Mohon tunggu...
Yuyun Ukhriana
Yuyun Ukhriana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Indonesia

matilah sebagai penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Memahami Konsekuensi Keluar Rumah Usia 20 Tahun

7 Mei 2024   17:14 Diperbarui: 7 Mei 2024   17:24 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: verboso.com

kepastian yang dihadapi remaja usia belasan adalah pesiapan fase mengambil keputusan keluar dari rumah. saat lulus SMA pilihan itu terasa membingungkan. keluar rumah  untuk mandiri atau bekerja tapi tetap di rumah dan "dihidupi".

keluar mandiri artinya memutuskan resmi keluar dari rumah dan membiayai hidup sendiri dari ujung kaki sampai ujung kepala. keputusan ini lah yang menyimpan banyak konsekuensi karena opsi keluar dari rumah berpotensi untuk merantau. pilihan kedua adalah tetap dihidupi oleh orang tua, di mana jaminan makan dan kebutuhan rumah sudah terjamin. tak bisa dipungkiri, pilihan ini juga memiliki konsekuensi.

mari kita membahasnya, dua perspektif konsekuensi awal anak remaja :D

di sini kita tidak membahas statifikasi sosial, di mana memang rata-rata anak kota masih dihidupi oleh orangtuanya meskipun merantau. 

saya memilih pilihan pertama. tepatnya bukan pilihan bagi saya tapi satu keharusan. bahkan pilihan itu jatuh lebih cepat yaitu pasca SMA. sebelum 20 tahun memang. tapi ini bukan penyesalan bagi saya, saya lega bisa melewati dan berada di fase ini. meskipun dalam prosesnya sama sekali sedikit kemudahannya. 

kenapa keharusan? karena cara apalagi untuk dapat membantu orang tua selain merantau?

pertama bagaimana saya menghidupi diri sendiri? bagaimana saya bisa tetap melanjutkan pendidikan?. pertanyaan itu terus berputar dan sangat membingungkan. sampai akhirnya saya mengusahakan pendidikan gratis dahulu untuk menunjang hidup dengan sampingan.

yah itu sekelumit awal kebingungan yang saya alami. jika kamu (pembaca) sedang di fase ini, simak sampai habis ya..

pertama jika kalian bingung mulai dari mana, coba pahami saat ini yang terpenting dalam perjalanan memulai mandiri apa. 

jika investasimu skill gunakan dan persiapkan untuk mencari uang.  setelah bekal mu cukup untuk hidup 2 bulan meliputi tempat tinggal dan biaya hidup, keluarlah dari rumah dan berambisilah untuk bekerja.

pelajari berbagai strategi kelola keuangan. di sini kamu jangan pernah sekali-kali putus asa. bersiaplah untuk banyak hal di luar ekspektasi dan mendesak. 

karena keputusan keluar rumah adalah konsekuensi besar hidup tanpa backup siapa pun kecuali bergantung pada diri sendiri. orang tua pun pasti memahami harus mendukung fase anaknya, dan jangan pernah memberi bantuan sepeser pun.

sandang, papan, pangan ibaratnya menjadi tanggungan diri sendiri, di sini menuntut banyak kreativitas untuk mencari uang. tapi konsekuensi terberat adalah kesehatan yang perlu di jaga dan diperhatikan. kesehatan jadi kunci penting untuk menunjang mencari kehidupan. so kamu juga harus memikirkannya jikasewaktu-waktu tumbang.

kesedihan pasti datang kapan pun, percayalah itu hanya angin lalu mengenang kebersamaan dengan keluarga yang muncul dari lelah fisik.

kita lanjut ke pilihan kedua. case pilihan kedua adalah ketika sudah di fase bekerja namun masih tinggal bersama orang tua. konsekuensi yang dihadapi adalah campur tangan keuangan kamu dalam siklus kehidupan di rumah. kamu harus siap membackup apapun soal keuangan jika dibutuhkan. kamu tidak perlu khawatir soal makan, air, listrik dll yang memang ditunjang bersama di rumah. 

tapi bersiaplah jika tak ingin mengkhawatirkan orangtua kamu perlu space di luar rumah untuk meluapkan emosi jika kamu sedang lelah. kamu juga harus menyadari konsekuensi tercampurnya banyak samalah dalam satu rumah, berlatihlah menjadi dewasa dan mencari solusi untuk bersama. 

pilihan kedua ini sifatnya sementara, jika kamu sudah siap untuk pilihan pertama kamu bisa mengambilnya. dengan catatan kamu sudah memiliki bekal yang digaris bawahi di atas. persiapan segala sesuai termasuk dana darurat.

saya harap banyak dari pembaca mempersiapkan dan memikirkan konsekuensi untuk mengambil keputusan di fase ini. 

fase ini bisa dikatakan fase pra kehidupan kedua yaitu pernikahan. kamu diwajibkan berlatih mencari uang dan survive di kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun