Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi : Terkepung Sesal

9 November 2022   20:30 Diperbarui: 26 November 2022   08:54 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

surya memancar congkak,
membakar penjuru jiwa yang tengah meradang,
mengapa sungguh rapuh ketika kau tak tampak,
jiwaku menggelepar penuh peluh serang-menyerang

dengan apa kupanggil kembali engkau sayang…
tuli hatimu, hingga genderang bertalu tak jua kau datang,
laksana ranting patah dan terinjak aku mengerang,
remah-remahnya semburat tak terbilang

samar kaukirim pesan melalui angin, 
hatiku tersayat mendengar suaramu yang kurindu : 
“mengapa mencariku kekasih bayangan, 
apakah masih berarti bagimu ketika segalaku kauanggap tak pernah ada, 
aku datang engkau berlalu, 
aku sapa engkau membisu, 
aku rengkuh engkau membeku"

seperti tersambar kilat aku terlempar ke sudut ruang pekat,
semua gelap dan aku tercekat ,
terguguk kumenangis memeluk kiblat,
berbaris sesal membayang kian mendekat

pic. Golife.id
pic. Golife.id

aku tersungkur terkepung sesal tak berujung,
engkau pergi tanpa menoleh,
engkau berlalu tanpa berpamit,
tinggal aku bersama kerik jangkrik di sudut  longan*)

hancur aku dirundung sesal

*)longan adalah kolong tempat tidur dalam Bahasa Jawa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun