Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Informasi, Tenggelam dalam Lautan Data : Bisakah Berenang Melawan Arus?

16 Januari 2025   10:37 Diperbarui: 18 Januari 2025   05:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ilustrasi meta

Sejarah Singkat

Istilah "banjir informasi" atau dalam bahasa Inggris, "information overload", pertama kali diperkenalkan oleh Bertram Gross dalam buku "The Managing of Organizations" pada tahun 1964. Konsep ini kemudian semakin populer setelah Alvin Toffler membahasnya secara mendalam dalam bukunya yang terkenal, "Future Shock" pada tahun 1970. Toffler menggambarkan bagaimana masyarakat modern dihadapkan pada arus informasi yang begitu deras sehingga sulit untuk diproses dan dipahami.

Apa Itu Banjir Informasi?

Banjir informasi merujuk pada kondisi di mana seseorang dihadapkan pada terlalu banyak informasi dalam waktu yang bersamaan. Informasi ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti media sosial, berita, email, dan internet secara umum. Akibatnya, individu kesulitan untuk menyaring informasi yang relevan, membuat keputusan yang tepat, dan bahkan dapat mengalami stres serta kelelahan mental.

Penyebab Banjir Informasi

  • Munculnya internet dan media sosial telah mempermudah penyebaran informasi secara cepat dan masif.
  •  Semakin banyaknya sumber informasi yang tersedia, baik online maupun offline.
  • Informasi baru terus bermunculan dengan sangat cepat, sehingga sulit untuk mengikuti perkembangannya.
  • Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaring informasi yang benar.

Fenomena Banjir Informasi dan Ketergantungan Gadget

Ketergantungan kita pada gadget ibarat gletser yang terus-menerus mencair. Semakin banyak fitur dan aplikasi yang ditawarkan oleh gadget, semakin banyak pula informasi yang mengalir deras ke dalam kehidupan kita. Layaknya gletser yang mencair dan menyebabkan air bah, begitu pula dengan banjir informasi yang menggenangi pikiran kita. Setiap notifikasi, pesan, atau update adalah tetesan air yang tak terhitung jumlahnya, perlahan-lahan mengisi dan akhirnya meluap.

Banjir informasi yang kita alami saat ini adalah akibat dari kemajuan teknologi yang begitu pesat. Jika dulu kita hanya mengandalkan buku dan televisi sebagai sumber informasi, kini kita memiliki akses ke jutaan informasi hanya dengan sentuhan jari. Kemudahan akses ini memang membawa banyak manfaat, namun di sisi lain juga menimbulkan masalah baru. Sama seperti gletser yang mencair akibat pemanasan global, ketergantungan kita pada gadget telah menciptakan kondisi yang memungkinkan banjir informasi terjadi.

Dampak Banjir Informasi

Akibat dari banjir informasi ini, kita seringkali merasa kewalahan, kesulitan fokus, dan sulit membuat keputusan. Sama seperti orang yang terjebak dalam banjir, kita merasa terombang-ambing oleh arus informasi yang begitu deras. Kita kesulitan untuk menyaring informasi yang relevan dan membedakan fakta dari fiksi. Akibatnya, kita rentan terhadap misinformasi dan hoaks. Selain itu terlalu banyak pilihan dan informasi dapat membuat seseorang kesulitan mengambil keputusan. Apalagi  terus-menerus terpapar informasi dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan kelelahan mental. Sulitnya fokus pada tugas yang sedang dikerjakan karena terus terganggu oleh notifikasi dan informasi baru. Juga kemudahan penyebaran informasi dan membuka peluang bagi penyebaran berita bohong atau hoaks.

Cara Mengatasi Banjir Informasi

  • Tentukan waktu khusus untuk mengakses informasi dan batasi penggunaan perangkat elektronik.
  • Jangan mudah percaya pada semua informasi yang ada, terutama yang berasal dari sumber yang tidak jelas.
  •  Manfaatkan fitur filter dan blokir pada perangkat untuk membatasi jenis informasi yang masuk.
  • Pelajari cara mengevaluasi informasi dan membedakan fakta dengan opini.
  • Berikan waktu untuk diri sendiri untuk bersantai dan melakukan kegiatan yang menyenangkan.

Kesimpulan

Banjir informasi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari di era digital. Namun, dengan kesadaran dan upaya yang tepat, kita dapat mengelola informasi dengan lebih baik dan menghindari dampak negatifnya. Penting bagi kita untuk mengembangkan kemampuan literasi digital dan memilih sumber informasi yang terpercaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun