Sumber foto: https://www.facebook.com/tetty.hernita.52?fref=ts
Hari ini saya saya menghadiri acara wisuda anak saya yang baru akan dinyatakan lulus SMP. Beberapa hari yang lalu, teman saya meminta izin tidak datang ke kantor karena akan menghadiri acara Wisuda anaknya yang baru menyelesaikan PAUD. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Ponakan saya yang di SMA juga mengadakan acara wsuda di salah satu hotel di kota saya.
Tepatkah istilah wisuda untuk anak tamat Paud, SD , SMP , SMA dan SMK?. Secara pribadi , saya sebagai orang tua merasa risi dengan istilah wisuda tersebut. Namun terkadang saya tidak punya pillihan lain, selain mengikuti acara tersebut dengan khidmat.
Kapan istilah wisuda untuk Paud, SD , SMP, SMa/SMK mulai muncul ?. Setahu saya istilah "wisuda" dulunya khusus diberikan kepada sesorang yang sudah selesai atau lulus di Perguruan Tinggi. Dan Acara wisuda merupakan acara yang sakral dan mengandung banyak filosofi.
Saya masih ingat almarhum Bapak saya, dulunya menjadikan kata-kata” wisuda” sebagai satu-satunya kata kebanggaan. Beliau akan tersenyum dan riang gembira , apabila 9 orang dari anak-anaknya semuanya bisa menjadi sarjana dan diwisuda. Bagi Almarhum Bapak, berita " wisuda " adalah berita yang sanagt ditunggu-tunggu dari anak-anaknya yang menempuh jalur kuliah di luar kota.
Dulu di kampung saya, kata wisuda adalah salah satu kata yang diagung-agungkan oleh kebanyakan orang kampung. Karena dari sekian banyak pemuda yang ada di kampung hanya satu atau dua orang saja yang mampu mendapat gelar sarjana. selain fakotr perekonomia, orang tua zaman dulu lebih suka anka-anaknya berada di sekitar mereka, apalagi anak perempuan. Bagi almarhum Bapak dan sebagian besar orang kampung saya dulu menyatakan bahwa sarjana adalah penghargaan tertinggi dalam keluarga.
Kesakralan kata” wisuda” seakan-akan saat ini menjadi pupus. Dikala seorang anak PAUD yang tidak mengerti apa-apa tentang kata “wisuda”, mengenakan baju toga hitam, yang dilengkapi dengan benang yang menggantung di Toga serta didandani bagaikan seorang yang sudah dewasa, lengkap sanggul dan make up serta aksesoris lainnya. Mereka juga mengikuti prosesi memindahkan benang di toga.
Kenapa Toga berwarna hitam (gelap)? Berdasarkan referensi yangs aya baca, Toga berwarna hitam mengandung makna simbolis bahwasanya misteri serta kegelapan telah berhasil dikalahkan sarjana waktu mereka menempuh pendidikan di bangku kuliahan. Tidak hanya itu sarjana pula diharapkan mampu menyibak kegelapan dengan ilmu pengetahuan yang selama ini didapatkan oleh mereka. Selain itu warna hitam pula melambangkan keagungan, sebab itu, tak hanya sarjana, ada hakim serta separuh pemuka agama pula memakai warna hitam pada jubahnya.
Topi Toga juga berwarna hitam dan persegi ,dimana sudut-sudut persegi pada topi toga menyimbolkan yaitu seorang sarjana dituntut untuk berpikir rasional serta memandang segala sesuatu hal dari beraneka sudut pandang.
Dan juga apa arti dari seremoni kuncir tali di topi toga dipindah dari kiri ke kanan ? seremoni memindahkan kuncir tali toga yg semula berada dikiri menjadi kekanan ternyata berberarti yaitu waktu masa kuliah lebih banyak otak kiri yg digunakan semasa kuliah, diharapkan sesudah lulus, sarjana tak sebatas memakai otak kiri (hardskills) semata, tetapi pula dapat menggunakan otak kanan yang berhubungan dgn aspek kreativitas, imajinasi, serta inovasi, dan aspek softskills lainnya.
Apa dasar sekolah PAud, Sd, SMP SMA dan SMK mengadakan acara wisuda? Anak TK menggunakan Toga warna hitam dan topi persegi. Mari kiita berfikir secara rasional, Anak TK/PAud adalah anak yang berusia 4-6 tahun. Dimana usia tersebut, dunia mereka adalah dunia bebas hambata. Dunia mereka adalah dunia bermain tanpa hambatan.
Menurut saya , prosesi wisuda bagi anka-anak Paud tidaklah pantas. Acra ini tidaklah mendidik. Dimana Jangan bebani mereka dengan hal-hal yang sebenanrnya belum pantas untuk mereka jalani. Kalau saja Paud, SD, SMP, SMA dan SMK mereka sudah diwisuda, maka esensi wisuda itu sendiri akan hilang. RAsa bangga saat mereka diwisuda saat menempuh jenjang S1 akan menurun.
Oleh sebab itu, dunia pendidikan khususnya jenjang PAUD, lebh hatii- ihati lagi dalam menggelar acara untuk anak-anak usia dini. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan sesuai dengan dunia mereka dan dapat mengasah kreatifitas mereka,
Saya beranika mengatakan kalau acara wisuda buat anak PAUD, adalah bagian dari ekploitasi terhadap anak. Ekploitasi bukan saja berarti mempekerjakan anka-anaka yang masih dalam usia belajar, namun ekploitasi terhadap anak adalah memperlakukan anak tidak sesuai dengan umur dan perkembangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H