Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Mukbang Rujak Cingur Level 30

15 November 2022   11:00 Diperbarui: 26 November 2022   08:52 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Weruh gak rek, pisang batu iku jenenge gedhang kluthuk. Dicampur petis udang, kacang, asem, bawang, lombok diuleg dadi siji dadi bumbune rujak cingur, “uwenaaak joss”, tenan “uwenaaak joss”!,” 

Baron meraup tempe menjes dan tahu beberapa potong berlumur saus rujak sembari mengulang jargon konten mukbangnya yang sudah dihapal luar rambut oleh fansnya.

Mercy tak mau kalah, dia mencomot beberapa irisan cingur (kulit bibir sapi) yang besar lalu memasukkan semua ke mulutnya, sangat rapi meskipun saus rujaknya sampai menetes-netes saking banyaknya. Mukanya memerah karena sudah mulai kepedesan. Seplastik kerupuk puli dia habiskan seketika. Dua botol air mineral besar di sampingnya pun sudah kosong. Sigit buru-buru menggantinya dengan dua botol yang baru.

Fuji mukbang rujak manis | Ilustrasi | food.detik.com
Fuji mukbang rujak manis | Ilustrasi | food.detik.com

“Uwenaaak joss rek!,” Mercy berseru sambil menahan perutnya yang mulai kekenyangan. Masih seperempat bakul penuh, masih tersisa irisan nanas, bengkoang, tempe dan sayurannya. Tangannya meraup semuanya lalu kembali memasukkan ke dalam mulutnya, bergantian dengan Baron. Disusul colekkan bumbu rujak dengan sisa kerupuk puli di tangannya.

Di sebelah Mercy, Baron asyik mengunyah mentimun muda yang dia colek-colekkan ke bumbu rujak yang bersembur merah karena bercampur 600 biji cabe rawit. Ulala, Sigit melihat mamanya ngibrit meninggalkan pertunjukan ekstrim itu, dan sayup terdengar suara mama yang mulai tak dapat menahan mual di dalam kamar mandi.

***

Dua hari berlalu. Seperti biasa, subuh itu Sigit mengantar mamanya belanja ke pasar Legi sekiloan meter dari rumahnya. Kaget bukan kepalang, sepulang dari pasar rumah mereka penuh manusia. Banyak emak-emak berteriak histeris memanggil-manggil mama Sigit.

“Uwenaaak joss rujak cingur Bu Titik”, terdengar suara Bu RT turut berteriak di sela-sela kerumunan manusia itu.

“Bu Titik, saya mau rujaknya ya, mau saya kirim ke Kepanjen untuk anak saya…”, Bu Lin kampung sebelah berteriak tak kalah seru sambil mengambil foto Sigit dan Bu Titik dari jauh.

“Nah, betul itu warung yang di channel mukbang dua bule lucu itu Mas!,” seorang wanita muda berkata pada lelaki di sampingnya sambil menunjuk warung mama Sigit yang dipasang banner besar dan baru bertuliskan “Rujak Cingur Bu Titik – Uwenaaak Joss!” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun