Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Siu Mie, Menu Wajib Perayaan Imlek

17 Januari 2023   11:15 Diperbarui: 19 Januari 2023   12:00 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Imlek hampir tiba, saya selalu terkenang ketika makan bersama dengan salah satu kerabat saya yang merayakan Tahun Baru Cina ini. Hidangan yang selalu saya temui dan paling saya nikmati adalah Siu Mie.

Saya selalu berusaha untuk memakannya sesuai dengan tradisi yang telah melekat pada masyarakat Tionghoa selama ini dengan keyakinan bahwa ini membuat kita terhindar dari hal-hal negatif. 

Sama halnya ketika kita meniup lilin ulang tahun, kita melakukannya diiringi dengan menyampaikan ujud, doa dan harapan yang terbaik di langkah hidup kita selanjutnya.

Siu Mie hidangan wajib dalam perayaan Imlek | Ilustrasi | Foto diadona.id
Siu Mie hidangan wajib dalam perayaan Imlek | Ilustrasi | Foto diadona.id

Menu Wajib Imlek

Siu Mie merupakan salah satu makanan sebagai menu yang wajib ada di berbagai perayaan dalam tradisi masyarakat Tionghoa. Siu mie selalu ada ketika perayaan ulang tahun dan juga perayaan Hari Raya Imlek.

Tak hanya Siu Mie, Semua makanan yang tersaji di saat perayaan, khususnya perayaan Hari Raya Imlek semuanya mempunyai makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 

Tradisi makan bersama dengan keluarga di Hari Raya Imlek dengan menyajikan hidangan makanan-makanan wajib sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Tionghoa. Perayaan Hari Raya Imlek ini pun selalu dirayakan secara meriah dari tahun ke tahun.

Imlek adalah perayaan Tahun Baru China yang dihitung berdasarkan penanggalan bulan. Imlek biasa juga disebut dengan Lunar New Year. Kata  Imlek sendiri berasal dari dialek Hokkian yang dibawa oleh para imigran ke Indonesia karena dirasa lebih mudah diucapkan.

Tradisi makan bersama dengan keluarga dalam perayaan Imlek | Ilustrasi | Foto : milenianews.com
Tradisi makan bersama dengan keluarga dalam perayaan Imlek | Ilustrasi | Foto : milenianews.com

Terdapat filosofi dan nilai-nilai yang terkandung dalam Siu Mie sebagai hidangan wajib di setiap perayaan masyarakat Tionghoa. 

Dalam Siu Mie terkandung harapan dan doa-doa yang baik, yang diharapkan dapat terwujud di sepanjang tahun baru yang akan dilalui ke depan.

Sesuai tradisi masyarakat Tionghoa, penyajian dan cara memakannya pun mempunyai  teknik tersendiri. Maka untuk lebih jelas mari kita simak beberapa ulasan tentang hidangan wajib satu ini :

Filosofi Panjang Umur, Keberlimpahan, dan Sukacita

Siu Mie adalah mie ini dihidangkan lengkap dengan sayuran, udang dan daging atau bakso. Siu Mie ini sering disebut dengan mie panjang dan sebagian mayarakat Tionghoa menyebutnya dengan ‘Changsshou Mian’.

Siu Mie menjadi salah satu makanan wajib dalam berbagai  perayaan memiliki filosofi sebagai simbol panjang umur. Mie yang panjang ini diibaratkan sebagai usia manusia dengan harapan kita selalu berumur panjang dalam mengarungi kehidupan di dunia fana ini.

Mie Panjang Umur atau Mie Ulang Tahun RI ke-73 sebagai trend | Ilustrasi | Foto : kompas.com by Silvita Agmasari
Mie Panjang Umur atau Mie Ulang Tahun RI ke-73 sebagai trend | Ilustrasi | Foto : kompas.com by Silvita Agmasari

Selain panjang umur dengan Siu Mie ini sangat diyakini dapat memberikan kesejahteraan dan rezeki yang berlimpah dari tahun sebelumnya bagi siapa saja yang mengkonsumsinya.

Sangat dipercaya bahwa dengan mengkonsumsinya tanpa menggigit dan memutus mie, maka umur dan rezeki  kita tidak akan pernah putus. 

Kebahagiaan dan keberlimpahan pun akan senantiasa menyertai kehidupan kita sepanjang tahun baru ini.

Dengan panjang umur, keberlimpahan dan rezeki tak terputus maka kita pun juga mengharapkan untuk selalu hidup dalam sukacita dan kebahagiaan. 

Siu Mie ini diyakini pula merupakan lambang pembawa sukacita dan kebahagiaan yang selalu menjadi harapan setiap insan.

Cara Mengolah Siu Mie

Mengolah dan cara memasak Siu Mie sebenarnya sama halnya seperti memasak bakmie goreng, tetapi cara mengolah Siu Mie harus lebih berhati-hati dan tidak boleh terlalu sering diaduk. Hal ini perlu diperhatikan supaya mie tidak mudah terputus atau bahkan hancur.

Oleh karena itu, ketika memasak Siu Mie sangat disarankan untuk menggunakan mie dengan tekstur yang baik yakni lebih tebal dan kenyal sehingga tidak mudah terputus ketika diolah. Saya lebih suka mengunakan lo mie atau spaghetti.

Cara Memakan Siu Mie

Seperti telah diulas dalam filosofi Siu Mie sebelumnya bahwa memakan Siu Mie sangat diharuskan untuk tidak menggigit atau memutus mie tersebut, karena adanya sebuah keyakinan bahwa jika mie dikonsumsi tidak putus maka umur dan rezeki pun tidak akan terputus dan tanpa henti. 

Sangat disarankan untuk memakan mie ini dengan sumpit agar lebih mudah dan mie pun jadi tidak mudah putus.

Makan Siu Mie lebih mudah dengan sumpit agar mie tidak mudah putus | Ilustrasi | Foto : fsrmagazine.com
Makan Siu Mie lebih mudah dengan sumpit agar mie tidak mudah putus | Ilustrasi | Foto : fsrmagazine.com

Tradisi menyantap Siu Mie bersama keluarga ini sendiri merupakan sebuah kerinduan bagi masyarakat Tionghoa yang hanya dapat dilakukan ketika merayakan ulang tahun dan hari raya. 

Maka ketika kita menyantap Siu Mie, kita melakukannya sembari menyampaikan ujud, doa dan harapan kebaikan bagi kita dan cita-cita kita ke depan.

Cara Memasak Siu Mie

Saya tidak hanya sekedar turut menyantap dan menikmati Siu Mie ketika perayaan Imlek dan perayaan dalam tradisi Tionghoa saja, melainkan juga mengadaptasinya dalam merayakan ulang tahun bagi keluarga saya. 

Siu Mie merupakan hidangan yang juga tak pernah kami lewatkan saat ada anggota keluarga berulang tahun.

Melalui tulisan ini saya ingin membagikan resep sederhana Siu Mie yang biasa saya buat dalam keluarga saya selama ini. Kita simak yuk…

Bahan-bahan :

500 gram mie kuning atau lo mie atau bisa juga pakai spaghetti (lebih tebal)
150 gram dada ayam potong dadu atau sesuai selera (opsional)
150 gram udang kupas
5-7 butir bakso iris sesuai selera
15 butir telur puyuh
Kol secukupnya
Sawi daging atau saawi biasa secukupnya
Wortel secukupnya
Kucai secukupnya
Taoge secukupnya
Daun bawang secukupnya

Bahan memasak Siu Mie | Ilustrasi | Foto by nibble.id
Bahan memasak Siu Mie | Ilustrasi | Foto by nibble.id

Bumbu :

7 siung bawang putih (geprek cincang)
1 sdt lada bubuk
5 biji cabe (opsional , bagi yang suka pedas)
4 sdm minyak wijen
2 sdm saus tiram
3 sdm kecap asin
2 sdm kecap manis
1 sdm kaldu bubuk (jamur atau daging)
Air secukupnya
Garam secukupnya
Minyak sayur secukupnya

Cara Membuat

  • Rebus mie dengan air yang ditetesi sedikit minyak agar tidak lengket. Rebus hingga matang, sebisanya tidak terlalu matang agar tidak mudah terputus. Tiriskan, lalu aduk dengan kecap manis, kecap asin dan saus tiram hingga merata.
  • Rebus telur puyuh, kupas bersih setelah matang
  • Iris sayuran sesuai selera
  • Haluskan bawang putih, garam dan lada lalu tumis hingga harum dengan sedikit minyak. Masukkan irisan sayuran tambah sedikit air hingga setengah matang.
  • Masukkan potongan daging ayam dan udang, masak hingga berubah warna lalu masukkan telur puyuh dan bakso, aduk merata hingga matang.
  • Masukkan kaldu bubuk (bisa kaldu jamur atau kaldu daging sapi atau ayam) aduk hingga meresap lalu berikutnya masukkan mie ditambah dengan irisan kucai dan daun bawang.
  • Aduk dan campur rata sebentar, tes rasa lalu angkat.
  • Siap disajikan dengan ditaburi bawang merah goreng (opsional)

Hmmm… walaupun pada dasarnya sama dengan olahan mie atau bakmie biasanya, olahan Siu Mie ini jika kita santap dengan mengikuti tradisi Tionghoa pasti akan terasa bedanya.

Siu Mie bisa kita olah dan masak ketika perayaan ulang tahun anggota keluarga kita dan dapat kita santap sambil mengucapkan doa permohonan serta diupayakan untuk tidak menggigit atau memutus mie tersebut. 

Tetapi perlu keyakinan yang kuat loh yaaa… dan ini bukan mewajibkan, semua kembali kepada diri kita masing-masing.

Yang terpenting, dengan ini kita dapat memperoleh pengetahuan budaya atau tradisi masyarakat Tionghoa tanpa mengurangi segala hormat dan toleransi dalam konsep hidup bernegara dan bermasyarakat. 

Setiap tradisi serta budaya ini merupakan sebuah kekayaan tak ternilai yang sangat perlu untuk kita lestarikan dan banggakan hingga generasi yang akan datang. Salam persahabatan dan cinta! (Yy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun