Pendahuluan
Urgensi menulis di era cybernetik ini sangatlah besar dan terus meningkat. Di tengah banjirnya informasi digital, kemampuan menulis yang baik menjadi semakin penting. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menulis tetap relevan bahkan di era yang sangat bergantung pada teknologi:Menulis adalah alat komunikasi yang kuat. Dalam dunia digital, kita berkomunikasi melalui email, pesan instan, media sosial, dan platform lainnya. Kemampuan menulis yang baik memungkinkan kita menyampaikan pesan dengan jelas, ringkas, dan persuasif.
Pesan Pemantik dari Keynote Speaker
Bapak Catur Nurrochman Octavia, M.K.Pd.( ketua Asosiasi Guru Menulis PB PGRI), dengan bijak mengingatkan kita bahwa menulis bukan sekadar rangkaian kata. Tulisan yang hidup membutuhkan ruh, jiwa, dan sentuhan emosi yang hanya bisa terlahir dari kedalaman hati manusia. Mesin AI, secanggih apapun, tak mampu meniru keaslian dan kehangatan yang terkandung dalam setiap goresan pena seorang penulis. Â Justru, kesulitan dalam menulis bukan terletak pada teknik atau aturan, melainkan pada keengganan kita untuk memulai. Dengan kata lain, menulis itu mudah, yang sulit adalah meyakinkan diri untuk terus berkarya.
Konsistensi adalah Kunci
Dalam sambutannya pada pembukaan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Ke-32, Dr. Wijaya Kusumah (founder KBMN) memberikan kita sebuah tantangan yang sederhana namun sangat berdampak. Beliau mengatakan :"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". Pesan ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah ajakan untuk mengubah kebiasaan dan menransformasi diri menjadi penulis yang lebih produktif.
Konsistensi memang seringkali dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam segala hal, termasuk menulis. Dengan menulis setiap hari, kita tidak hanya melatih otot-otot kreatif kita, tetapi juga membangun disiplin diri yang kuat. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan menulis ini akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.
Mungkin Anda bertanya, "Apa yang bisa saya tulis setiap hari?" Jawabannya sangat sederhana: apa saja. Mulai dari catatan harian, puisi pendek, cerita fiksi, hingga analisis terhadap suatu peristiwa. Yang penting adalah kita terus menulis, tanpa henti.
Babak Baru Dimulai
Saya sangat antusias menyambut babak baru dalam perjalanan menulis saya. Dengan mengikuti Kegiatan Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang ke-23, saya berharap bisa menggali lebih dalam ilmu menulis dan meningkatkan kualitas tulisan saya. Saya tertarik dengan pelatihan ini karena saya ingin belajar cara menulis multi passion yang lebih efektif. Setelah mengikuti pelatihan, semoga saya bisa menerbitkan buku solo pertama saya berhubung selama ini saya hanya menulis untuk buku antologi berbagai genre, dan itu natural, mungkin saja tulisan-tulisan saya sebelumnya banyak koreksi. Tak ada gading yang yang tak retak, dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan keretakan itu tidak patal dan bisa diminimalisir. Â Dulu, aku hanya menulis untuk diri sendiri, namun kini aku ingin berbagi cerita dan inspirasi kepada orang lain. Babak baru ini akan kuisi dengan eksperimen-eksperimen tulisan yang lebih berani dan inovatif.
Dengan tekad yang bulat, aku siap memasuki babak baru dalam perjalanan literasiku. Babak baru ini akan menjadi tantangan tersendiri. Aku ingin keluar dari zona nyaman dan mencoba genre menulis yang berbeda. Namun, dengan bekal semangat mengikuti pelatihan di KBMN Â semoga diberi kemudahan dan bisa melewati semua rintangan dan terus berkembang sebagai seorang penulis.
Kesimpulan
Catur Nurrochman Octavian, M.K.Pd. dan Dr. Wijaya Kusumah (Omjay), dua sosok inspiratif dalam dunia literasi, memberikan penekanan yang sama pada pentingnya menulis. Catur mengajak kita untuk menulis dengan sepenuh hati, menyuntikkan jiwa dan emosi ke dalam setiap kata yang kita tulis. Sementara itu, Omjay mendorong kita untuk konsisten menulis setiap hari. Dari kedua perspektif ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menulis bukan sekadar aktivitas, melainkan sebuah proses yang dapat memperkaya diri, mengembangkan kreativitas, dan membuka peluang baru. Dengan menulis, kita tidak hanya berbagi ide, tetapi juga membangun koneksi dengan orang lain dan dunia di sekitar kita.
Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H