Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Deteksi Empati : Seberapa Sensitif Anda Memahami Perasaan Orang Lain?

10 Januari 2025   20:08 Diperbarui: 10 Januari 2025   21:47 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendahuluan 

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, ia pasti membutuhkan orang lain mulai dari lahir ke bumi  hingga berakhir kembali ke pangkuan bumi. Namun sayangnya, manusia memiliki sift egois yang lebih mementingkan diri sendiri. Sifat egois inilah yang merusak hubungan dengan orang lain. Namun sifat egois ini dapat diantisipasi dengan mengembangkan sifat empati terhadap sesama. Empati, kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, adalah salah satu kunci penting dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Namun, bagaimana kita bisa mengetahui seberapa besar tingkat empati yang kita miliki? Mari kita bahas lebih dalam mengenai cara menakar kadar empati.

Empati adalah Fitrah Manusia

Dalam Kamus Besar Bahasa INdonesia, menyebutkan bahwa empati merupakan kemampuan menghadapi perasaan dan pikiran orang lain. Dengan kata lain empati merupakan sikap yang membuat seseorang merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Fitrah setiap manusia yang terlahir, siapapun dia telah dibekali perasaan empati. Hanya saja, seiring perkembangannya empati harus diasah. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengasah empati? Sebenarnya banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dari hal terkecil, misalnya menawarkan berbagi makanan kepada orang lain, menjenguk orang sakit, menebar senyum, membantu tetangga dan sebagainya. Semuanya berpulang kepada kita, mau atau tidak melakukannya. 

Mengapa Penting untuk Menakar Empati?

  • Membangun Hubungan: Empati yang tinggi memungkinkan kita untuk lebih memahami dan berempati dengan orang lain, sehingga hubungan interpersonal menjadi lebih kuat.
  • Resolusi Konflik: Dengan memahami perspektif orang lain, kita dapat lebih mudah menyelesaikan konflik dan menemukan solusi yang saling menguntungkan.
  • Pertumbuhan Pribadi: Menyadari tingkat empati diri sendiri memungkinkan kita untuk terus mengembangkan diri dan menjadi pribadi yang lebih baik

Cara Menakar Kadar Empati

Menetapkan angka pasti untuk mengukur empati memang sulit, namun ada beberapa indikator yang dapat kita perhatikan:

  • Kemampuan Mendengarkan: Seberapa baik kita mendengarkan orang lain tanpa menyela atau menghakimi? Apakah kita berusaha memahami perasaan mereka di balik kata-kata yang mereka ucapkan?
  • Perhatian terhadap Orang Lain: Apakah kita memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain? Apakah kita peduli dengan kesejahteraan mereka?
  • Pemahaman Perspektif Lain: Apakah kita dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat situasi dari sudut pandang mereka?
  • Reaksi terhadap Emosi Orang Lain: Bagaimana reaksi kita ketika melihat orang lain mengalami emosi yang kuat? Apakah kita cenderung mengabaikan, menghakimi, atau berusaha membantu?
  • Tingkat Keterlibatan Sosial: Seberapa aktif kita dalam berinteraksi dengan orang lain? Apakah kita memiliki banyak teman dan terlibat dalam kegiatan sosial?

Meningkatkan Kadar Empati

Jika kita merasa ingin meningkatkan kadar empati, berikut beberapa tips yang dapat kamu coba:

  • Latih Kemampuan Mendengarkan: Berlatihlah untuk menjadi pendengar yang aktif. Fokuslah pada pembicara, jangan menyela, dan ajukan pertanyaan yang menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan.
  • Baca Buku dan Tonton Film: Konsumsilah karya fiksi yang dapat membantumu memahami perspektif orang lain.
  • Berlatih Perspektif-Taking: Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Bayangkan bagaimana perasaan mereka jika berada dalam situasi yang sama.
  • Berinteraksi dengan Orang yang Berbeda: Semakin banyak kamu berinteraksi dengan orang yang berbeda latar belakang dan pengalaman, semakin luas pula pemahamanmu tentang dunia.
  • Latih Empati dalam Kehidupan Sehari-hari: Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti menawarkan bantuan kepada orang yang membutuhkan atau mengucapkan kata-kata yang baik.

Teladan Bersikap Empati

1. Rasulullah saw. selalu  melakukan empati. Pada suatu malam, ada seorang Badui mengetuk pintu rumah Rasulullah dan meminta baantuan makana, pakaian dan uang. Namun, karena Rasulullah pun tidak memiliki apa yang diinginkanorang itu, beliau dengan penuh kasih sayang memberikan solusi dengan menyuruh Bilal (sahabatnya) menunjukkan rumah Fatima, puterinya yag kemudian memberikan bantuan secukupnya.

2. Ketika memimpin salat berjama'ah dan mendengar ada tangisan amak kecil, beliau langsung memendekkan bacaan salatnya. Pada kesempatan lain, ketika mengetahui bahwa ada jama'ahnya juga terdapat orang yang sedang sakit, beliau juga memendekkan bacaan saatnya. 

3. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa perumpamaaan kaum Muslimin dalam saling menyayangi seperti satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut pula merasakan hal yang sama. 

Kesimpulan

Menakar kadar empati bukanlah hal yang mudah, namun dengan memahami indikator-indikatornya dan melakukan upaya untuk meningkatkannya, kita dapat menjadi pribadi yang lebih empati dan membangun hubungan yang lebih berarti. Ingatlah, empati adalah sebuah keterampilan yang dapat terus diasah dan dikembangkan seiring berjalannya waktu.

Dalam proses pengembangan diri, sikap empati menjadi jalan kesuksesan berinteraksi dengan orang lain. Bila sifat empati menjadi karakter kuat, siapapun yang berada di sekitar kita pasti akan merasakan manfaat.

Salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun