Saya semakin tak kuasa menahan haru dan bahagia. Kalimat "I Love You Bu Yayuk" begitu banyak dan terdapat satu yang ditulis dengan sangat besar "We + gambar hati + U Bu Yayuk".
Sebagai Guru Sekaligus sebagai Ibu di Sekolah
Pada coretan-coretan para siswa di puncak peringatan Hari Guru Nasional ini, tampak terdapat tiga kalimat yang menggambarkan saya sebagai sosok Ibu di mata mereka. Beberapa gambaran ini terlihat dalam kalimat:
- Anaknya Bu Yayuk
- Terima kasih sudah menjadi ibu kami di sini + gambar hati
- The best Mom + gambar hati + ever in school
Jujurly (jujur saja), saya merasa ada sesuatu yang bergerak-gerak dalam dada saya, apakah ada kupu-kupu di dalamnya? Jantung saya berdegup kencang. Saya pun gemetar. Apakah saya halu karena overthinking ?
Sempat saya juga meyakinkan diri apakah saya sedang kelaparan. Ah, tidak mungkin, karena saya sudah sarapan cukup kenyang ditambah segelas teh panas sisa dari teh yang saya buat untuk satu siswa saya yang tadi hampir pingsan.Â
Saya mulai menghitung mundur setiap jengkal peristiwa yang saya alami bersama siswa-siswi saya ini. Memang tidak semua siswa, namun siapapun mereka yang menuliskan ini pasti yang selama ini sangat akrab dengan perpustakaan dan saya.
Saya di Mata Siswa
Dalam beberapa percakapan dengan beberapa siswa, saya beranikan diri untuk bertanya tentang apa yang telah saya lakukan selama ini sehingga menggambarkan saya sebagai sosok Ibu bagi mereka.
Menurut beberapa siswa, saya pribadi yang:
- Sabar, menjadi pendengar yang baik dan asyik diajak curhat, tidak ember dan selalu support.
- Baik hati, tidak pernah menolak jika dimintai bantuan, seperti: ketika tidak dijemput dipesankan ojol kadang diantar, ketika tidak bawa bekal diberi makanan, ketika uang angkot kurang malah diberi dan dilebihkan, ketika buku tulis rusak dibetulkan bahkan dihadiahi sampul plastik dan begitu banyak ketika ketika lainnya.
- Lucu dan tidak baperan
- Berbelas kasih, memperlakukan semua siswa sama tanpa pilih-pilihÂ
- Keibuan, peka jika ada sakit atau dalam kelemahanÂ
Saya terperangah mendengarkan pendapat mereka ini. Bahkan hal-hal yang tidak pernah saya ingat satu per satu menjadi sebuah peristiwa yang melekat dalam hati mereka pribadi lepas pribadi.Â