Dalam menggunakan istilah smart di sini, penulis menjabarkan bahwa seorang pustakawan merupakan seseorang  dengan kriteria:
S :Â Self-relliant, pustakawan harus mandiri artinya ia mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam mengatasi masalah-masalah penting yang ia hadapi, baik permasalahan pribadi maupun yang berkaitan dengan tugasnya, baik dengan personal maupun dengan tim.
MÂ : Marvelous, pustakawan mempunyai kemampuan yang luar biasa dan menakjubkan dalam menjalankan profesinya sebagai orang yang berkaitan dengan sumber informasi. Ia bahkan dapat menjadi sumber ilmu itu sendiri yang selalu dicari oleh pemustaka. Menjadi sosok idola yang membuat orang tergoda untuk mengunjungi perpustakaan.
A : Achievement, pustakawan yang mampu menggali potensi dalam dirinya untuk dapat menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi banyak orang dan menjadikannya seorang yang berprestasi.
R : Responsibility, pustakawan yang bertanggung jawab dan jujur dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
T : Thoughtful, tidak sempurna jika pustakawan hanya menjadi seorang yang mandiri, Â pintar, berprestasi, bertanggung jawab dan menjadi idola jika ia belum bersikap bijaksana.Â
Orang yang bijaksana selalu menggunakan akal sehat. Ia akan berpikir lebih dahulu sebelum bertindak, dan dapat memilah hal mana yang baik dan mana yang tidak.
Memaknai ulasan tersebut, pustakawan diharapkan mampu bertindak sebagai mediator informasi bahkan menjadi sumber informasi itu sendiri bagi generasi Y (milenial) dan generasi Z yang melek teknologi dan sosok yang peka oleh zaman hingga menjadi idola bagi pemustaka yang tergoda untuk mengunjungi perpustakaan. Ia harus mandiri dalam menerima, menyikapi dan  menjalankan perubahan-perubahan zaman yang semakin bergerak seiring kemajuan teknologi. Perpustakaan tidak akan senyap sebab mempunyai sumber daya yang yang handal dan kompeten karena terbuka pada ilmu-ilmu baru.
Sebagai pustakawan era milenial dan digital, ia pun diharapkan mampu mengembangkan dirinya untuk dapat berprestasi.Â