Setelah lelah berjibaku selama 4 hari dengan perangkat asesmen di Tempat Uji Kompetensi (TUK) , saya menyempatan diri untuk refreshing berjalan-jalan di sekitar sekolah.  Sekolah saya adalah SMK kelompok teknologi dan rekayasa.  Langkah saya tiba-tiba terhenti, saat dihadapan saya ada beberapa orang peserta sedang asik bekerja. Mereka sudah dipastikan  peserta didik  program studi bangunan kelas XII  yang sedang melakukan Uji Kompetensi Kejuruan (UKK) .
Rasa takjub saya terhadap salah satu peserta didik ternyata adalah perempuan, lengkap dengan hijab yang digunakannya. Dia bekerja layaknya peserta didik laki-laki bekerja. Sekilas tidak ada dibedakan. Mereka mempunyai peran yang sama. Mungkin pemandangan yang sudah biasa jika pekerjaan ini dilakukan oleh laki-laki.  Mereka sama kuatnya seperti laki-laki. mereka melakukan pekerjaan Seperti mendorong gerobak yang berisi pasir, semen, dan  batu kerekel .  mereka juga melakukan pengadukan campuran  material dan  semen, memasang batu, membuat kerangka besi, kerangka coran dan pekerjaan lainnya.
Kalau dibandingkan dengan sikap perempuan yang sehari-hari cenderung dengan sikap feminimnya, lemah gemulai, lembut , suka dandan, tentu pekerjaan ini berlawanan  sekali dengan keseharian wanita. Namun mereka memilih prodi ini sudah berdasarkan alasan yang sangat kuat. Mereka sudah tahu dunia kerja yang akan mereka alami identik dengan dunia laki-laki, dan sebagian besar pekerjaannnya di luar ruangan (outdoor) dan identik dengan pekerjaan berkotor-kotor.
Kalau dilihat di SMK- SMK teknologi maupun diperguruan tinggi, peminat  Prodi bangunan khusus  bagi perempuan jumlahnya sangat sedikit, hal ini disebabkan  Karena ketidaktahuan mereka akan seluk beluk jenis pekerjaan di Prodi bangunan.  Sekilas orang beranggapan bahwa prodi bangunan di SMK hanya akan mencetak dan melahirkan tukang bangunan.  Kenapa juga harus sekolah 3 atau 4 tahun  tahun, toh banyak kok kuli-kuli di negeri ini tidak tamat SD dan mereka bisa belajar otodidik melalui kuli bangunan lain.  Kalau anggapan masyarakat seperti itu, tentu saja Prodi bangunan sangatlah tidak cocok untuk peserta didik perempuan.
Kalau ada masyarakat yang mempunyai pandangan seperti itu, hal yang wajar-wajar saja, karena mungkin mereka belum memahami kompetensi apa saja yang ada di Prodi bangunan di SMK. Mari kita lihat ada beberapa keahlian yang ada di Prodi bangunan SMK, diantaranya adalah: Konstruksi batu dan beton, konstruksi bangunan, konstruksi gambar bangunan, perkayuan, bangunan gedung, bangunan air.Â
Lantas setelah lulus SMK , produk SMK ini mau jadi apa?, banyak peluang yang ditawarkan seperti:Â
- Tenaga pelaksana bangunan, yang bertugas untuk mengarahkan tukang bangunan dan mengaplikasikan gambar kedalam pelaksanaan pekerjaan bangunan.
Sebagai tenaga drafter: yang bertugas untuk menggambar shop drawing atau pedoman pelaksanaan
Sebagai tenaga Quantity surveyor: bertugas menghitung volume dan kebutuhan material bangunan
Quality qontrol bertugas untuk pengontorlan dan pengecekan pelaksanaan pembangunan agar menghasilkan produk bangunan yang sesuai standar
Pengendalian proyek: bertugas membuat Rencana Anggaran Biaya ABngunan (RAB) untuk menghitunag rencana anggaran biaya pelaksanaan
sebagai tenaga logistik proyek, bertugas untuk mengadakan pembelian dan drop material.Â
Apalagi saat ini, sesuai dengan kebijakan pemerintahan bapak  president  Joko Widodo, yang lebih mengarah kepada pembangunan infrastruktur, Indonesia merupakan salah satu prospek kontruksi yang sanagt menjanjikan di dunia.  Hal ini dibuktikan dengan telah diselenggarakannya acara   Konstruksi Indonesia 2016 yang akan dilaksanakan bersamaan dengan Indonesia Infrastructure Week 2016 pada tanggal 9-11 November  lalu di Jakarta Convention Center (JCC), serta pameran internasional terkemuka The Big 5 Construct Indonesia 2016, menjadi sebuah acara konstruksi dan bangunan terbesar di Indonesia.
Acara tersebut itu juga mencakup ekspos dari pemerintah Indonesia untuk menumbuhkan praktik-praktik terbaik di industri konstruksi yang dapat membawa peluang bisnis baru terkait dengan proyek-proyek infrastruktur di masa mendatang.
 Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Indonesia berhasil menarik investasi asing sebesar USD 59,9 miliar pada tahun 2015 dan menjadi negara terbaik di dunia (setelah Cina). Sementara itu, di dalam negeri sendiri, 8 persen dari APBN 2016 atau setara dengan Rp 313,5 triliun dialokasikan untuk proyek-proyek infrastruktur.
Melirik peluang besar dibidang kontruksi sudah saatnya prodi bangunan  SMK di negeri ini melakukan ekspose besar-besaran, dan mensosialisasikan ke khalayak rame, bahwasanya Prodi bangunan bukanlah  prodi yang  identik dengan pekerjaan laki-laki dan identik dengan pekerjaan berkotor kotoran.  Srikandi-srikandi di negeri ini mempunyai kesempatan yang besar untuk menjadi tenaga ahli dibidang konstruksi.
Jangan melihat dar apa yang nampak di mata saja, marilah kita menyelam sedalam-dalamnya, maka  akan ditemukan mutiara dari Prodi bangunan ini ke depannya.
Semoga suskes anak didikku, raih kesempatan dan peluang yang terbentang luas dihadapan anda.Â