Pekerjaan mengelas besi dikerjakan oleh laki-laki itu hal yang sudah biasa. Namun apabila ada perempuan yang mengerjakannya itu baru luar biasa. Apalagi di negeri ini, sisi perempuan yang lebih dikenal feminimnya, Â tentu saja pekerjaan yang akan dikerjakan adalah pekerjaan yang sesuai dengan kodratnya.
Tidak menampik kemungkinan, ada juga perempuan-perempuan perkasa di luar sana yang mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh laki-laiki. Seperti tukang gali pasir, sopir mini bus, tukang becak, kuli angkut dan sebagainya. Â Dengan berbagai alasan tentunya, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga.
Saat berkeliling di SMK tempat saya mengajar, perhatian saya terfokus ke  bengkel las. Hal yang tidak biasanya di bengkel las diramaikan oleh ibu-ibu yang sedang mengerjakan pekerjaan mengelas (welding).
Setelah berdiskusi dengan Ketua Program studi barulah saya paham, kalau ibu-ibu yang melakukan pekerjaan mengelas besi adalah ibu-ibu yang sedang melaksanakan pelatihan kompetensi ganda. Walau sebelumnya saya tahu beberapa Prodi di sekolah saya sedang dilaksanakan program pelatihan keahlian ganda. Namun saya tidak menyangka kalau ada ibu guru yang biasanya mengajar kimia, IPA, Matematika berminat mengikuti program keahlian ganda dan mengambil prodi Pengelasan (welding).
Inilah salah satu sisi keunikan SMK, dalam  rangka menjalankan program  revitalisasi SMK, Salah satu programnya adalah meningkatkan kompetensi guru produktif melalui berbagai pelatihan dan magang di industri. Selain itu peningkatan jumlah guru produktif melalui program alih fungsi dan sekarang dinamakan program keahlian ganda.
Dengan adanya program ini, guru-guru yang kekurangan jam mengajar untuk beberapa mata pelajaran tertentu bisa mengikuti program keahlian ganda, dan  para guru dipersilahkan memilih Prodi mana yang mereka minati.
Dari sembilan orang peserta keahlian ganda kompetensi keahlian mengelas (welding) yang dilakukan di sekolah saya, ada lima orang perempuan. Pelatihan di sekolah berlangsung selama dua bulan dan dilakukan setiap hari.
Dengan mengenakan pakaian lengkap seorang tenaga las, para ibu-iibu tidak kalah cekatan dengan peserta bapak-bapak. Mereka antusias bekerja, dan fokus. Sehingga mereka tidak memperdulikan kedatangan saya.
Kemudian saya bertanya kepada Ketua Prodi tentang berapa job yang akan diselesaikan oleh ibu-ibu muda ini. Ternyata para ibu akan ditempa dengan banyak job, dimulai dari las dasar, las listrik dengan elektroda Berselaput ( SMAW ), las dengan berbagai posisi, seperti mengelas Posisi Di Bawah Tanga, Posisi Tegak (vertical) , Posisi Datar (horizontal) , Posisi Di Atas Kepala (Overhead) , Posisi Datar (1G) samapi posisi 6 G, las pipa  dan beragam teknik las lainnya.