Mohon tunggu...
YWAM_JP NEWS
YWAM_JP NEWS Mohon Tunggu... Mahasiswa - YW Al Muhajirien Jakapermai

YWAM_JP NEWS adalah blog Bidang Sekretariat Yayasan Waqaf (YW) Al Muhajirien Jakapermai, yang mengelola Sekolah-sekolah Islam Al Azhar di wilayah Jakapermai, Kemang Pratama, Kota Bekasi, dan Grand Wisata, Kabupaten Bekasi. Blog ini berisi tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dikelola yayasan ini, serta tulisan lepas lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keteguhan Hati Sebagai Fondasi Sifat Istiqomah ?!

28 Juli 2023   07:38 Diperbarui: 28 Juli 2023   07:42 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Saat rapat Gabungan (26/7/2023), antara Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah dan Kepala Tata Usaha, seorang Kepala Bidang Pendidikan YW Al Muhajirien Jakapermai, dalam Tausiyahnya menjelaskan tentang do'a untuk meneguhkan hati. Do'a tersebut dirujuk dari Al Qur'an Surah ke-3 (Ali Imran) ayat 8, "Rabbana laa tuzigh quluuubanaa ba'da idz hadaitanaa wahablanaa min ladun karahmah innaka antal wahhab," yang artinya :  "(Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi."

Do'a meneguhkan hati yang ada dalam Al Qur'an Surah Ali Imran (3) ayat 8 tersebut juga bisa ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi nomor 2.066 dan 3.444, yaitu: "Ya Muqallibal qulubi tsabbit qalbi 'ala dinika." (Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu).  

Selanjutnya, Rasulullah SAW juga do'a menjelaskan, bahwa tak ada manusia melainkan hatinya berada dalam kekuasaan Allah. Dan Allah-lah yang mebolak-balikan hati manusia. Karenanya pada hadis Tirmidzi nomor 3.444, dapat ditemukan juga doa yang dipanjatkan sahabat Mu'adz, yakni : "Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana." (Ya Tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami).

Pengertian dan Tujuan 

Do'a yang dikemukan oleh Kabid Pendidikan diatas, merupakan refleksi Tasyakur 38 tahun YW Al Muihajirien Jakapermai, yang jatuh pada tanggal 9 Agustus 2023 yang akan datang. Milad yang ke-38 tersebut, menginspirasi beliau untuk mengkaji Q.S. Ali Imran, juz ke-3, ayat 8. Sehingga, ditemukanlah do'a, bagaimana seseorang meneguhkan hati agar senantiasa condong kepada Allah SWT, melalui ke-Istiqomah-an seseorang.

Dalam perspektif Islam, keteguhan hati merupakan sebuah prinsip yang penting dalam mencapai kedamaian spiritual dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Manusia membutuhkan keteguhan hati karena ada beberapa alasan penting, yang terkait dengan kehidupan spiritual dan penghambaannya kepada Allah SWT. Keteguhan hati setiap manusia menjadi penting, karena manusia dalam perjalanan hidupnya akan selalu mengalami berbagai tantangan dan cobaan. Oleh karena itu, alasan mengapa manusia membutuhkan keteguhan hati, anatar lain :

  • Untuk Memperkuat Iman. Keteguhan hati membantu seseorang untuk tetap teguh pada keyakinan mereka terhadap ajaran-ajaran agama. Dalam menghadapi tantangan atau godaan yang mungkin menghancurkan keimanannya, keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk terus berpegang pada keyakinan yang diyakini sebagai landasan hidup mereka.
  • Untuk Menghadapi Ujian dan Rintangan. Dunia ini merupakan tempat yang penuh dengan ujian dan cobaan. Keteguhan hati memberikan kekuatan kepada seseorang untuk mengatasi rintangan dan ujian tersebut dengan sebaik-baiknya. Ketika seseorang memiliki keteguhan hati yang kuat, mereka mampu merespons dengan tenang dan bijaksana terhadap situasi sulit.
  • Untuk Membangun Karakter. Keteguhan hati adalah salah satu aspek penting dalam membangun karakter yang baik. Keteguhan hati melibatkan disiplin diri, keuletan, dan ketahanan terhadap godaan yang merusak. Dalam prakteknya, seseorang yang memiliki keteguhan hati yang baik akan mampu mempertahankan integritas dan prinsip-prinsip positif dalam setiap tindakan dan keputusan yang mereka ambil.
  • Untuk Mewujudkan Keadilan dan Kebaikan. Keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk konsisten dalam menjalankan perbuatan yang baik dan mencapai keadilan. Dengan keteguhan hati, seseorang tidak akan tergoyah oleh tekanan sosial atau manfaat pribadi dalam melakukan tindakan yang benar. Keteguhan hati membantu seseorang untuk berpegang pada kebenaran dan berkontribusi pada kebaikan masyarakat.
  • Untuk Mencapai Kedamaian Hati. Keteguhan hati merupakan kunci untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan hidup. Dalam menghadapi hidup yang penuh dengan tantangan dan perubahan, keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk menghadapi segala halangan dengan ketenangan dan penerimaan. Dalam mencapai kehidupan yang bermakna, seseorang perlu memiliki keteguhan hati yang solid untuk menghadapi perubahan dan menghadapi kehidupan sebagaimana adanya.

Rasulullah SAW merupakan Uswatun Hasanah atau contoh terbaik mengenai keteguhan hati. Beliau dan para sahabatnya harus menghadapi ujian dan tantangan yang luar biasa, namun mereka tetap teguh dalam iman dan ajaran Islam. Ini menegaskan pentingnya keteguhan hati dalam menghadapi kehidupan dengan visi yang kuat dan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Jadi, ternyata manusia membutuhkan keteguhan hati, untuk memperkuat iman, membantu menghadapi ujian dan rintangan, membangun karakter yang kuat, mewujudkan keadilan dan kebaikan, serta mencapai kedamaian hati. Keteguhan hati adalah atribut yang penting dalam memperkuat hubungan dengan Allah dan dalam menjalani hidup dengan integritas dan ketenangan batin.

Makna dan Hakekat 

Keteguhan hati adalah kemampuan seseorang untuk tetap teguh dan mantap dalam menghadapi tantangan, rintangan, dan godaan dalam hidup. Ini adalah sifat yang sangat penting bagi manusia untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Keteguhan hati melibatkan kualitas, seperti: keuletan, ketabahan, ketahanan, dan kegigihan, untuk tidak menyerah dalam menghadapi segala halangan.

Hakekat dari keteguhan hati pada manusia adalah bagaimana seseorang dapat tetap teguh dan mantap dalam menghadapi berbagai kegagalan, penolakan, dan penderitaan yang mungkin mereka hadapi dalam hidup. Ini melibatkan kesediaan untuk melawan godaan dan terus menerus berusaha mencapai tujuan, meskipun dalam kondisi sulit atau tak terduga.

Keteguhan hati juga melibatkan kemampuan seseorang untuk mempertahankan keyakinan dan nilai-nilai mereka. Ini berarti seseorang tidak tergoyahkan oleh pendapat atau tekanan dari orang lain, tetapi tetap teguh pada apa yang mereka percaya benar dan penting. Keteguhan hati bukan berarti keras kepala atau tidak terbuka terhadap gagasan baru atau kritik, tetapi lebih tentang memperkuat tujuan dan keyakinan pribadi.

Keteguhan hati terletak pada kemampuan seseorang untuk menjaga motivasi dan semangat saat menghadapi tantangan. Tanpa keteguhan hati, seseorang mungkin mudah menyerah pada kegagalan atau rasa putus asa. Keteguhan hati memberikan seseorang kekuatan mental dan emosional yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan dan melewati masalah.

Selain itu, keteguhan hati juga berkaitan dengan resiliensi (kemampuan untuk bangkit dari kegagalan). Dalam menjalani kehidupan ini, kita seringkali mengalami kegagalan atau setback yang membuat kita merasa terpuruk atau tidak berdaya. Keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk mengambil hikmah dari setiap kegagalan dan memperbaiki diri mereka, daripada menyerah dan menyalahkan diri sendiri. Sifat ini memungkinkan seseorang untuk terus maju dan berkembang, bahkan setelah mengalami kegagalan yang sangat pahit.

Jadi, hakekat dan makna keteguhan hati pada manusia adalah kemampuan untuk tetap teguh dan mantap dalam menghadapi tantangan, penolakan, dan kegagalan dalam hidup. Keteguhan hati melibatkan ketabahan, ketahanan, dan kegigihan dalam menghadapi segala halangan. Ini juga melibatkan kualitas-kualitas seperti keuletan, resiliensi, dan keyakinan dalam nilai-nilai yang diyakini. Keteguhan hati memainkan peran penting dalam mencapai kesuksesan, kebahagiaan, dan kedamaian dalam hidup manusia.

Faktor-faktor yang Berpengaruh

Seperti yang sudah diuaraikan diatas, bahwa keteguhan hati merupakan kemampuan seseorang untuk tetap teguh dan mantap dalam menghadapi tantangan, rintangan, dan godaan dalam kehidupan. Hal ini adalah sebuah kualitas yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan jangka panjang. Namun, kualitas keteguhan hati tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat membentuk dan memperkuatnya, antara lain :

  • Keyakinan dan Nilai-nilai Pribadi. Keyakinan dan nilai-nilai pribadi yang kuat dapat menjadi pendorong yang penting dalam membangun keteguhan hati. Ketika seseorang memiliki keyakinan yang kokoh terhadap tujuan dan nilai-nilai yang diyakini, mereka akan lebih mampu mengatasi tantangan dan godaan yang muncul dalam kehidupan.
  • Dukungan Sosial. Dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau komunitas, dapat berpengaruh besar terhadap kualitas keteguhan hati seseorang. Ketika seseorang merasa didukung dan dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan menghargai mereka, maka mereka akan merasa lebih termotivasi dan lebih percaya diri untuk menghadapi ketidakpastian dan kesulitan.
  • Pengalaman Hidup. Pengalaman hidup yang sulit dan akan membentuk keteguhan hati seseorang. Ketika seseorang menghadapi rintangan dan mengatasi kegagalan, mereka akan belajar untuk tetap teguh dan berkembang dari setiap pengalaman tersebut. Pengalaman hidup yang pahit dapat menjadi pelajaran berharga yang memperkuat keteguhan hati.
  • Rencana dan Tujuan yang Jelas. Mempunyai rencana dan tujuan yang jelas dalam hidup dapat membantu seseorang untuk mempertahankan keteguhan hatinya. Ketika seseorang memiliki tujuan yang spesifik, dan terkonsep baik dalam pikiran dan hatinya, serta mengarahkan usaha mereka ke arah tersebut, mereka akan tetap fokus dalam menghadapi rintangan dan tidak mudah goyah oleh godaan-godaan yang datang.
  • Kemampuan Mengelola Emosi. Kemampuan mengelola emosi dengan baik, adalah faktor penting dalam mempertahankan keteguhan hati. Seseorang yang dapat mengenali dan mengelola emosi mereka dengan tepat akan mampu menghadapi stres dan tekanan dengan lebih efektif, dan tidak terjebak dalam siklus negatif yang dapat melemahkan keteguhan hati.
  • Optimisme dan Resiliensi. Sikap optimistik dan sifat yang resilien (tahan banting) juga mempengaruhi tingkat keteguhan hati seseorang. Optimisme membantu seseorang untuk melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan resiliensi memungkinkan seseorang untuk bangkit dari kegagalan dan melanjutkan perjuangannya.

Kualitas keteguhan hati manusia dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Keyakinan dan nilai-nilai pribadi, dukungan sosial, pengalaman hidup, rencana dan tujuan yang jelas, kemampuan mengelola emosi, optimisme, dan resiliensi adalah beberapa faktor kunci yang membentuk keteguhan hati seseorang. Dengan memperhatikan dan mengembangkan faktor-faktor ini, seseorang dapat membangun keteguhan hati yang akan membantu mereka menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih mantap dan sukses.

Fondasi Sifat Istiqomah 

Sifat Istiqomah merujuk pada sikap yang konsisten dan teguh dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT, baik dalam tindakan maupun dalam pemikiran. Keteguhan hati menjadi fondasi utama untuk mewujudkan sifat istiqomah. Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai hubungan antara keteguhan hati dan sifat istiqomah dalam Islam, antara lain:

  • Keteguhan hati dalam Islam tidak berarti kaku atau rigid. Sebaliknya, seseorang yang teguh dalam iman dan amal perbuatannya harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan yang ada. Keteguhan hati adalah kualitas yang bisa memberikan arah dan pondasi kokoh bagi pikiran dan tindakan seseorang, sekaligus memungkinkan fleksibilitas dan adaptasi dalam menjalankan perintah Allah.
  • Keteguhan hati menjadi sangat penting saat seseorang menghadapi rintangan, godaan, atau kesulitan dalam menjalankan tuntunan agama. Dalam hidup ini, seseorang akan diuji dengan berbagai godaan, yang akan cenderung mengalihkan mereka dari jalan yang lurus. Keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk tetap teguh pada kebenaran dan hukum Allah, bahkan jika ada tekanan atau godaan yang kuat.
  • Istiqomah dalam ibadah adalah bukti nyata dari keteguhan hati. Seseorang yang konsisten dalam menjalankan ibadah dan menunaikan kewajiban agama sesuai dengan tuntunan Islam menunjukkan kekuatan dan keteguhan hati mereka dalam beribadah kepada Allah SWT. Istiqomah dalam ibadah termasuk tidak berputus asa dalam melaksanakan shalat, berpuasa, memberikan ZIS, dan melakukan amal kebajikan lainnya.
  • Keteguhan hati adalah fondasi bagi seseorang untuk menjaga integritas dan moralitas, untuk menghadapi tekanan atau godaan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Seseorang yang teguh imannya akan memilih untuk tetap setia pada prinsip-prinsip agama dan mempertahankan moralitas yang tinggi. Keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk tidak tergoyahkan oleh godaan untuk melakukan keburukan, dan tetap bersikap jujur, adil, dan beretika.
  • Keteguhan hati adalah modal yang penting dalam memperjuangkan kebenaran. Seseorang yang memiliki keteguhan hati akan terus berjuang dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk melawan rasa malas, ketidakpedulian, atau kelesuan spiritual, dan mengarahkan diri mereka pada jalan kebenaran sepanjang hidup seseorang.

Pada akhirnya, keteguhan hati merupakan fondasi dari sifat istiqomah. Keteguhan hati memungkinkan seseorang untuk tetap konsisten dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT, sambil menjaga fleksibilitas dan adaptabilitas dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang ada. Keteguhan hati menjadi fondasi yang kuat, yang diharapkan oleh setiap Muslim, yang kelak akan membantu memperkuat keimanan, moralitas, dan komitmen dalam menjalankan ajaran Islam. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 28 Juli 20243

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun