Mohon tunggu...
Yves Vincent Muaya
Yves Vincent Muaya Mohon Tunggu... Dosen - Blogger

Biasa minum kopi tubruk

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perpisahan Indah Erick Thohir dengan Internazionale Milano

27 Januari 2019   21:38 Diperbarui: 27 Januari 2019   21:45 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesibukan Thohir di dalam negeri seiring penunjukan dirinya sebagai ketua penyelenggara Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta, membuatnya harus melepas posisi presiden klub. Penggantinya adalah putra Zhang Jindong sendiri, Steven Zhang, yang sebelumnya sudah masuk jajaran manajemen klub.

Seusai gelaran Asian Games, Thohir menerima pinangan Presiden Indonesia, Joko Widodo, untuk menjadi ketua tim suksesnya dalam penghadapi pilpres 2019.

Hal ini mempertegas bahwa Thohir bersiap melepas saham sisanya dalam waktu dekat. Benar saja, pada pertengahan Januari 2019, saudara kandung Garibaldi Thohir ini menjual sisa sahamnya ke Lion Rock Capital, perusahaan investasi asal Hongkong.

Pebisnis Jempolan Indonesia

Menurut laporan dari Il Sole 24 Ore: "Thohir membeli Inter pada 2013 lalu dengan biaya 250 juta Euro. Ia mengantongi keuntungan hampir sebesar 30 juta Euro saat melepas mayoritas sahamnya ke Suning pada 2016 lalu. Sementara penjualan sisa sahamnya kepada Lion Rock Capital menjamin keuntungan sekitar 100 juta euro, sehingga jika ditotal Thohir mengantongi keuntungan kurang lebih 150 juta euro atau sekitar 2,4 trilliun rupiah."

Fans Internazionale terbagi dalam dua kubu perihal penilaian terhadap Thohir: memuji dan mencibir. Memuji karena Thohir dianggap berhasil mengangkat tim biru hitam dari keterpurukan dan menyerahkannya ke tangan yang sangat kuat [Suning] serta mencibir karena menilai Thohir hanyalah mencari keuntungan karena memimpin klub tanpa rasa cinta seperti yang Moratti lakukan sebelumnya.

Mengutip pernyataan jurnalis terkenal Italia, Fabrizio Biasin, "Era dari Thohir berakhir: ia tiba di Italia, mengambil alih klub dalam masa krisis, kemudian mendapatkan banyak uang darinya dan kemudian melepasnya ke tangan yang lebih solid. Ia dulu pernah dipanggil 'Filipino' untuk membuatnya jengkel, namun ia membuktikan sebagai sosok yang paling pintar di antara yang lain."

Namun, menurut saya, fans Internazionale sudah sepantasnya berterima kasih pada Erick Thohir karena sewaktu membeli Internazionale dari tangan Moratti, media Eropa menyebutnya sebagai "orang gila" karena berani membeli tim yang memiliki utang yang sangat besar jumlahnya. Tidak ada satupun orang kaya raya asal Tiongkok maupun negara-negara Arab yang berani melakukan investasi tak lazim seperti ini. 

Di saat pemilik klub sepak bola lain sedang merugi, saat ini Thohir sedang tersenyum menghitung pundi-pundi uangnya, sekaligus memantapkan posisinya sebagai pebisnis jempolan. Jangan lupakan juga predikat Thohir sebagai pebisnis nomor satu Indonesia tahun 2018 versi Forbes Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun