakar Celaket Jagung Suprapto gang I | Dok. Pribadi 

Setelah mengucapkan terima kasih, aku buru-buru menginformasikan kepindahan restoran'dine in' pada Ibu Yuli Anita, sahabat kopdar perdanaku yang ternyata sudah 'otw'.

Jumpa Pertama

Satu kota, bertetangga dekat tetapi selama ini kami hanya sering ngobrol di blog Kompasiana. Oleh seizin Tuhan, akhirnya dipertemukan di Restoran Mie Bakar Celaket ini.

Kami tak dapat menahan sukacita ketika pertama kali bersua. Kami bersalaman, berpelukan dan saling bersapa riang.

Ada Apa di Mie Bakar Celaket?

Kami bergeser sedikit ke arah pasar tradisional Tawang Mangu. Di kawasan kuliner, Mie Bakar Celaket terletak di sebuah ruko pojok.

Tanpa ragu kami tetap masuk dan bergabung dalam antrian panjang. Bukan omong kosong, Mie Bakar Celaket ini benar-benar ramai. 

Kami tersenyum dan merasa muda di tempat itu karena sebagian besar yang antri adalah anak muda. 

Kami mendapat tempat di lantai dasar karena lantai atas sudah penuh.

Mie Bakar Celaket | Sumber Foto: makanlagi.com
Mie Bakar Celaket | Sumber Foto: makanlagi.com

Setelah beberapa saat antri, kami memesan dua porsi Mie Bratwurst Sosis tanpa topping dengan dua gelas teh hangat.

Sambil menunggu pesanan kami diantar, kami ngobrol aneka topik. Semua mengalir dan kami merasa sudah akrab dan saling mengenal.

Dari deretan obrolan kami yang hangat sehangat teh tawar pesananku, ternyata kami sama-sama seorang single parent.

Dan dari cerita yang mengalir, ternyata kami sudah pernah saling mengunjungi sekolah tempat kami masing-masing berkarya.

Sekali lagi semua adalah misteri ilahi. Jika Tuhan belum mengizinkan kami bertemu, kami tidak akan bertemu. Tetapi ketika saatnya tiba dalam seizin Tuhan, kami pasti dipertemukan. 

Obrolan tetap hangat dan semakin akrab hingga mie bakar yang kami santap ini habis. 

Mie Bakar Celaket ini terasa sangat nikmat ketika diberi topping keakraban yang cair selama kami bersantap.

Tehku pun serasa manis, semanis kisah yang kami tinggalkan di tempat itu.

Pertemuan perdana sesama guru dan kompasianer di Mie Bakar Celaket | Dok. Pribadi 
Pertemuan perdana sesama guru dan kompasianer di Mie Bakar Celaket | Dok. Pribadi 

Tak terasa senja merapat, mengisyaratkan kami untuk berpisah. Ruang pertemuan selanjutnya di rumah blog Kompasiana, yang tak kalah hangat. 

Harapan kami pertemuan akan berlanjut, mungkin lebih tepat di gerai Kopi Kenangan, agar kehangatannya membaur dalam kenangan itu sendiri.

Pasti sahabat Kompasianer masih bertanya-tanya; Ada apa di Mie Bakar Celaket?

Jawabannya adalah ada kenangan antara aku dan Bu Yuli Anita. Kenangan itu sehangat teh tuanya juga senikmat mie bakarnya. Aseeek.

Salam persahabatan dan cinta! (Yy)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun