Di tengah-tengah waduk ada batu-batu undakan, tersusun dengan formasi sangat indah. Batu undakan ini dapat digunakan oleh pengunjung untuk menyeberangi waduk. Walau diperuntukan untuk pejalan kaki yang ingin menyeberang ataupun menikmati indahnya waduk dari tengah, namun terkadang ada juga pengunjung yang memanfaatkannya sebagai tempat duduk-duduk.
Sekeliling waduk tumbuh pohon-pohon pelindung seperti: pohon Bintaro, pohon pucuk merah, bunga kamboja, bunga Asoka dan lain-lain. Kondisi seperti ini telah membuat saya betah duduk berlama-lama, hampir lupa kalau sudah menjelang Magrib.
Ikan-ikan berenang dengan gembiranya, sekali-kali muncul warna merah keorangean, terkadang hitam keabu-abuan. Ada yang besar dan ada yang kecil. Pengumuman larangan memancing di sekitar waduk terpampang lebar. Tentu saja ini merupakan suatu kebijakan yang dikeluarkan agar ekosistem tidak rusak. Dan hanya waktu-waktu tertentulah bisa dilakukan pemanenan ikan.
Lelah telah terobati, di tengah-tengah langkanya wisata alam di kota Pekanbaru. Kalaupun ada tempat wisata alam, seperti Hutan Tanaman Rakyat (Tahura) Sutan Syarif Kasim di pinggiran kota Pekanbaru, Danau buatan di Rumbai, Taman rekreasi Alam Mayang di Kulim. Namun lokasi jauh dari tempat tinggal saya. Sehingga libur week end lebih banyak diisi dengan wisata kuliner, ke bioskop, atau sekedar jalan-jalan ke mal. Tentu saja kondisi seperti ini akan membuat isi kantong akan terkuras, selain itu secara tidak langsung sudah mengajarkan ke anak-anak pola hidup konsumtif.
Konsep Eco Edu Park, sebenarnya ditujukan untuk riset para dosen dan peneliti, khusus untuk riset-riset yang spesifik. Ada tujuh riset yang dilakukan serta dikolaborasikan menjadi satu. Riset-riset tersebut merupakan penelitian lanjutan dari beberapa dosen UR yang dikembangkan di dalam kampus.
UR memiliki konsep “kampus dalam taman” dengan pemahaman bahwa kampus dikelilingi dengan berbagai jenis tanaman dan pepohonan yang rindang. Terdapat beberapa jenis tanaman lokal yang ada dan bakal ditanam di UR, sehingga kondisi ini bukan hanya membuat hijau lingkungan, namun dengan harapan dari beberapa titik kawasan hijau yang tersebar di beberapa fakultas di kawasan kampus UR, hendaknya dapat dikembangkan dan diangkat secara ilmiah serta dapat pula diperkenalkan dengan masyarakat luas,” jelas Rektor UR.
Walau kawasan ini tidak dicanangkan secara resmi sebagai kawasan wisata, karena ini adalah lingkungan kampus, namun saya perhatikan sudah banyak warga kota yang sudah mulai berdatangan ke lokasi ini, demi menghirup udara segar di tengah-rtengah kota yang sudah mulai sakit.
Kota dengan laju pertumbuhan mal dan pusat perbelanjaan semakin tinggi. Tentu saja akan menjadikan pola hidup masyarakat akan berubah drastis. Gap diantara golongan masyarakat akan semakin terbentuk. Yang kaya akan sibuk ke pusat perbelanjaan mewah, sementara yang menengah ke bawah tetap berada di lingkungannya. Ahirnya sosialisasi anatr masyarakat , antar golongan akan semkin berkurang.