Ya, tidak mendapatkan apa-apa alias zonk!
Sebuah gambaran hidup yang miris dan memprihatinkan. Di satu sisi ia harus berada dengan keluarganya, merawat dan melayani mereka. Di satu sisi ia harus berjuang untuk kelangsungan hidupnya dan keluarganya.Â
Pagi buta sampai malam gelap ia menyulap semuanya hingga beres tak bersisa. Menyulap tak berarti semudah mengayunkan tongkat ajaib, namun dengan meleburkan jiwa raganya di rumah dan di jalanan. Demi apa?
Demi selembar rupiah untuk kelangsungan hidup esok dan hari selanjutnya.Â
Ibu Cinta dan Ibu Kasih adalah sebagian kecil dari para pejuang wanita lainnya. Masih banyak cerita-cerita perjuangan yang sangat menginspirasi dari perjuangan wanita-wanita jalanan itu.
Mereka wanita-wanita hebat dan tangguh. Mereka rela menghabiskan waktunya di jalanan. Dunia yang keras, sangat riskan oleh tipu daya, pelecehan dan hal-hal yang mencederai diri.Â
Dunia yang menjadi penyalur hobi dan kepuasan batin sekaligus pelampiasan ego dan kesakithatian serta pemberontakan diri. Bukan menyesali keadaan tetapi sebuah upaya dan semangat untuk terus berjuang, demi keluarga juga harga diri.
Mereka pahlawan bagi keluarganya. Mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik di balik sisi-sisi hidupnya yang penuh dengan cerita luka.Â
Melayani semua orang tanpa pandang bulu dengan keanggunan dan senyum yang harus selalu tersungging di wajahnya. Meskipun tak jarang umpatan, cacian dan makian datang dari para pengguna jasanya.Â
Amarah dan perlakuan yang tidak wajar juga sering dihadapinya. Resiko kecelakaan di jalanan juga menjadi bagian dari pekerjaannya. Hujan dan panas menjadi teman silih berganti.Â