Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dari Guru Inspiratif Menjadi Penulis Produktif : Mengungkap Rahasia di Balik Passion Menulis

25 Januari 2025   21:53 Diperbarui: 27 Januari 2025   05:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hubungan yang jelas dan saling mendukung. Kesetaraan struktur menunjukkan bahwa setiap bagian dalam outline memiliki tingkat penting yang sama atau berbeda, namun tetap terorganisasi dengan baik. Kepaduan menunjukkan bahwa semua poin dalam outline saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Sementara itu, penekanan berfungsi untuk menonjolkan poin-poin penting yang ingin kita sampaikan. Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik ini, kita dapat menciptakan outline yang efektif dan membantu kita menghasilkan tulisan yang berkualitas.

5. Mengumpulkan Bahan Materi/Buku

Membaca secara ekstensif adalah kunci bagi seorang penulis untuk terus berkembang dan menghasilkan karya yang berkualitas. Dengan membaca berbagai jenis buku, artikel, dan sumber bacaan lainnya, penulis dapat memperkaya kosakata, wawasan, dan perspektif. Semakin banyak pengetahuan yang kita serap, semakin luas pula cakrawala berpikir kita, sehingga kita dapat menemukan ide-ide baru yang segar dan unik. Selain itu, membaca juga dapat membantu kita mengasah kemampuan analisis dan kritis, yang sangat penting dalam proses menulis. Apabila kita salah dalam menentukan topik, bahan bacaan yang telah dikumpulkan dapat menjadi semacam petunjuk untuk menemukan topik baru yang lebih relevan. Dengan menelaah kembali bahan bacaan yang ada, kita dapat menemukan sudut pandang yang berbeda atau detail menarik yang sebelumnya terlewatkan, sehingga memunculkan ide-ide baru untuk tulisan kita. 

Penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (persistense) dalam proses menulis. Tulislah semampu kita dulu, jangan berpikir harus sempurna dan jangan terlalu idealis.

Setelah kita menyelesaikan naskah kasar dari buku yang kita tulis (Rough Draft), tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya buku kita adalah :

1. Editing

Tahap editing adalah proses krusial dalam menghasilkan karya tulis yang berkualitas. Setelah menyelesaikan draf pertama, penulis perlu melakukan pembacaan ulang secara seksama untuk mengidentifikasi dan memperbaiki berbagai aspek tulisan. Mulai dari struktur kalimat, pilihan kata, hingga koherensi alur cerita, semuanya perlu dievaluasi secara kritis. Proses editing ini melibatkan penyempurnaan, penambahan, atau penghapusan bagian-bagian tertentu agar tulisan menjadi lebih jelas, menarik, dan efektif.

Editing bukanlah proses yang hanya dilakukan sekali. Seringkali, penulis perlu melakukan beberapa kali revisi untuk mencapai hasil yang optimal. Setiap kali membaca ulang, penulis mungkin menemukan ide-ide baru, kesalahan yang terlewatkan, atau bagian yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kesediaan untuk melakukan revisi secara berulang adalah kunci untuk menghasilkan karya tulis yang berkualitas.

2. Revising

Revisi adalah proses menyempurnakan sebuah naskah dengan melakukan perubahan-perubahan pada berbagai aspek, mulai dari struktur kalimat hingga keseluruhan isi. Tahap ini sangat penting karena memungkinkan kita untuk mengevaluasi kembali naskah secara menyeluruh dan memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan tersampaikan dengan jelas dan efektif. Dalam proses revisi, kita dapat mengubah beberapa bagian naskah yang dianggap kurang tepat, melengkapi bagian yang masih kosong, dan mengevaluasi kembali keseluruhan naskah untuk menghilangkan kesalahan tulis, tanda baca, atau ketidakkonsistenan gaya penulisan.

Revisi juga melibatkan penilaian terhadap alur cerita, karakterisasi, dan tema yang diangkat. Kita perlu memastikan bahwa alur cerita mengalir dengan lancar, karakter-karakternya berkembang secara realistis, dan tema yang ingin disampaikan tergambar dengan jelas. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan aspek kebahasaan, seperti pemilihan kata, penggunaan kalimat, dan gaya penulisan. Dengan melakukan revisi secara berulang, kita dapat menghasilkan naskah yang lebih baik dan lebih siap untuk dipublikasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun