Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gaharu dan Banteng - Maskot Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2022

5 November 2022   11:45 Diperbarui: 5 November 2022   11:53 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Take care of the earth and she will take care of you" 

"Jaga bumi dan dia akan menjagamu" ini merupakan peringatan bagi kita untuk turut andil dalam upaya menjaga bumi beserta isinya. Sejalan dengan itu hari ini, 5 November 2022 diperingati sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Tujuan ditetapkannya Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional ini adalah agar dapat meningkatkan kepedulian masyarakat atas perlindungan, dan pelestarian puspa dan satwa nasional.  

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diprakarsai oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993 dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Pesan tentang tujuan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional tersebut disampaikan Presiden Soeharto pada Upacara Pencanangan Tahun Lingkungan Hidup di Jakarta, 10 Januari 1993. Hingga kini peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional terus digaungkan karena Indonesia adalah negara yang kaya akan puspa dan satwa.

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2022 ini mengusung tema “Potensi Plasma Nutfah Puspa dan Satwa Indonesia bagi Pembangunan Ekonomi Nasional”, dengan tujuan untuk mengingatkan kita perlunya perlindungan plasma puspa dan satwa Indonesia sebagai aset dasar negara bagi pembangunan ekonomi nasional demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

Maskot pada HCPSN 2022 ini; untuk puspa dipilih gaharu (Aquilaria filaria) dan untuk satwa dipilih banteng (Bos javanicus). 

GAHARU (AQUILARIA FILARIA)

Kayu gaharu berasal dari sebuah pohon aquilaria malaccensis dari hutan asia tenggara. Merupakan kelompok dari family Thymelaeceae dan spesies Aquilaria spp. Memiliki diameter barang sekitar 40-60 cm dengan ketinggian kisaran 40 meter.

Dikutip dari dpr.go.id, Gaharu merupakan sejenis kayu keras dari pohon gaharu yang tumbuh secara alamiah. Pohon Gaharu mengandung Damar Wangi dan memiliki serat, serta bobot dengan mengeluarkan aroma pada saat di bakar. Banyak digunakan masyarakat Timur Tengah sebagai pengharum ruangan dan lainnya. Kaum muslim mempercayai bahwa kayu gaharu berasal dari surga.

Terkandung banyak manfaat dari gaharu selain kayunya sebagai material alami dan natural dari alam! seperti dari daun pohon, batang pohon, dan cairan getahnya.

Sebagai furniture kayu gaharu mempunyai jenis katu berkualitas tinggi, kokoh, tahan rayap dan tahan lama. Dalam industri kosmetik olahan getahnya dibuat wewangian atau parfum, sabun, sampo dan kosmetik aroma terapi. Selain itu gaharu juga mempunyai manfaat yang besar untuk bidang kesehatan seperti ekstrak teh, kopi, dan juga minyak. 

Di Cina, Jepang, Korea dan Amerika ekstrak gaharu diolah menjadi obat alami untuk berbagai penyakit antara lain seperti ginjal dan hipertensi. Di Eropa dan India gaharu dimanfaatkan untuk obat tumor dan kanker.

Pohon sejuta manfaat ini pantas disebut sebagai pohon termahal. Di Indonesia, pohon gaharu banyak terdapat di Sumatera dan Kalimantan, Papua, Papua Barat, dan sebagian Wilayah Maluku dan Wilayah Sulawesi, NTT dan NTB. Namun setelah menurunnya produksi gaharu di tahun 2000, beberapa daerah mulai membudidayakan tanaman ini seperti di Kabupaten Merangin, Jambi dan Batang, Jawa Tengah. [dpr.go.id]

BANTENG (BOS JAVANICUS)

Dilansir dari Kabaralam.com Banteng merupakan salah satu hewan asli Asia tenggara, dan salah satu mamalia besar Indonesia yang memiliki status dilindungi berdasarkan P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi. Bahkan oleh IUCN Redlist mengategorikan banteng sebagai satwa yang terancam punah atau Endangered.

Momen bersejarah terjadi di bidang konservasi banteng jawa pada 2020. Untuk pertama kalinya banteng jawa hasil perkembangbiakan eksitu dikembalikan ke habitat alaminya. Tepatnya Kamis 3 September 2020, dua ekor banteng jantan, yaitu Tekad (lahir 9 Juli 2014) dan Patih (lahir 23 Mei 2016) dikembalikan ke habitat alaminya di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi, Jawa Timur. Kedua banteng tersebut merupakan banteng hasil perkembangbiakan secara eksitu di Suaka Satwa Banteng (SSB) Taman Nasional Baluran. [Kabaralam.com]

LAYAK JADI MASKOT

Dari paparan di atas, gaharu dan banteng sangat layak menjadi maskot HCPSN tahun ini. Peran dan fungsi ekologis kedua spesies ini cukup tinggi dan mempunyai nilai ekonomis yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Mari kita rayakan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional ini dengan cara menjaga bumi dan lingkungan sekitar kita, dengan demikian mereka juga akan menjaga kita. 

"Selamat Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional." (yy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun