Klenteng Eng An Kiong yang terletak di Jalan Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang ini adalah salah satu bangunan tua dengan arsitektur gabungan Eropa dan Tiongkok yang berusia 193 tahun.
Bangunan klenteng dibangun pada 1825 (2564 tahun imlek) atas prakarsa Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong), keturunan ketujuh dari jenderal di masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok.
Klenteng ini berdiri di atas tanah kurang lebih 5.000 meter persegi dengan memiliki 99 rupang atau kiem siem atau patung dewa-dewi di seluruh ruangan.Â
Dengan kekhasan ini, membuat Klenteng Eng An Kiong mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Nama Eng An Kiong berasal dari bahasa Tiongkok yang mempunyai makna Istana Keselamatan Yang Abadi; ‘Eng’ artinya abadi, ‘An’ artinya keselamatan, dan ‘Kiong’ berarti istana.
Bangunan ini sarat akan sejarah dan memegang teguh budaya hidup rukun dan damai, tanpa memandang suku, ras, agama dan status sosial.
2. Sebagai Klenteng Tri DharmaÂ
Klenteng Eng An Kiong merupakan klenteng Tri Dharma, yang artinya digunakan sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Ji (Khonghucu), Too (Tao), dan Sik (Buddha).
3. Mempunyai Agenda Rutin Imlek yang Ditunggu Masyarakat Berbagai Kalangan
Ketika Imlek tiba Klenteng Eng An Kiong mempunyai rangkaian agenda rutin beragam upacara ritual. Acara ini dapat diikuti oleh seluruh pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat.
Agenda rutin yang sangat ditunggu-tunggu adalah upacara ritual sedekah bumi sebuah tradisi Tiongkok sembahyang kepada leluhur dan membagi sembako pada seluruh masyarakat yang datang, bahkan sampai antri panjang karena yang datang tak hanya warga sekitar melainkan dari berbagai tempat.