Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Surau dan Silek, Himbauan Agar Kembali ke Budaya Minang

5 Mei 2017   14:30 Diperbarui: 5 Mei 2017   18:41 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keunggulan lain dari rumah tangga ini adalah kesantuan seorang istri dan seorang suami , saling bermusyawarah dan saling mensupport satu dengan yang lainnya. Nampak di film ini keunggulan orang Minang adalah bermusyawarah.  Film ini diselingi dengan hiburan yang menyegarkan, cemeehan khas orang kampung.  Apalagi film ini menggunakan bahasa minang asli.

Diakhir film saya baru memahami apa keterkaitan antara surau (mushala)  dan silek (silat). Apabila seseorang akan belajar silek (silat) dia harus terlebih dahulu mempelajari agama Islam dengan benar, dia harus pandai shalat, harus pandai mengaji dan harus berbudi pekerti yang luhur.  Karena sejatinya silek secara lahir adalah untuk mencari kawan (teman) dan bukan mencari lawan (musuh), dan secara bathin silek adalah untuk mencari Tuhan (Alllah SWT)  sang pencipta alam semesta.  Sejatinya orang yang pandai dna mahir silek artinya orang tersebut sudah menjalankan syariaat agama dengan benar.

Keberadaan Surau di ranah Minang juga diakui oleh tokoh-tokoh hebat di minangkabau dahulunya. Seperti:  Bapak M. Hatta, Buya Hamka, H. Agus Salim, Muhammad Yamin, M. Natsir, Chairil Anwar, dan masih banyak tokoh lainnya. Mereka mengalami dan mempercayai bahwasanya mereka besar karena didikan di Surau . Surau adalah tempat pendidikan bagi anak-anak laki-laki di Minangkabau  yang sudah masul akil balig.  Dari Suraulah mereka belajar mengaji , berdiskusi tentang segala hal, dan termasuk juga silek.  Surau adalah tempat penempaaan karakter lakilaki minang  dahulunya.

Sayang sekali , zaman sekarang kebiasaan itu sudah mulai hilang. Anak-anak muda sekarang cenderung melakukan kegiatan individual di dalam kamar.  Film Surau dan silek  ini mencoba mengingatkan kembali ke penonton khususnya orang Sumatera Barat tentang budaya yang sudah lama ditinggalkan. Semoga saja dengan hadirnya film ini akan mengggugah rasa orang tua, alim ulama, cerdik pandai, pejabat, pimpinan adat (datuk) yang ada di Minangkabau, untuk menghidupkan lagi Surau tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun