Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

20 Januari 2025   04:21 Diperbarui: 20 Januari 2025   07:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ilustrasi meta

Pendahuluan 

Setetes tinta hitam dapat mengotori segelas susu yang putih bersih. Begitulah kira-kira makna dari peribahasa 'Karena nila setitik, rusak susu sebelanga'. Peribahasa ini mengajarkan kita tentang betapa mudahnya sebuah kesalahan kecil dapat menghancurkan sesuatu yang besar dan berharga. Dalam era digital seperti sekarang, di mana informasi menyebar dengan sangat cepat, kesalahan kecil dapat memiliki dampak yang jauh lebih luas daripada yang kita bayangkan.

Peribahasa Sunda "halodo sataun lantis ku hujan sapoe" secara sederhana berarti "kemarau panjang bisa sirna hanya dengan hujan sehari". Namun, di balik ungkapan yang singkat ini tersimpan makna mendalam tentang kehidupan dan hubungan antarmanusia. Filosofi ini mengajarkan kita bahwa kebaikan yang telah kita bangun dalam waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun, bisa dengan mudah sirna hanya karena satu kesalahan kecil. Sama seperti kemarau panjang yang bisa berakhir hanya dengan satu hari hujan, begitu pula reputasi dan kepercayaan orang lain kepada kita. Satu tindakan buruk dapat menghapus semua kebaikan yang telah kita lakukan sebelumnya. Dengan demikian, peribahasa ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan menjaga perilaku yang baik.

Pentingnya Berpikir Positif

Setiap individu memiliki sisi baik dan buruk. Sangatlah mudah untuk terfokus pada kesalahan kecil yang mereka lakukan, namun akan jauh lebih bermakna jika kita memilih untuk melihat kebaikan yang telah mereka tunjukkan selama ini. Dengan fokus pada sisi positif, kita tidak hanya menghargai kontribusi mereka, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih harmonis. Ingatlah, kesalahan adalah bagian dari proses belajar, dan tidak seharusnya menghapus seluruh kebaikan yang telah mereka berikan.

Kesalahan adalah manusiawi. Setiap orang pernah melakukan kesalahan, besar maupun kecil. Sebelum kita terburu-buru menghakimi, ada baiknya kita mencoba memahami konteks di balik kesalahan tersebut. Mungkin ada alasan atau tekanan tertentu yang menyebabkan mereka bertindak demikian. Dengan bersikap empati, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling memaafkan.

Memiliki pikiran negatif tentang orang lain tidak hanya merugikan mereka, tetapi juga merugikan diri kita sendiri. Pikiran negatif dapat memicu stres, kecemasan, dan merusak hubungan sosial. Sebaliknya, dengan berpikir positif, kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita sendiri dan menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi orang di sekitar kita."

"Kita semua memiliki perbedaan dalam hal kepribadian, nilai, dan pandangan. Adalah wajar jika kita tidak selalu sepakat dengan orang lain. Namun, perbedaan tidak harus menjadi alasan untuk saling menjatuhkan. Dengan menghargai perbedaan, kita dapat belajar banyak hal dari orang lain dan memperkaya hidup kita."

Dalam Pelangi Keberagaman, Persatuan Berkilau

Keberagaman budaya, etnis, dan agama adalah seperti sebuah pelangi yang menghiasi dunia. Setiap warna memiliki keindahan uniknya, namun semua warna bersatu membentuk sebuah karya seni yang menakjubkan. Menghargai multikulturalisme berarti merayakan keindahan dalam perbedaan. Dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain, kita dapat membangun masyarakat yang inklusif, harmonis, dan kuat.

Membangun Hubungan yang Lebih Baik

Salah satu kunci untuk membangun hubungan yang baik adalah dengan memberikan manfaat bagi orang lain. Ketika kita fokus pada kebaikan mereka, kita secara tidak langsung memberikan mereka dukungan dan motivasi untuk menjadi lebih baik. Ini akan menciptakan lingkaran positif yang menguntungkan semua pihak.

Prinsip "sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain" mengajak kita untuk melampaui sekadar niat baik. Untuk menjalin hubungan yang lebih baik, kita perlu menerjemahkan prinsip ini ke dalam tindakan nyata. Mulai dari hal-sehari-hari, seperti mendengarkan dengan empati, memberikan bantuan tanpa pamrih, hingga berkontribusi pada komunitas, setiap tindakan positif akan mempererat ikatan dengan sesama. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi penerima manfaat dari hubungan, tetapi juga menjadi pemberi manfaat bagi orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada kesempatan untuk berbagi. Baik itu berbagi waktu, pengetahuan, atau sumber daya yang kita miliki. Dengan mencari peluang untuk berbagi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih besar. Prinsip "sebaik-baik manusia" mengajak kita untuk selalu proaktif dalam mencari cara untuk memberikan manfaat bagi sesama.

Untuk dapat bermanfaat bagi orang lain, kita perlu memiliki empati dan kepedulian yang tinggi. Dengan memahami perasaan dan perspektif orang lain, kita dapat memberikan dukungan yang tepat dan membangun hubungan yang tulus. Selain itu, kepedulian terhadap sesama akan mendorong kita untuk mengambil tindakan nyata dalam membantu mereka yang membutuhkan.

Beberapa Kasus Kehidupan

  • 'A' adalah  seorang karyawan teladan di perusahaannya, selama bertahun-tahun selalu menjadi yang terbaik. Namun, serangkaian kemacetan parah membuat dia terlambat beberapa kali. Atasannya, 'B', yang selama ini sangat mengandalkan 'A', mulai merasa ragu dengan dedikasi karyawannya. 'A' berusaha menjelaskan situasi, namun 'B' merasa kecewa. Seiring waktu, dengan bantuan rekan kerja, 'A' berhasil membuktikan kembali komitmennya. 'B' akhirnya menyadari kesalahpahamannya dan kembali mempercayai 'A'.
  • Selama bertahun-tahun, 'R' dan 'B'  selalu rukun. Dari pernikahan mereka telah membuahkan 2 anak yang masih semata wayang. Namun, saat 'R' lupa ulang tahun pernikahan mereka 'B' merasa sangat kecewa. Awalnya, 'R' berusaha menjelaskan bahwa dia memang lupa karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Namun, 'B' merasa penjelasan 'R' tidak cukup. Pertengkaran kecil ini kemudian memicu pembahasan masalah-masalah lama yang selama ini mereka pendam. Saling menyalahkan pun tak terhindarkan, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah sementara waktu.

Kesimpulan

Pepatah "karena nila setitik rusak susu sebelanga" menyadarkan kita bahwa tindakan kecil, baik positif maupun negatif, dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap situasi yang lebih besar. Dalam konteks hubungan antarmanusia, kesalahan kecil bisa merusak kepercayaan dan keharmonisan yang telah dibangun. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak agar tidak merugikan orang lain.

Di sisi lain, mempererat tali persaudaraan adalah kunci untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Ketika kita saling peduli, saling membantu, dan berbagi, kita akan merasa lebih bahagia dan terhubung dengan orang lain. Salah satu cara efektif untuk mempererat tali persaudaraan adalah dengan berbagi manfaat. Dengan memberikan bantuan, dukungan, atau berbagi pengetahuan, kita tidak hanya membuat orang lain merasa dihargai, tetapi juga memperkuat ikatan sosial. Bersyukur, meminta maaf dan memaafkan adalah aksi terbaik untuk memelihara hubungan persaudaraan yang baik.

Salam literasi!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun