Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Milenial - Literat dan Cakap Digital

14 November 2022   09:45 Diperbarui: 14 November 2022   09:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Milenial | moondoggiesmusic.com

              Dapat ditarik benang merah bahwa kegiatan literasi tak dapat berhenti sampai di sini. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi ke arah digital, para pendidik diharuskan mampu untuk cakap digital. Guru sebagai panutan bagi peserta didik dan juga kalangan masyarakat dituntut menjadi agent of change menuju masyarakat era revolui industry 4.0 dan society 5.0.

              Di masa pandemi, guru sang agent of change harus mampu menjadi katalisator perubahan yang menginspirasi dan menjadi teladan bagi peserta didik juga bagi siapa saja. Ia harus mampu menjadi motivator, menjadi inovator teknologi yang kompeten dan kekinian sesuai dengan kebutuhan peserta didik, menjadi evaluator metode pembelajaran sehingga dapat berkembang dari waktu ke waktu. Jika ia tidak mampu maka perannya akan digantikan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), sama nasibnya dengan sejumlah profesi yang terdampak. (NMP-Yayuk:15/06/21).

Di masa pasca pandemi, guru menjadi teladan bagi peserta didik sebagai manusia literat dan cakap digital yang bijaksana dalam menyikapi kondisi era digital, baik informasi-informasi yang diterima maupun kebiasaan-kebiasaan baru yang muncul di masyarakat. Guru yang literat akan menghasilkan generasi penerus yang juga literat.

Menjadi Karakter

              Pada akhirnya guru yang literat akan menjadi sebuah karakter. William Arthur Ward menyampaikan bahwa “guru biasa hanya memberitahu, guru baik menjelaskan, guru yang sangat baik menunjukkan, dan guru hebat menginspirasi.” Jika guru diberikan wahana untuk menulis artikel, opini dan lainnya maka tanpa disadari ia akan menjadi guru yang hebat karena menginspirasi peserta didiknya atau masyarakat. Hingga kemudian guru yang literat adalah guru yang istimewa, karena tidak setiap guru mampu melakukannya. Apalagi guru yang melek teknologi, sebuah komposisi sempurna menjadi seorang guru yang istimewa. Tetap Semangat! Salam Literasi! (Yy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun