Tentu saja sebelum melakukan praktik di bengkel las peserta pelatihan sudah dibekali dengan Alat Keselamatan diri (APD) dan pengetahuan cara mengendalikan resiko dan menghindari diri dari Penyakit Akibat kerja (PAK).
Sekuat apapun perempuan, namun kodratnya adalah perempuan di rumah tangga yang penuh kelembutan dan kasih sayang bagi seluruh anggota keluarganya. Hidup adalah pilihan , dimana saat ini masalah gender sudah tidak perlu diperhitungkan sekali. Siapa yang berkompetensi dan mampu silahkan kembangkan diri.
Hanya rasa kagum dan apresiasi saya yang sebesar-besarnya buat lima orang ibu guru yang sedang mengikuti pelatihan keahlian ganda di teknik pengelasan.
Saya pernah membaca suatu kisah seorang ibu-ibu di zaman Rasulullah. Dimana saat itu Rasulullah selesai berperang dan mendapati seorang wanita yang telapak tangannya pecah-pecah. Setelah nabi bertanya  kenapa tanganya seperti itu. Sang ibu perempuan tersebut menjawab, kalau tangannya pecah-pecah disebabkan karena pekerjaannya sehari-hari adalah memecah batu untuk menghidupi anggota keluarga. Karena suaminya sudah tiada saat berperang mempertahankan agama Allah.
Dengan rasa haru kemudian nabi mencium tangan si ibu dan berkata Surga Allah lah sebaik-baik tempat untuk ibu.
Semoga peserta pelatihan keahlian ganda terutama ibu-ibu guru dapat bertahan dan dapat menuntaskan tugas belajarnya. Sehingga program pemerintah dalam mengatasi kelangkaan guru produktif bisa terwujud. Dan program revitalisasi SMK dalam rangka meningkatkan mutu Sumber daya Manusia Indonesia menuju generasi emas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H