Oleh. Muhammad Eko Purwanto
Membangun sebuah Digital Smart Classroom adalah sebuah proses yang melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah guru, kepala sekolah dan yayasan yang menaunginya. Ketiga unsur ini harus bersinergi untuk membangun lingkungan pembelajaran yang cerdas dan terhubung dengan teknologi. Dengan begitu, setiap sekolah dapat membangun budaya digital yang positif dan produktif. Dengan adopsi teknologi yang tepat, maka sekolah dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif, kolaboratif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Sejak lima tahun lalu YW Al Muhajirien Jakapermai, sebuah yayasan terbesar di Kota Bekasi, bersama-sama sekolah yang dikelolanya membangun sebuah budaya digital, yakni: menjadikan kelas-kelas yang ada di seluruh sekolah yang dibinanya, sebagai Digital Smart Classroom. Upaya yang mungkin agak revolusioner ini didukung oleh para guru, kepala sekolah, dan yayasan, sehingga pembangunan Digital Smart Classroom ini tidak menemui hambatan yang berarti.
Peran Kepala Sekolah
Kepala-kepala sekolah Islam Al Azhar di wilayah Jakapermai, Kemang Pratama dan Grand Wisata, di bawah pengelolaan YW Al Muhajirien Jakapermai, berkomitmen dan bertanggungjawab dalam membangun Digital Smart Classroom di sekolah masing-masing. Kepala sekolah memberikan dukungan dan sumber daya pengetahuan, yang diperlukan untuk pengembangan Digital Smart Classroom. Kepala sekolah juga menyusun anggaran untuk memenuhi kebutuhan sarana-prasarana Digital Smart Classroom, dan mendiskusikannya kepada pihak yayasan, termasuk menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti: akses internet yang stabil, perangkat keras yang canggih, dan pelatihan teknologi bagi guru-gurunya.
Kepala sekolah mengambil peran dalam membangun budaya pembelajaran yang berbasis teknologi. Mereka memastikan bahwa ada kesadaran dan minat yang tinggi dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Kepala sekolah juga memberikan dukungan dan memberikan motivasi kepada guru untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam mengadopsi teknologi dalam proses pembelajaran.
Selain itu, kepala sekolah juga memastikan bahwa sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efektif, dengan demikian kepala sekolah berusaha memonitor penggunaan teknologi di kelas dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. Kepala sekolah terus berkomunikasi dengan guru, siswa, dan orang tua untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka terhadap penggunaan teknologi di sekolah.
Peran Guru
Peran guru dalam membangun budaya digital dalam kelas adalah menguasai dan mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam pengajaran mereka. Guru-guru diharapkan sudah memiliki pemahaman yang baik tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam Digital Smart Classroom. Mereka bisa memanfaatkan smartboard, proyektor pintar, perangkat lunak pembelajaran interaktif, dan perangkat teknologi lainnya untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Selain itu, guru juga dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dan menarik dengan menggunakan teknologi. Mereka diharapkan mampu menciptakan konten pembelajaran yang kreatif, memanfaatkan video pembelajaran, simulasi, dan permainan edukatif yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Guru juga siap untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi informasi agar dapat menghadapi tantangan baru yang muncul di era digital.