Mohon tunggu...
YWAM_JP NEWS
YWAM_JP NEWS Mohon Tunggu... Mahasiswa - YW Al Muhajirien Jakapermai

YWAM_JP NEWS adalah blog Bidang Sekretariat Yayasan Waqaf (YW) Al Muhajirien Jakapermai, yang mengelola Sekolah-sekolah Islam Al Azhar di wilayah Jakapermai, Kemang Pratama, Kota Bekasi, dan Grand Wisata, Kabupaten Bekasi. Blog ini berisi tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dikelola yayasan ini, serta tulisan lepas lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Dimensi Kesadaran: Menyadari Keterikatan Kosmik?

8 Agustus 2023   10:12 Diperbarui: 7 Oktober 2023   17:15 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi  (Suasana Coffee Morning di YW Al Muhajirien Jakapermai)

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Tulisan saya sebelumnya yang berjudul, Mengenal Dimensi Kesadaran : Menyadari Kebersatuan ?!  Saya mengulas bahwa kesadaran immersif adalah kemampuan untuk sepenuhnya hadir dalam momen kita saat ini. Saat kita berjalan di alam, kita merasakan kelembutan dan keindahannya. Saat kita makan makanan lezat, kita benar-benar menghargai setiap rasa yang memenuhi lidah kita. Saat kita berbicara dengan seseorang, kita mempersembahkan perhatian penuh kita dan mendengarkan dengan sepenuh hati.

Dari kesadaran Immersif tersebut, kemudian kita meningkatkan level kesadaran kita menjadi, Kesadaran Holistik-Kosmik. Kata "holistik" berasal dari bahasa Yunani kuno "holos" yang berarti "keseluruhan" atau "seluruh".  Jadi, kesadaran holistik adalah sebuah konsep yang menekankan pemahaman tentang bahwa individu sebagai entitas yang kompleks dan saling terkait dengan lingkungan sekitarnya. Ini berarti bahwa pemahaman dan pengalaman seseorang tidak hanya terbatas pada aspek fisik atau mental saja, tetapi juga mencakup dimensi emosional, spiritual, sosial, dan lingkungan.

Kontribusi Filosof 

Filosof Muslim pertama yang mengemukakan konsep kesadaran holistik-kosmik adalah Ibn Sina, dikenal juga sebagai Avicenna. Ibn Sina adalah seorang filsuf dan cendekiawan Muslim terkenal yang hidup pada abad ke-10 hingga ke-11 Masehi.

Ibn Sina meyakini bahwa kesadaran manusia tidak hanya terbatas pada individu, tetapi juga membentang ke seluruh kosmos. Baginya, kesadaran manusia tidak dapat dipisahkan dari kesadaran alam semesta secara keseluruhan. Ia percaya bahwa segala sesuatu dalam alam semesta memiliki kesadaran atau jiwa, dan jiwa manusia adalah bagian dari jiwa kosmik yang lebih besar.

Ibn Sina menyatakan bahwa kesadaran holistik-kosmik ini terwujud dalam manusia melalui akal atau pikiran yang berpuncak pada pemahaman konsep Tuhan secara bijaksana. Menurutnya, dengan menggunakan akal yang baik dan perkembangan spiritual, manusia dapat mencapai kesatuan dengan Tuhan dan alam semesta.

Konsep kesadaran holistik-kosmik Ibn Sina juga berhubungan dengan pemahamannya tentang hierarki pengetahuan. Ia melihat pengetahuan manusia berawal dari pengalaman sensori kemudian berkembang melalui akal budi dan akhirnya mencapai kebijaksanaan yang ilahi yang melebihi pemahaman konvensional.

Bagi Ibn Sina, kesadaran holistik-kosmik adalah kemampuan manusia untuk menyadari adanya keterkaitan yang kompleks antara diri kita, alam semesta, dan Tuhan. Ia berpendapat bahwa manusia sebagai mikrokosmos merefleksikan makrokosmos, dan dengan memahami relasi ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan tempat kita dalam tatanan kosmik.

Pemikiran Ibn Sina tentang kesadaran holistik-kosmik menunjukkan kecenderungannya untuk mengintegrasikan filsafat, spiritualitas, dan kosmologi. Ia mengajarkan bahwa kesadaran individu harus melampaui batas-batas diri dan menyatu dengan realitas yang lebih besar. Dalam konsep ini, manusia dihubungkan dengan alam semesta secara keseluruhan dan dengan penciptanya, dan melalui pemahaman ini, manusia dapat mencapai kebahagiaan, kedamaian, dan kesempurnaan.

Kesadaran Holistik-Kosmik

Dalam kehidupan yang sering kali terfokus pada hal-hal material dan dunia yang tampak, kita seringkali lupa akan hubungan yang lebih dalam dan luas dengan alam semesta ini. Namun, dalam kesadaran holistik-kosmik, kita membangun ikatan yang kuat dengan energi dan kehidupan yang lebih besar di sekitar kita.

Kesadaran holistik-kosmik mencakup pemahaman bahwa kita tidak hanya individu yang terpisah, melainkan bagian integral dari kehidupan yang lebih besar. Kita menyadari bahwa setiap tindakan, pikiran, dan energi yang kita pancarkan memiliki dampak yang lebih besar, tidak hanya pada diri kita sendiri tetapi juga pada alam semesta ini.

Dalam kesadaran holistik-kosmik, kita mengakui keberadaan konsepsi yang lebih dalam akan keterkaitan dan kesejajaran dalam alam semesta ini. Semua benda dan makhluk hidup memiliki peran yang unik dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kita dapat merasakan kehadiran suatu kekuatan universal yang menggerakkan dan mengkoordinasi segala sesuatu dalam kehidupan ini.

Melalui kesadaran holistik-kosmik, kita juga mengalami keajaiban dan keindahan yang eksis di sekitar kita. Kita selalu melihat adanya hubungannya dengan keberadaan Tuhan, dalam apapun yang tumbuh, setiap sungai yang mengalir, dan setiap bintang yang berkelap-kelip di langit malam. Kita menjadi saksi bagaimana segala sesuatu hidup dan berinteraksi dalam harmoni yang sempurna.

Kesadaran holistik-kosmik juga membuka cakrawala yang lebih luas bagi kita. Kita melampaui batasan pemikiran konvensional dan pandangan sempit. Kita tidak hanya terpaku pada masalah sehari-hari kita, tetapi memahami bahwa ada tujuan yang lebih besar yang melintasi kehidupan ini. Kita merasa terhubung dengan keabadian dan kesadaran kolektif, mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang tujuan hidup kita.

Dalam perjalanan menuju kesadaran holistik-kosmik, kita juga mengembangkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap alam semesta ini. Kita menyadari bahwa kita adalah penjaga dan pelindung tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Kita berpraktik untuk hidup dengan bijaksana dan berkelanjutan, menghormati alam, sesama manusia, dan makhluk hidup lainnya.

Namun, mencapai kesadaran holistik-kosmik bukanlah proses yang instan atau mudah. Inilah yang membutuhkan latihan dan komitmen yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu kita dalam memperluas kesadaran kita ke tingkat holistik-kosmik:

  • Praktikkan meditasi dan refleksi. Dalam momen ketenangan ini, kita dapat mengamati pikiran dan perasaan kita, memperluas kesadaran akan kehadiran kita di dunia.
  • Kembangkan kepekaan terhadap energi dan kehidupan di sekitar kita. Melalui perhatian yang lebih dalam, kita dapat merasakan getaran yang ada di alam dan di dalam diri kita.
  • Belajar dari alam. Amati keindahan dan keajaiban di sekitar kita. Lihat bagaimana segala sesuatu saling terhubung dan bekerja bersama dalam keseimbangan yang indah.
  • Bangun kebiasaan sehari-hari yang menghormati dan melindungi lingkungan. Kurangi jejak karbon kita, gunakan sumber daya alam dengan bijaksana, dan berbagi kebaikan dengan orang lain.

Jadi, melalui kesadaran holistik-kosmik, kita dapat memperluas pandangan kita tentang kehidupan, mengalami koneksi yang lebih dalam dengan alam semesta ini, dan hidup dengan rasa tanggung jawab yang lebih besar. Mari kita terus menjelajahi dan mengembangkan kesadaran holistik-kosmik ini, dan menjadi bagian dari perubahan positif yang kita inginkan dalam dunia ini ?!. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 8 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun