Mohon tunggu...
yuyun sukmawati
yuyun sukmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Volly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Determinan ( faktor yang mempengaruhi ) perkembangan sosial emosianal

17 Januari 2025   23:28 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2. Determinan ( faktor yang mempengaruhi ) perkembangan sosial-emosianal

Pengertian Perkembangan Sosial-Emosional

Perkembangan sosial-emosional mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, mengatur, dan mengekspresikan emosi serta menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi.

Determinasi (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi):

1. Faktor Keluarga

Pola asuh orang tua pola asuh yang diberikan orang tua sangat menentukan perkembangan sosial-emosional anak. Pola asuh yang hangat, suportif, dan penuh kasih sayang membantu anak belajar mengelola emosi dan menjalin hubungan sosial yang baik. Sebaliknya, pola asuh yang keras atau otoriter dapat menghambat perkembangan ini. Keharmonisan Keluarga Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis memberikan rasa aman emosional bagi anak. Ketika anak merasa diterima dan dicintai, ia akan lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

2. Faktor Lingkungan Sosial

Interaksi dengan teman sebaya pengalaman bermain dan belajar bersama teman sebaya membantu anak memahami norma sosial, berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Lingkungan sekolah guru yang mendukung perkembangan emosional siswa serta lingkungan sekolah yang inklusif membantu anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional. Komunitas dan budaya nilai-nilai budaya, tradisi, dan norma sosial di lingkungan tempat tinggal juga memengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan dan mengatur emosinya.

3. Faktor Biologis

-Genetik 

beberapa aspek perkembangan sosial-emosional dipengaruhi oleh faktor genetik, seperti temperamen bawaan. Anak yang secara alami lebih tenang mungkin lebih mudah mengelola emosinya dibandingkan anak yang temperamennya lebih aktif.

-Kesehatan Fisik

Kondisi kesehatan fisik juga memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengembangkan hubungan sosial. Misalnya, anak yang memiliki keterbatasan fisik mungkin memerlukan dukungan tambahan untuk bersosialisasi.

-Keseimbangan Hormon

Hormon tertentu, seperti serotonin dan oksitosin, memengaruhi suasana hati dan kemampuan menjalin hubungan sosial.

4. Faktor Psikologis

-Kepercayaan Diri

Anak yang memiliki rasa percaya diri cenderung lebih mudah berinteraksi dengan orang lain. Sebaliknya, anak yang pemalu atau memiliki rasa percaya diri rendah mungkin merasa sulit untuk membangun hubungan sosial.

-Kemampuan Mengelola Emosi

Anak yang diajarkan untuk mengenali dan mengelola emosinya dengan baik akan lebih mudah beradaptasi dalam situasi sosial.

5. Faktor Ekonomi

Status Sosial-Ekonomi

Anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi stabil cenderung memiliki akses lebih baik ke pendidikan, lingkungan yang aman, dan pengalaman sosial yang mendukung perkembangan emosional. Sebaliknya, anak dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi mungkin menghadapi tekanan emosional yang memengaruhi perkembangan sosialnya.

6. Faktor Media dan Teknologi

-Paparan Media

Konten yang diakses melalui media, seperti televisi atau internet, memengaruhi cara anak memahami dan mengekspresikan emosi. Konten positif dapat mendukung perkembangan, sedangkan konten negatif dapat berdampak sebaliknya.

-Interaksi di Dunia Maya

Penggunaan media sosial dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional, baik secara positif (misalnya, memperluas jaringan sosial) maupun negatif (seperti cyberbullying).

7. Faktor Pendidikan

Pendidikan Formal dan Informal

Pendidikan formal, seperti di sekolah, memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar keterampilan sosial, seperti berbicara di depan umum dan bekerja dalam kelompok. Pendidikan informal, seperti kegiatan ekstrakurikuler, juga berperan penting dalam mengasah kemampuan sosial-emosional.

8. Pengalaman Hidup

-Trauma atau Stres

Pengalaman negatif, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau bencana, dapat memengaruhi perkembangan emosional seseorang. Namun, dengan dukungan yang tepat, individu dapat belajar untuk bangkit dari pengalaman tersebut.

-Pengalaman Positif

Pengalaman yang menyenangkan, seperti keberhasilan akademik atau dukungan dari teman, membantu membangun rasa percaya diri dan keterampilan sosial.

9. Perkembangan sosial-emosional dipengaruhi oleh:

1. Relasi Orang Tua-Anak: Hubungan yang aman membangun rasa percaya diri.
2. Pengalaman Sosial: Interaksi dengan teman mengasah empati dan komunikasi.
3. Keseimbangan Emosi: Dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung.
4. Stimulasi Lingkungan: Aktivitas yang merangsang emosi dan sosial.
5. Kondisi Psikologis: Stabilitas mental mendukung perkembangan optimal.

10.Perkembangan sosial-emosional juga dipengaruhi oleh:

-Media Digital: Konten positif mendukung pembelajaran sosial, sementara konten negatif dapat menghambat.

-Peran Guru: Dukungan guru membantu anak memahami dan mengelola emosi.

-Trauma atau Stres: Pengalaman buruk dapat memengaruhi emosi dan hubungan sosial, tetapi dapat diatasi dengan dukungan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun