Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akan Dihargai, Jika Berada dalam Komunitas yang Sama

5 Juli 2020   21:37 Diperbarui: 5 Juli 2020   21:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis sebuah buku butuh proses yang panjang. Tahap awal riset. Riset kecil-kecilan untuk mencari tahu lebih banyak tentang jenis buku yang akan ditulis.Waktu riset tergantung dari buku apa yg akan ditulis. Kalau buku bahan ajar, saya membutuhkan waktu lebih kurang satu bulan.

Selama riset sekaligus juga mengumpulkan sumber informasi dan referensi. Setelah merasa cukup, kemudian membaca efektif. Setelah membaca, membuat mind mapping untuk setiap buku yang sudah dibaca. Setelah yakin mind mapping selesai, dilanjutkan membuat outline buku. setelah itu peta konsep buku, peta konsep setiap bab. Kalau saya di peta konsep agak lama memikirkannya. Karena disinilah runut keilmuan dari sebuah buku. Pada peta konsep inilah kunci kelancaran saat menulis nantinya.

Tahap kedua adalah menulis draft buku. Kunci keberhasilan menulis draft buku adalah "jadilah seorang penulis sejati." Saat menulis jangan jadi editor. Lakukan editing setelah semua draft selesai.

Untuk menyelesaikan satu buku Mata Pelajaran yang terdiri 10 bab misalnya, apalagi disambil dengan mengajar di kelas dan tugas tambahan, butuh waktu lebih dari dua bulan. Karena hanya akan bisa menulis diwaktu-waktu kosong saja.

Dihari efektif mengajar sangat sulit untuk menulis buku, karena ada beban tanggung jawab lain yang harus diutamakan. Setelah draft selesai barulah penulis berperan sebagai editor. Mulailah mengedit dari bab yang paling disukai dan dikuasai. Karena akan mudah dalam pengerjaanya dan akan cepat selesainya.

Editing pertama yang biasa saya lakukan adalah keilmuannya. Karena ini kunci muatan sebuah buku. Mencocokkan apa yang ditulis dengan keilmuan yang berlaku. Sambil melakukan editing tata bahasa, sumber referensi, gambar, tabel dan data lainnya. Editing keterbacaan, serta melakukan pengecekan orisinalitas data dengan checker gratis. Biasa saya gunakan www.plagiarisme.com.

Berdasarkan pengalaman,editing adalah tahapan paling lama dilakukan. Sebagai seorang guru dengan aktivitas tambahan lainnya, butuh waktu editing selama dua bulan. Itupun sering molor dengan penerbit.

Selesaikah naskah setelah kita lakukan editing sendiri? Tentu tidak...

Saat naskah sudah dikirim ke penerbit, bukan berarti langsung cetak. Penerbit akan lakukan beragam uji dan editing lagi. Uji keilmuan, uji keterbacaan,uji tata bahasa,kelengkapan, referensi.jumlah halaman dan sebagainya.

Sudah dipastikan tidak ada naskah yang tidak akan dikembalikan ke penulisnya kembali. Pasti naskah akan balik ke penulis untuk dilakukan perbaikan demi perbaikan lagi. Satu buku sampai 3 kali bahkan lebih dikembalikan untuk diperbaiki. Jujur saya akui, masa perbaikan inilah yang terasa sangat melelahkan. Akan tetapi dibalik itu semua tujuannya agar naskah itu bisa tampil lebih layak dalam segala aspek.

Itulah suka duka menulis buku. Perjalanan yang sangat panjang. Rata-rata memakan waktu 6 bulan untuk menuntaskan sebuah buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun