Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Bom Waktu Anak Mulai Pacaran Meledak

7 November 2022   20:00 Diperbarui: 8 November 2022   14:09 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi orangtua tunggal bagi anak-anak yang mulai beranjak remaja seringkali merasa seolah menyimpan beberapa “bom waktu” yang jika tiba saatnya satu per satu bom itu akan meledak. “Bom waktu” ketakutan dan kegelisahan dengan aneka pikiran yang cenderung ke arah negatif. 

Salah satu “bom waktu” itu adalah ketika anak mulai pacaran. Apalagi bagi seorang Ibu sekaligus ayah seperti saya yang mempunyai anak gadis yang beranjak dewasa dan mulai dekat dengan anak muda lawan jenis, teman kuliahnya. Satu hal yang wajar, karena tak dapat dipungkiri kita akan flashback pada pengalaman kita di masa muda. Jika masa pacaran kita waktu itu baik-baik saja, setidaknya masih ada rasa tenang. Jika sebaliknya?

“Bila kita fokus pada hal yang negatif, kekuatan negatif yang akan lebih kuat di dalam diri kita. Maka perbuatlah sebaliknya.” (Family DISCovery)

Sebagai orangtua mau tidak mau kita harus siap jika sewaktu-waktu “bom waktu” itu meledak. Jauh-jauh hari, kita sebagai orangtua sudah harus menanamkan presepsi yang benar dan memberi rambu-rambu yang harus ditaati ketika anak mulai pacaran.

Berikut ini beberapa hal yang perlu saya sharing-kan dalam mengantisipasi jatuh tempo meledaknya “bom waktu” itu antara lain dengan :

MENANAMKAN DASAR IMAN YANG KOKOH

Sebagai manusia beriman, sangat baik jika kita berikan bekal keimanan yang kuat sebagai landasan, tentunya ini sudah seharusnya ditanamkan sejak lahir. Membiasakan anak-anak untuk takut kepada Tuhan dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan taat kepada Tuhan, anak-anak akan diajarkan pula untuk taat kepada orangtuanya.

MENANAMKAN PRESEPSI PACARAN YANG BENAR 

Sebagai orang tua kita harus membekali mereka dengan mengenalkan apa itu definisi, maksud, dan manfaat dari pacaran itu sejak mereka mulai akil baligh atau kurang lebih di usia-usia anak SMP. Meskipun tak sedikit anak-anak masa kini sebelum usia akil baligh yang sudah mulai “berpacaran” tanpa memahami arti sebenarnya pacaran itu sendiri.

Dalam konteks berpacaran, anak perlu diberi gambaran bahwa pada dasarnya manusia adalah ciptaan Tuhan yang diciptakan untuk saling mengasihi. Ketika mulai pacaran, artinya manusia mulai mengenal bentuk saling mengasihi secara lebih spesial karena mulai jatuh cinta kepada lawan jenis dan mulai mengekspresikannya dalam bentuk saling memberi perhatian, perlindungan dan kasih sayang . Dari sini muncul sebuah relasi yang melibatkan perasaan dari kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun