Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Eksploitasi di Prosesi Wisuda Anak PAUD Terkait Bisnis?

21 Mei 2017   23:14 Diperbarui: 23 Mei 2017   10:00 3034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: https://www.facebook.com/tetty.hernita.52?fref=ts

Hari ini saya saya menghadiri acara wisuda anak saya yang baru akan dinyatakan lulus SMP. Beberapa hari yang lalu, teman saya meminta izin tidak datang ke kantor karena  akan menghadiri acara Wisuda  anaknya yang baru menyelesaikan PAUD. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Ponakan saya yang di SMA juga mengadakan acara wsuda di salah satu hotel di kota saya.

Tepatkah istilah wisuda untuk anak tamat Paud, SD , SMP , SMA dan SMK?.  Secara pribadi , saya sebagai  orang tua merasa risi dengan istilah wisuda tersebut. Namun terkadang saya tidak punya pillihan lain, selain mengikuti acara tersebut dengan khidmat.

Kapan  istilah wisuda untuk Paud, SD , SMP, SMa/SMK mulai muncul ?. Setahu saya istilah "wisuda"  dulunya khusus diberikan  kepada sesorang  yang sudah selesai  atau lulus di Perguruan Tinggi. Dan Acara wisuda merupakan acara yang sakral dan mengandung banyak filosofi. 

Saya masih ingat almarhum Bapak saya, dulunya menjadikan kata-kata” wisuda” sebagai satu-satunya kata kebanggaan.  Beliau akan  tersenyum dan riang gembira , apabila  9 orang dari anak-anaknya semuanya bisa  menjadi sarjana dan diwisuda. Bagi Almarhum Bapak, berita " wisuda " adalah berita yang sanagt ditunggu-tunggu dari anak-anaknya yang menempuh jalur kuliah di luar kota. 

Dulu di kampung saya, kata wisuda adalah salah satu kata yang diagung-agungkan oleh kebanyakan orang kampung. Karena dari sekian banyak pemuda yang ada di kampung  hanya satu atau dua orang saja yang mampu mendapat gelar sarjana. selain fakotr perekonomia, orang tua zaman dulu lebih suka  anka-anaknya berada di sekitar mereka, apalagi anak perempuan. Bagi almarhum Bapak dan sebagian besar  orang kampung saya dulu menyatakan bahwa sarjana adalah penghargaan tertinggi dalam keluarga.  

Kesakralan kata” wisuda”  seakan-akan saat ini menjadi pupus. Dikala seorang anak PAUD yang tidak mengerti apa-apa tentang kata “wisuda”, mengenakan baju toga hitam, yang dilengkapi dengan benang yang menggantung di Toga  serta didandani  bagaikan seorang yang sudah dewasa, lengkap  sanggul dan make up serta aksesoris lainnya. Mereka juga mengikuti prosesi memindahkan benang di toga. 

Kenapa Toga berwarna hitam (gelap)? Berdasarkan referensi yangs aya baca, Toga berwarna hitam mengandung makna simbolis  bahwasanya misteri serta kegelapan telah berhasil dikalahkan sarjana waktu mereka menempuh pendidikan di bangku kuliahan. Tidak  hanya itu sarjana pula diharapkan mampu menyibak kegelapan dengan  ilmu pengetahuan yang selama ini didapatkan oleh mereka. Selain itu warna hitam pula melambangkan keagungan, sebab itu, tak hanya sarjana, ada hakim serta separuh pemuka agama pula memakai warna hitam pada jubahnya.

Topi Toga juga berwarna hitam dan persegi ,dimana  sudut-sudut persegi pada topi toga menyimbolkan yaitu seorang sarjana dituntut untuk berpikir rasional serta memandang segala sesuatu hal dari beraneka sudut pandang.

Dan juga apa arti dari seremoni kuncir tali di topi toga dipindah dari kiri ke kanan ? seremoni memindahkan kuncir tali toga yg semula berada dikiri menjadi kekanan ternyata berberarti yaitu waktu masa kuliah lebih banyak otak kiri yg digunakan semasa kuliah, diharapkan sesudah lulus, sarjana tak sebatas memakai otak kiri (hardskills) semata, tetapi pula dapat menggunakan otak kanan yang berhubungan dgn aspek kreativitas, imajinasi, serta inovasi, dan aspek softskills lainnya.

Apa dasar sekolah PAud, Sd, SMP SMA dan SMK  mengadakan acara wisuda? Anak TK menggunakan Toga warna hitam dan topi persegi. Mari kiita berfikir secara rasional,  Anak TK/PAud adalah anak  yang berusia 4-6 tahun. Dimana usia tersebut, dunia mereka adalah dunia bebas hambata.  Dunia mereka adalah dunia bermain tanpa hambatan. 

Menurut saya , prosesi wisuda bagi anka-anak Paud tidaklah pantas.  Acra ini tidaklah mendidik. Dimana   Jangan bebani mereka dengan hal-hal yang sebenanrnya belum pantas untuk mereka jalani.   Kalau saja Paud, SD, SMP, SMA dan SMK mereka sudah diwisuda, maka esensi wisuda itu sendiri akan hilang. RAsa bangga saat mereka diwisuda saat menempuh jenjang S1 akan menurun.

Oleh sebab itu, dunia pendidikan khususnya jenjang PAUD, lebh hatii- ihati lagi dalam menggelar acara untuk anak-anak usia dini.  Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan sesuai dengan dunia mereka dan dapat mengasah kreatifitas mereka, 

Saya beranika mengatakan kalau acara wisuda buat anak PAUD, adalah bagian dari ekploitasi terhadap anak. Ekploitasi bukan saja berarti mempekerjakan anka-anaka yang masih dalam usia belajar, namun ekploitasi terhadap anak adalah memperlakukan anak tidak sesuai dengan umur dan perkembangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun