Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Kata Sejuta Makna : Pentingnya Menjaga Lisan

12 Januari 2025   17:32 Diperbarui: 12 Januari 2025   17:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendahuluan 

Lisan, anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Melalui lisan, kita dapat berkomunikasi, berbagi ilmu, mengungkapkan perasaan, dan menjalin hubungan dengan sesama. Namun, di balik keindahannya, lisan juga menyimpan kekuatan yang dahsyat. Satu kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi berkah atau musibah, membangun atau meruntuhkan. Oleh karena itu, menjaga lisan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan kita.

Setengah dari masalah hidup ini dapat ditelusuri melalui kebiasaan menggunakan kata-kata. Saking kuat pengaruh kata-kata sejumlah orang  bijak berkeyakinan kalau kata-kata memiliki kekuatan untuk menyehatkan. Pun sebaliknya memiliki kekuatan untuk membunuh.

Mengapa Menjaga Lisan Sangat Penting?

  • Perintah Langsung dari Allah: Al-Qur’an dengan tegas memerintahkan kita untuk berkata yang baik. Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 70-71, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu."   
  • Mencegah Perselisihan: Ucapan yang tidak baik dapat memicu perselisihan, permusuhan, dan merusak hubungan antar sesama.
  • Menjaga Hati Sendiri: Perkataan yang buruk dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari dan merusak ketenangan hati.
  • Menjadi Cerminan Akhlak: Cara kita berbicara mencerminkan kepribadian dan akhlak kita.

Dampak Negatif Ucapan yang Tidak Baik

  • Merusak Hubungan: Ucapan yang menyakitkan dapat merusak hubungan dengan keluarga, teman, dan rekan kerja.
  • Menimbulkan Fitnah: Gosip dan fitnah yang tersebar dapat menghancurkan reputasi seseorang.
  • Menjauhkan Diri dari Allah: Ucapan yang buruk dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT.

Cara Menjaga Lisan

  • Berpikir Sebelum Berbicara: Sebelum mengucapkan sesuatu, pikirkan baik-baik apakah perkataan itu bermanfaat atau justru merugikan.
  • Berkata Jujur: Selalu ucapkan kebenaran, meskipun pahit.
  • Hindari Ghibah dan Namimah: Jauhi perbuatan menggunjing dan menyebarkan berita bohong.
  • Berkata Baik: Usahakan selalu mengucapkan kata-kata yang baik, sopan, dan menyejukkan hati.
  • Perbanyak Istighfar: Meminta ampunan kepada Allah atas kesalahan lisan yang telah kita lakukan.

Bagi seorang muslim, penyataan Ali bin Abi Thalib (599-611) bisa menjadi panduan bagaimana kesejatian menggunakan kata-kata. Dan, kata-kata itu representasi diri.

Begini ujar sahabat sekaligus menantu Rasulullah itu:

 "Kamu adalah tuan atas apa yang kamu katakan sampai kamu mengucapkannya. Setelah itu kamu adalah tawanan dari apa yang kamu katakan "

Kalimat ini menggarisbawahi dua prinsip penting dalam berkomunikasi: kebenaran dan bijaksana.

  • Kebenaran: Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu menyampaikan informasi yang akurat dan jujur. Kepercayaan adalah pondasi dari setiap hubungan, dan kebenaran adalah kunci untuk membangun kepercayaan itu.
  • Kebijaksanaan: Namun, sekedar menyampaikan kebenaran saja tidak cukup. Kita juga harus mempertimbangkan konteks, waktu, dan siapa yang menjadi pendengar kita. Terkadang, kebenaran yang disampaikan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek ini justru dapat melukai perasaan orang lain atau menimbulkan kesalahpahaman.

Prinsip ini juga sangat relevan di era digital. Informasi menyebar dengan sangat cepat di dunia maya. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata yang kita tulis atau ucapkan secara online. Sebuah komentar yang tidak dipikirkan matang-matang dapat berdampak buruk dan sulit untuk dihapus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun