Mohon tunggu...
Yuzelma Zelma
Yuzelma Zelma Mohon Tunggu... Guru - Guru yang hobi menulis

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengasah Sikap Kepedulian Anak Dimulai dari Rumah

24 Oktober 2021   13:54 Diperbarui: 24 Oktober 2021   13:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak keluhan orang tua yang mengalami masalah,  saat anak sudah beranjak remaja dan  dewasa. Anak-anak kurang responsif dengan lingkungan di rumah.Mereka asik dengan dunia mereka sendiri dan tidak peduli dengan hal-hal tentang diri mereka dan sekitarnya.Bahkan tidak peduli dengan kondisi orang tua mereka sendiri. Misalnya, dalam hal mengurus kebutuhan pribadi.Baik kebutuhan belajar,makan,pakaian, kebersihan kamar tidur,dan kebutuhan lainnya. Mereka cenderung mengabaikan  dan menyepelekan hal tersebut. 

Kemasan cemilan mereka masih terhampar di meja kamar dari  malam hingga pagi, karena punya target mendapat poin besar saat main game.Gelas minum seharian tidak dicuci gara-gara malas ke luar kamar. Mereka tetap asik main game sampai siang,sementara dari pagi belum sarapan.Mereka cenderung melalaikan shalat dengan  dalih nanggung sebentar lagi top score. Mereka tidak punya inisiatif, apa-apa harus di suruh dan diomeli oleh ibunya.

Mereka  masa bodoh dan  tidak peduli halaman dipenuhi sampah plastik , dengan alasan ntar ada  yang bersihin. Mereka tidak peduli kamar sendiri sudah mengeluarkan aroma tidak sedap karena keringat mereka sendiri yang sudah lengket di seprai dan di bantal. 

Mereka cuek saja,saat pakaian  kotor mereka  bergelantungan di dinding  dan berserakan  di sudut-sudut kamar.  Mereka lebih memilih menutup mata dan hati mereka saat melihat  halaman rumah dipenuhi rumput daripada gotong royong membersihkannya. Mereka tidak ambil pusing siapa yang akan mencuci  piring setelah mereka makan.Sehingga dengan sekehendak hatinya membiarkan begitu saja di meja makan.

Mereka sanggup  mengendarai motor yang  jorok karena tidak ada waktu mencuci,bisa jadi malas mengeluarkan uang ke cucian motor. Mereka sanggup naik mobil orang tuanya, yang kotor dan jarang dicuci. Karena mereka berprinsip itu bukan tugas mereka. Bahkan mereka dengan santainya memakai  kaos yang tidak disetrika,rambut berminyak terkesan kotor, karena  malas mengurusinya.Mereka lebih memilih untuk tidak masuk ke ruang tamu,karena di ruang tamu ada kotoran kucing yang membuat perutnya mual.  Daripada membersihkan mendingan diabaikan saja.

Mereka tidak mau peduli dengan kondisi orang tuanya. Yang terpenting saat diminta uang,uang harus tersedia. Banyak hal-hal besar yang terabaikan begitu saja oleh anak-anak saat ini. Mereka beranggapan hal-hal tersebut bukanlah urusan mereka.  Apalagi kalau di rumah punya asisten rumah tangga dua atau tiga orang.

Berpedoman pada permasalahan di atas,  sering sikap ini  dianggap sepele oleh orang tua.  Ada sebagian orang tua yang tidak memperdulikan akan tugas-tugas kecil di rumah untuk diberikan kepada anaknya,namun tugas-tugas tersebut berdampak besar terhadap pembentukan karakter anak dan kepedulian anak dengan lingkungan sekitarnya. Ada orang tua yang memegang prinsip,anak adalah harta mereka yang harus dimanja, karena orang tuanya masa anak-anak dulunya hidup dalam kegetiran. Sehingga anak dimanja dan tidak diizinkan untuk ikut serta dalam  bekerja dan membantu orang tua.

Setiap orang tua tentu punya prinsip yang berbeda dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak mereka. Apapun yang telah dilakukan sudah pasti tujuan demi kebaikan masa depan anaknya.Orang tua mana yang mau melihat anaknya  menderita, tentulah tidak ada. Setiap orang tua tidak ingin melihat anaknya saat remaja dan dewasa tidak punya rasa peduli sedikitpun dengan lingkungan sekitar. Bahkan  tidak punya insiatif sedikitpun untuk mau terlibat dengan pekerjaan di rumah.Bahkan beranggapan itu semua,bukanlah urusan dia .

Sebagai orang tua,dengan bertambahnya usia, membuat  fungsi tubuh semakin berkurang. Tentu akan berbeda kondisinya. Saat sudah memasuki Lansia, anak-anak sudah mulai remaja. Dalam kondisi seperti ini,anak-anak tidak memiliki sedikitpun rasa kepedulian dengan sekitarnya. Agar  hari tua tidak banyak mengurut  dada  atas kelakuan anak dimasa remaja dan dewasa, melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas di rumah  sejak Balita penting dilakukan. Mendidik dan mengarahkan mereka untuk peduli dengan kebersihan pribadi,kebersihan pakaian,kamar, dan sekeliling rumah. Ini satu didikan yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab,disiplin,dan  sikap  peduli pada diri mereka.

Sebaiknya setiap hari libur dijadikan sebagai hari peduli lingkungan di rumah.Sejak Balita diarahkan untuk mengganti seprai dan sarung bantal,mencuci motor bersama,mencuci mobil bersama, memasak bersama, dan lain-lain. Bila perlu saat waktu senggang bawa mereka ke tempat kerja kita. Sehingga mereka dapat mengamati langsung bagaimana orang tua mereka bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun